Uji Coba Instrumen 1. Validitas Instrumen

40 DIMENSI NO KATEGORI DAN DESKRIPSI pembicaraan pertanyaan atau komentar kepada pembelajar lain. 11 Senyap, karena adanya kegiatan membaca, atau latihan. Jika berlangsung lama, dibuat catatan dipinggir tabel. 12 Kebingungan, terjadi keributan yang mencolok, dan kegaduhan, tidak seperti direncanakan.

G. Uji Coba Instrumen 1. Validitas Instrumen

Validitas adalah derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. 55 Instrumen dikatakan valid jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriterium. 56 Untuk pengujian validitas instrumen dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 57 Keterangan : r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua yang dikorelasikan variabel X = skor butir Y = skor total N = jumlah subyek Suatu butir instrumen dinyatakan valid apabila memiliki harga r xy r tabel pada taraf signifikansi 5. Secara empirik, tinggi rendahnya validitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien validitas. 58 Dengan besar koefisien korelasi sebagai berikut: 55 Sugiyono, METODE PENELITIAN PENDIDIKAN : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan RD, Bandung: ALFABETA, 2007, Cet.3, h. 363 56 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2009, Cet.9, h. 69 57 Ibid., h. 72 58 Ahmad sofyan, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta:UIN Jakarta Press, 2006, cet 1, h.105 41 a. Antara 0,8 sampai dengan 1,0 = sangat tinggi b. Antara 0,6 sampai dengan 0,8 = tinggi c. Antara 0,4 sampai dengan 0,6 = cukup d. Antara 0,2 sampai dengan 0,4 = rendah e. Antara 0,0 sampai dengan 0,2 = sangat rendah 59 Untuk mengukur keabsahan tes kognitif dilakukan dengan menggunakan program ANATES. Berdasarkan hasil perhitungan ANATES, dari 50 butir soal yang diuji cobakan terdapat 36 butir soal yang valid.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah sejauhmana hasil pengukuran dari suatu instrumen mewakili karakteristik yang diukur. Sedangkan untuk menguji reliabilitas soal tes dengan menggunakan metode Kuder Richardson yaitu dengan menggunakan rumus KR-21: Keterangan: r11 = reliabilitas M = rata-rata skor total K = jumlah butir tes V1 = variasi skor total 60 Harga r yang diperoleh dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5. Jika r hitung tabel product moment maka instrumen yang diujicobakan bersifat reliabel. Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas, berkisar 0 sampai 1. 61 Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan program ANATES. Berdasarkan hasil perhitungan ANATES, diperoleh nilai reliabilitas soal yaitu 0,87. 59 Suharsimi Arikunto, op.cit., h. 75 60 Ibid., h. 103 61 Ahmad Sofyan, op.cit., h. 105 42

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah tingkat yang menunjukkan derajat pengerjaan soal oleh peserta tes. Tingkat kesukaran diketahui dengan membandingkan antara jumlah peserta tes yang menjawab dengan benar dan jumlah seluruh peserta tes. Menurut Arikunto 2002 tingkat kesukaran soal dirumuskan sebagai berikut: Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab benar JS = banyaknya peserta tes keseluruhan 62 Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, maka soal tersebut termasuk kategori sukar. Sebaliknya, semakin besar indeks yang diperoleh, maka soal tersebut termasuk kategori mudah. Adapun kriteria indeks tingkat kesukaran soal tersebut adalah: a Proporsi 0,00-0,30 : soal kategori sukar b Proporsi 0,30-0,70 : soal kategori sedang c Proporsi 0,70-1,00 : soal kategori mudah 63 Dalam penelitian ini, tingkat kesukaran untuk masing-masing butir soal dihitung dengan menggunakan program ANATES.

4. Daya Pembeda

Daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya beda disebut indeks diskriminasi disingkat D. Menurut Arikunto 2002 daya beda dinyatakan dengan rumus : 64 62 Suharsismi Arikunto, op.cit., h. 209 63 Ibid., h. 210 64 Ibid., h. 213-214 43 Keterangan: D = indeks diskriminasi soal BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Selanjutnya indeks diskriminasi diinterpretasikan dengan klasifikasi nilai D sebagai berikut: D = 0,00 – 0,20 adalah jelek D = 0,21 – 0,40 adalah cukup D = 0,41 – 0,70 adalah baik D = 0,71 – 1,00 adalah baik sekali 65 Dari hasil pengujian daya pembeda soal, maka soal yang digunakan sebagai instrumen penelitian adalah soal dengan daya pembeda 0,20 ke atas, dengan klasifikasi minimal cukup. Dalam penelitian ini, daya beda untuk masing-masing butir soal dihitung dengan menggunakan program AN

H. Teknik Analisis Data 1.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 9 48

PENGARUH SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

3 27 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

0 5 45

PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM SIMULASI PHET DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

2 17 242

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP.

0 0 15

PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI PERKEMBANGAN TEORI ATOM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.

0 1 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEP GERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA.

2 2 50

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN TINGKAT KEPERCAYAAN SISWA SMA DALAM MENJAWAB PERTANYAAN KONSEP JARINGAN TUMBUHAN.

0 1 42

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA KONSEP JARINGAN TUMBUHAN.

0 2 46

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP SISTEM GERAK TUMBUHAN.

0 2 34