21
g Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru
h Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa
i Menyegarkan kembali pengetahuan siswa
28
Menurut Harlen lebih jauh mengungkapkan bahwa pertanyaan merupakan komponen yang amat diperlukan dalam pembelajaran,
yang menjadi ciri dari model sebuah pembelajaran. Pertanyaan dalam pembelajaran digunakan untuk berbagai macam tujuan, diantaranya
adalah untuk mengontrol siswa, sebagai informasi, untuk menguji daya ingat siswa, untuk mendorong siswa berpikir, untuk
mengarahkan dan menuntun pada arah tertentu, dan untuk mengungkapkan gagasan siswa.
29
b. Pengertian Pertanyaan Produktif
Guru sangat dianjurkan untuk mengajukan pertanyaan dalam proses pembelajaran. Bertanya merupakan keterampilan dasar yang
harus dikuasai guru karena sampai saat ini kegiatan bertanya masih dianggap metode yang efektif sebagai selingan metode ceramah.
Pertanyaan yang efektif lebih potensial daripada metode mengajar yang lain, terutama jika ingin mendorong siswa berpikir dan bernalar.
Selanjutnya diketahui juga bahwa dengan menggunakan pertanyaan yang efektif berarti guru mendorong siswa untuk berpikir dan bernalar
sehingga belajar menjadi terpusat pada diri siswa.
30
Peningkatan pertanyaan yang menyangkut kualitas pertanyaan akan tertuju pada proses berpikir yang diharapkan terjadi pada diri
siswa. Pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban berupa fakta atau informasi akan mengakibatkan proses berpikir yang lebih rendah
pada penjawab pertanyaan. Namun pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban dimana jawaban tersebut harus diorganisasi
28
Kunandar, Guru Profesional : Implementasi KTSP dan sukses dalam sertifikasi guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, h. 310
29
Wayne Harlen, op.cit, h. 109
30
Nuryani Y.Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas Negeri Malang, 2005, Cet.1, h. 206
22
atau disusun dari fakta-fakta atau informasi sebelumnya membutuhkan proses yang lebih tinggi dan kompleks.
31
Dengan demikian kualitas suatu pertanyaan akan bersangkut paut dengan jenis-jenis pertanyaan
itu. Beberapa pengelompokkan pertanyaan telah dilakukan Sheila
Jelly seperti yang dikutip Ari Widodo, pertanyaan dibedakan menjadi dua yakni pertanyaan produktif dan non produktif. Pertanyaan
produktif adalah pertanyaan yang jawabannya bisa ditemukan melalui kegiatan atau pengamatan, sedangkan pertanyaan non produktif adalah
pertanyaan yang jawabannya didasarkan pada buku atau sumber kedua lainnya.
Tabel 2.1 Perbedaan antara Pertanyaan Produktif dan Pertanyaan Nonproduktif
Pertanyaan Nonproduktif Pertanyaan Produktif
a Mendorong munculnya
pengertian sains sebagai informasi
a Mendorong munculnya
pengertian bahwa sains adalah cara kerja
b Jawaban diperoleh dari
sumber kedua misalnya dari bacaan
b Jawaban diperoleh dari
pengamatan langsung yang menuntut tindakan
pengamatanpercobaan c
Cenderung menekankan bahwa ada jawaban tertentu
c Mendorong munculnya
kesadaran bahwa jawaban
31
Marno, M.Idris, op.cit., h. 116
23
Pertanyaan Nonproduktif Pertanyaan Produktif
yang benar yang berbeda bisa saja benar,
tergantung konteksnya. d
Anak yang mempunyai kemampuan verbal yang baik
cenderung lebih aktif dan banyak menjawab
d Hampir semua anak bisa
menjawab pertanyaan
32
Sedangkan menurut Nuryani Y.Rustaman pertanyaan produktif adalah pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk berbuat atau
melakukan sesuatu. Sebaliknya pertanyaan nonproduktif memerlukan jawaban terpikir dan yang diucapkan, yang tidak selalu mudah
dilakukan oleh siswa.
33
Menurut Kinkin Suartini dalam Dwirahayu mengungkapkan peranan
guru dalam
kegiatan pembelajaran
sains dengan
menggunakan metode inquiry adalah menstimulus siswa agar tertantang untuk berpikir kritis.
