Pengertian Pertanyaan Produktif Deskripsi Teoritis 1. Pembelajaran Inkuiri

21 g Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru h Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa i Menyegarkan kembali pengetahuan siswa 28 Menurut Harlen lebih jauh mengungkapkan bahwa pertanyaan merupakan komponen yang amat diperlukan dalam pembelajaran, yang menjadi ciri dari model sebuah pembelajaran. Pertanyaan dalam pembelajaran digunakan untuk berbagai macam tujuan, diantaranya adalah untuk mengontrol siswa, sebagai informasi, untuk menguji daya ingat siswa, untuk mendorong siswa berpikir, untuk mengarahkan dan menuntun pada arah tertentu, dan untuk mengungkapkan gagasan siswa. 29

b. Pengertian Pertanyaan Produktif

Guru sangat dianjurkan untuk mengajukan pertanyaan dalam proses pembelajaran. Bertanya merupakan keterampilan dasar yang harus dikuasai guru karena sampai saat ini kegiatan bertanya masih dianggap metode yang efektif sebagai selingan metode ceramah. Pertanyaan yang efektif lebih potensial daripada metode mengajar yang lain, terutama jika ingin mendorong siswa berpikir dan bernalar. Selanjutnya diketahui juga bahwa dengan menggunakan pertanyaan yang efektif berarti guru mendorong siswa untuk berpikir dan bernalar sehingga belajar menjadi terpusat pada diri siswa. 30 Peningkatan pertanyaan yang menyangkut kualitas pertanyaan akan tertuju pada proses berpikir yang diharapkan terjadi pada diri siswa. Pertanyaan yang hanya mengharapkan jawaban berupa fakta atau informasi akan mengakibatkan proses berpikir yang lebih rendah pada penjawab pertanyaan. Namun pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban dimana jawaban tersebut harus diorganisasi 28 Kunandar, Guru Profesional : Implementasi KTSP dan sukses dalam sertifikasi guru, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, h. 310 29 Wayne Harlen, op.cit, h. 109 30 Nuryani Y.Rustaman, dkk., Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas Negeri Malang, 2005, Cet.1, h. 206 22 atau disusun dari fakta-fakta atau informasi sebelumnya membutuhkan proses yang lebih tinggi dan kompleks. 31 Dengan demikian kualitas suatu pertanyaan akan bersangkut paut dengan jenis-jenis pertanyaan itu. Beberapa pengelompokkan pertanyaan telah dilakukan Sheila Jelly seperti yang dikutip Ari Widodo, pertanyaan dibedakan menjadi dua yakni pertanyaan produktif dan non produktif. Pertanyaan produktif adalah pertanyaan yang jawabannya bisa ditemukan melalui kegiatan atau pengamatan, sedangkan pertanyaan non produktif adalah pertanyaan yang jawabannya didasarkan pada buku atau sumber kedua lainnya. Tabel 2.1 Perbedaan antara Pertanyaan Produktif dan Pertanyaan Nonproduktif Pertanyaan Nonproduktif Pertanyaan Produktif a Mendorong munculnya pengertian sains sebagai informasi a Mendorong munculnya pengertian bahwa sains adalah cara kerja b Jawaban diperoleh dari sumber kedua misalnya dari bacaan b Jawaban diperoleh dari pengamatan langsung yang menuntut tindakan pengamatanpercobaan c Cenderung menekankan bahwa ada jawaban tertentu c Mendorong munculnya kesadaran bahwa jawaban 31 Marno, M.Idris, op.cit., h. 116 23 Pertanyaan Nonproduktif Pertanyaan Produktif yang benar yang berbeda bisa saja benar, tergantung konteksnya. d Anak yang mempunyai kemampuan verbal yang baik cenderung lebih aktif dan banyak menjawab d Hampir semua anak bisa menjawab pertanyaan 32 Sedangkan menurut Nuryani Y.Rustaman pertanyaan produktif adalah pertanyaan yang mengarahkan siswa untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Sebaliknya pertanyaan nonproduktif memerlukan jawaban terpikir dan yang diucapkan, yang tidak selalu mudah dilakukan oleh siswa. 33 Menurut Kinkin Suartini dalam Dwirahayu mengungkapkan peranan guru dalam kegiatan pembelajaran sains dengan menggunakan metode inquiry adalah menstimulus siswa agar tertantang untuk berpikir kritis. 