Penguasaan Konsep Urgensi Pertanyaan Produktif dalam Pembelajaran Inkuiri Terstruktur

27 pendapat dan meningkatkan kegiatan belajar mengajar. 40 Dengan demikian kegiatan pembelajaran IPA melalui kegiatan ilmiah yang menerapkan pertanyaan produktif akan sejalan dengan hakikat IPA yaitu IPA bukan hanya sekedar produk namun juga sebagai proses.

4. Penguasaan Konsep

Dalam mempelajari sebuah konsep orang akan mengadakan abstraksi, yaitu dalam objek-objek yang meliputi benda, kejadian dan orang hanya ditinjau dari aspek-aspek tertentu saja. Objek tidak ditinjau dalam semua detail-detailnya, tetapi aspek tertentu seolah diangkat dan disendirikan. Dengan demikian konsep dapat diartikan sebagai satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. 41 Konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri, karakter, atau atribut yang sama dari sekelompok objek dari suatu fakta, baik merupakan suatu peristiwa, benda atau fenomena di alam yang membedakannya dari kelompok lainnya. 42 Menurut Ausubel seperti yang dikutip Dahar konsep-konsep diperoleh dengan dua cara yaitu formasi konsep dan asimilasi konsep. Formasi konsep terutama merupakan bentuk perolehan konsep-konsep sebelum anak-anak masuk sekolah. Asimilasi konsep merupakan cara utama untuk memperoleh konsep-konsep selama dan sesudah sekolah. 43 Prayekti mengungkapkan bahwa penguasaan konsep merupakan penguasaan terhadap abstraksi yang memiliki satu kelas atau objek-objek kejadian atau hubungan yang mempunyai atribut yang sama. 44 Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan berupa 40 Nuryani Y.Rustaman, Andrian Rustaman, Peranan Pertanyaan Produktif dalam Pengembangan KPS dan LKS, bahan seminar dan lokakarya FPMIPA UPI, 2003 http:file.upi.eduDirektoriD2020FPMIPAJUR.20PEND.20BIOLOGI13135375520 20ANDRIAN20RUSTAMANPERANAN20PERTANYAAN20PRODUKTIF2C20KP S202620LKS.pdf diakses pada tanggal 10 Desember 2010, h. 7 41 Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1996, Cet.4, h. 82 42 Nuryani Y.Rustaman, dkk, op.cit.., h. 51 43 Ratna W. Dahar, Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga, 1996, h. 81 44 Prayekti, Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat pada Pembelajaran IPA SD, diakses pada tanggal 20 Januari 2011 dari http:jurnal.pdii.lipi.go.idadminjurnal590617.pdf , h. 2 28 materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama keilmuan tersebut haruslah dimiliki dan dikuasai siswa secara tuntas, bukan hanya dalam bentuk hafalan. 45 Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan mentalotak. Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir berdasarkan taksonomi Bloom, mulai dari tingkatan yang rendah sampai tinggi, yakni pengetahuaningatan-knowledge, pemahaman-comprehension, penerapan-application, analisis-analysis, sintesis-syntesis, evaluasi- evaluation. Pada tahun 2001, Lorin W. Anderson dan David R.Krathwohl melakukan revisi terhadap taksonomi Bloom teori kognitif menjadi: a. Ingatan remember adalah kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang telah dipelajari dan tersimpan dalam memori jangka panjang long term memory. b. Pemahaman understand adalah membangun pengertian dari pesan instruksional termasuk pesan secara lisan, tulisan dan komunikasi secara grafis. c. Penerapan apply adalah kemampuan menyelesaikan atau menggunakan prosedur yang dipelajarinya pada suatu keadaan. d. Analisis analyze adalah kemampuan untuk menguraikan materi menjadi komponen-komponennya dan menentukan bagaimana komponen- komponen tersebut berhubungan satu dengan yang lainnya sehingga secara keseluruhan menjadi suatu struktur atau pengertian. e. Evaluasi evaluate adalah kemampuan untuk membuat pertimbangan suatu penilaian terhadap sesuatu berdasarkan ukuran-ukuran atau standar yang diterapkan. f. Mencipta create adalah kemampuan untuk menyusun kembali unsur- unsur ke dalam suatu pola atau struktur baru. 46 45 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, h. 14 46 Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl; whit Peter W. Airasian et. al., A Taxonomy for Learning, Teaching and Assesing, Newyork: Longman, 2001, h. 67-68 29 Penguasaan konsep merupakan penguasaan materi berkenaan dengan hasil konstruksi pengetahuan setelah pembelajaran. 5. Konsep Struktur Jaringan Tumbuhan Pada penelitian ini konsep struktur jaringan tumbuhan dibatasi pada beberapa subkonsep utama yang menyangkut macam-macam jaringan tumbuhan yakni jaringan epidermis, jaringan dasar, penyokong dan pengangkut serta jaringan pada organ tanaman. Selanjutnya, setiap sub-sub konsep tersebut tentu berkaitan dengan fungsinya masing-masing. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk mata pelajaran Biologi kelas XI pada konsep struktur jaringan tumbuhan memiliki kompetensi dasar mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkannya dengan fungsinya. Karakteristik materi ini banyak memberikan fakta-fakta sehingga dengan melakukan kegiatan untuk membuktikan adanya macam-macam struktur jaringan tumbuhan diharapkan siswa mendapat pengalaman atas macam-macam struktur jaringan tumbuhan sehingga dapat mengaitkannya dengan fungsi yang dimiliki jaringan tersebut. Oleh sebab itu diperlukan model pembelajaran yang berorientasi pada konstruktivisme untuk memperoleh verifikasi atas teori yang ada di bawah bimbingan guru. Dengan pengalaman yang didapat siswa melalui proses inkuiri diharapkan penguasaan konsep siswa lebih mendalam.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Di bawah ini penulis paparkan beberapa hasil penelitian yang bersinggungan dengan judul penelitian, diantaranya: Siti Sriyati, Yanti Rumbiyati, dan Rengky Meliani dengan penelitian yang berjudul “Penerapan Pertanyaan Produktif Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Kemampuan Kerja Ilmiah dan Pemahaman Konsep Siswa di SMA”. Dalam kesimpulannya dikatakan terjadi

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 9 48

PENGARUH SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

3 27 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

0 5 45

PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM SIMULASI PHET DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

2 17 242

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP.

0 0 15

PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI PERKEMBANGAN TEORI ATOM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.

0 1 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEP GERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA.

2 2 50

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN TINGKAT KEPERCAYAAN SISWA SMA DALAM MENJAWAB PERTANYAAN KONSEP JARINGAN TUMBUHAN.

0 1 42

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA KONSEP JARINGAN TUMBUHAN.

0 2 46

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP SISTEM GERAK TUMBUHAN.

0 2 34