34
Bertanya merupakan salah satu cara untuk menstimulus siswa agar berpikir kritis. Selain membuat siswa
berpikir kritis juga memiliki fungsi lainnya dalam kegiatan pembelajaran, seperti:
1 Memberikan dorongan dan pengarahan kepada siswa dalam
berpikir untuk memecahkan suatu masalah 2
Memberikan latihan kepada siswa untuk menggunakan informasi dan keterampilan memproseskan perolehan dalam menjelaskan
atau memecahkan suatu masalah
32
Ari Widodo, Peningkatan Kemampuan Mahasiswa PGSD dalam Mengajukan Pertanyaan Produktif untuk Mendukung Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri, Jurnal Pendidikan, Vol. 10,
No.1, Maret 2009, h. 23
33
Nuryani Y.Rustaman dkk., op.cit., h. 207
34
Gelar Dwirahayu dan Munasprianto Ramli, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar Sebuah Antologi, Jakarta: PIC UIN, 2007, h. 105
24
3 Memberikan dorongan atau mengajak siswa untuk berpikir dan
memecahkan suatu masalah dengan kemampuannya sendiri 4
Memberikan dorongan atau mengajak siswa untuk berperan serta secara aktif dalam proses belajar-mengajar
5 Memperoleh umpan balik dari siswa mengenai:
a tingkat keberhasilan penyampaian bahan ajar
b daya serap siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dibahas
c ketepatan bahan pelajaran yang telah dipilih untuk mencapai
tujuan yang telah dirumuskan d
bagian-bagian bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit atau belum dipahami
6 Merangsang rasa ingin tahu siswa
7 Merangsang penanaman nilai-nilai tertentu.
35
Mengajukan berbagai pertanyaan menantang termasuk salah satu cara untuk merangsang berpikir kreatif pada diri siswa. Pertanyaan
menantang ini berhubungan dengan jenis-jenis pertanyaan yang bersifat sebagai berikut:
a Menanyakan apa kemungkinan-kemungkinan akibat apabila
kejadian yang telah pernah terjadi dan yang tidak pernah terjadi. b
Menanyakan kemungkinan-kemungkinan akibat dari suatu situasi yang memang belum pernah terjadi, tetapi siswa harus
membayangkan apa saja kemungkinan-kemungkinan akibatnya andaikata kejadian atau situasi itu terjadi di sini.
36
Elsgeest seperti yang dikutip Harlen menyarankan pertanyaan yang diajukan guru sebaiknya memiliki tujuan lebih jelas dan
menghasilkan kemudian menyatakan pertanyaan nonproduktif sebagai pertanyaan-pertanyaan
pengujian. Selanjutnya
membedakan pertanyaan-pertanyaan produktif berdasarkan urutannya dalam
memotivasi siswa untuk melakukan penyelidikan:
35
Ibid., h. 107
36
Edi Soegito, Yuliani Nurani, Kemampuan Dasar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2003, Cet.5, h. 2.2
25
1 Pertanyaan yang memfokuskan perhatian
Contoh: Sudahkah kamu perhatikan …? 2
Pertanyaan mengukur dan membilang Contoh: Berapa banyak? Berapa lama?
3 Pertanyaan membandingkan
Contoh: Apakah persamaan dari kedua helai daun? 4
Pertanyaan tindakan Contoh: Apakah yang akan terjadi apabila seberkas cahaya
mengenai tubuh cacing tanah? 5
Pertanyaan menghadapkan pada masalah a
Contoh: Dapatkah kaupikirkan cara untuk memperjelas maksudnya?
b Bagaimana kamu dapat membuat bayang-bayang
yang berwarna?
37
Dalam model pembelajaran inkuiri terstruktur, pertanyaan produktif sangat penting gunanya untuk membimbing siswa pada
proses inkuiri. Pertanyaan produktif yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pertanyaan yang jawabannya hanya dapat
ditemukan siswa melalui sebuah kegiatan. Dengan demikian berdasarkan penjelasan diatas pertanyaan produktif dalam model
pembelajaran inkuiri terstruktur adalah pertanyaan yang menuntun siswa untuk melakukan pengamatan atau penyelidikan sehingga
mendorong siswa untuk berinkuiri berdasarkan prosedur kerja yang telah diberikan guru.
c. Urgensi Pertanyaan Produktif dalam Pembelajaran Inkuiri Terstruktur