34 Bertanya merupakan salah satu cara untuk menstimulus siswa agar berpikir kritis. Selain membuat siswa berpikir kritis juga memiliki fungsi lainnya dalam kegiatan pembelajaran, seperti: 1 Memberikan dorongan dan pengarahan kepada siswa dalam berpikir untuk memecahkan suatu masalah 2 Memberikan latihan kepada siswa untuk menggunakan informasi dan keterampilan memproseskan perolehan dalam menjelaskan atau memecahkan suatu masalah 32 Ari Widodo, Peningkatan Kemampuan Mahasiswa PGSD dalam Mengajukan Pertanyaan Produktif untuk Mendukung Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri, Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No.1, Maret 2009, h. 23 33 Nuryani Y.Rustaman dkk., op.cit., h. 207 34 Gelar Dwirahayu dan Munasprianto Ramli, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar Sebuah Antologi, Jakarta: PIC UIN, 2007, h. 105 24 3 Memberikan dorongan atau mengajak siswa untuk berpikir dan memecahkan suatu masalah dengan kemampuannya sendiri 4 Memberikan dorongan atau mengajak siswa untuk berperan serta secara aktif dalam proses belajar-mengajar 5 Memperoleh umpan balik dari siswa mengenai: a tingkat keberhasilan penyampaian bahan ajar b daya serap siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dibahas c ketepatan bahan pelajaran yang telah dipilih untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan d bagian-bagian bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit atau belum dipahami 6 Merangsang rasa ingin tahu siswa 7 Merangsang penanaman nilai-nilai tertentu. 35 Mengajukan berbagai pertanyaan menantang termasuk salah satu cara untuk merangsang berpikir kreatif pada diri siswa. Pertanyaan menantang ini berhubungan dengan jenis-jenis pertanyaan yang bersifat sebagai berikut: a Menanyakan apa kemungkinan-kemungkinan akibat apabila kejadian yang telah pernah terjadi dan yang tidak pernah terjadi. b Menanyakan kemungkinan-kemungkinan akibat dari suatu situasi yang memang belum pernah terjadi, tetapi siswa harus membayangkan apa saja kemungkinan-kemungkinan akibatnya andaikata kejadian atau situasi itu terjadi di sini. 36 Elsgeest seperti yang dikutip Harlen menyarankan pertanyaan yang diajukan guru sebaiknya memiliki tujuan lebih jelas dan menghasilkan kemudian menyatakan pertanyaan nonproduktif sebagai pertanyaan-pertanyaan pengujian. Selanjutnya membedakan pertanyaan-pertanyaan produktif berdasarkan urutannya dalam memotivasi siswa untuk melakukan penyelidikan: 35 Ibid., h. 107 36 Edi Soegito, Yuliani Nurani, Kemampuan Dasar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka, 2003, Cet.5, h. 2.2 25 1 Pertanyaan yang memfokuskan perhatian Contoh: Sudahkah kamu perhatikan …? 2 Pertanyaan mengukur dan membilang Contoh: Berapa banyak? Berapa lama? 3 Pertanyaan membandingkan Contoh: Apakah persamaan dari kedua helai daun? 4 Pertanyaan tindakan Contoh: Apakah yang akan terjadi apabila seberkas cahaya mengenai tubuh cacing tanah? 5 Pertanyaan menghadapkan pada masalah a Contoh: Dapatkah kaupikirkan cara untuk memperjelas maksudnya? b Bagaimana kamu dapat membuat bayang-bayang yang berwarna? 37 Dalam model pembelajaran inkuiri terstruktur, pertanyaan produktif sangat penting gunanya untuk membimbing siswa pada proses inkuiri. Pertanyaan produktif yang digunakan dalam pembelajaran ini adalah pertanyaan yang jawabannya hanya dapat ditemukan siswa melalui sebuah kegiatan. Dengan demikian berdasarkan penjelasan diatas pertanyaan produktif dalam model pembelajaran inkuiri terstruktur adalah pertanyaan yang menuntun siswa untuk melakukan pengamatan atau penyelidikan sehingga mendorong siswa untuk berinkuiri berdasarkan prosedur kerja yang telah diberikan guru.

c. Urgensi Pertanyaan Produktif dalam Pembelajaran Inkuiri Terstruktur

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 9 48

PENGARUH SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

3 27 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

0 5 45

PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM SIMULASI PHET DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

2 17 242

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP.

0 0 15

PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI PERKEMBANGAN TEORI ATOM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.

0 1 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEP GERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA.

2 2 50

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN TINGKAT KEPERCAYAAN SISWA SMA DALAM MENJAWAB PERTANYAAN KONSEP JARINGAN TUMBUHAN.

0 1 42

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA KONSEP JARINGAN TUMBUHAN.

0 2 46

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP SISTEM GERAK TUMBUHAN.

0 2 34