Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

56 Dari hasil rekapitulasi pertanyaan guru berdasarkan pengolahan data rekaman audio dapat diketahui pertanyaan produktif yang diberikan guru paling banyak terdapat pada subkonsep jaringan epidermis yakni sebanyak 12 pertanyaan produktif, sedangkan pertanyaan produktif yang paling sedikit terdapat pada subkonsep jaringan pada organ tumbuhan dengan 5 pertanyaan produktif.

B. Pembahasan

Berdasarkan pengujian hipotesis terhadap data pretes kelompok eksperimen dan kontrol dengan menggunakan uji-t menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan penguasaan konsep yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Dengan demikian kelompok eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. Namun setelah diterapkan pertanyaan produktif dalam model pembelajaran inkuiri terstruktur pada kelompok eksperimen dan tanpa pertanyaan produktif untuk kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata postes pada kelompok eksperimen lebih besar daripada nilai rata- rata postes kelompok kontrol 7761. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki penguasaan konsep yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil pengujian hipotesis terhadap data postes kelompok eksperimen dan kontrol dengan menggunakan uji-t menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Hal ini dibuktikan dengan t hitung t tabel 4,90 2,00. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui adanya pengaruh yang signifikan dalam penggunaan pertanyaan Jaringan Epidermis 12 4 16 Jaringan Dasar 8 3 11 Jaringan Penyokong dan Pengangkut 7 5 12 Jaringan pada Organ Tumbuhan 5 3 8 57 produktif terhadap penguasaan konsep siswa pada konsep struktur jaringan tumbuhan. Penguasaan konsep siswa pada jenjang kognitif C1, C2, dan C3 pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol setelah pembelajaran diberikan tabel 4.4. Hal ini dibuktikan dengan adanya pengaruh penerapan pertanyaan produktif yang diberikan oleh guru pada kelompok eksperimen selama pembelajaran berlangsung. Persentase tertinggi terdapat pada jenjang C1 yaitu sebesar 90,67, sedangkan persentase terendah pada jenjang C3 sebesar 72,22. Tingginya persentase pada jenjang C1 sesuai dengan pendapat Anderson yang telah merevisi ranah kognitif taksonomi Bloom bahwa jenjang pengetahuan C1 merupakan kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang telah dipelajari. 71 Sedangkan berdasarkan perhitungan N-gain rata-rata kelompok eksperimen sebesar 0,66 dan kelompok kontrol sebesar 0,50. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pemahaman konsep siswa kelompok eksperimen lebih besar dengan kategori sedang dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian penggunaan pertanyaan produktif dalam model pembelajaran inkuiri terstruktur dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Berdasarkan persentase hasil penguasaan konsep siswa tabel 4.3 yang dikorelasikan dengan banyaknya pertanyaan produktif yang diterapkan oleh guru selama pembelajaran tabel 4.9 menunjukkan bahwa pertanyaan produktif tersebut dapat mempengaruhi penguasaan konsep siswa. Pertanyaan produktif yang paling banyak adalah pada subkonsep jaringan epidermis yakni sebanyak 12 pertanyaan produktif dibandingkan subkonsep lainnya, hal ini menyebabkan penguasaan konsep siswa paling tinggi terdapat pada subkonsep jaringan epidermis itu pula dengan persentase sebesar 88. 71 Lorin W. Anderson, David R. Krathwohl; whit Peter W. Airasian et. al., A Taxonomy for Learning, Teaching and Assesing, Newyork: Longman, 2001, h. 67-68 58 Peningkatan penguasaan konsep yang lebih tinggi pada kelompok eksperimen diperoleh dengan adanya penggunaan pertanyaan produktif pada proses pembelajaran dan LKS yang memuat sejumlah pertanyaan produktif pada setiap subkonsep yang harus dikuasai siswa. Pertanyaan produktif yang telah dirancang dan disusun pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dilontarkan oleh guru di awal pembelajaran. Dengan diawali apersepsi berupa pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan pengajuan pertanyaan produktif yang dapat mengajak siswa untuk termotivasi belajar. Hal ini ternyata dapat membuat perhatian siswa terfokus pada pembelajaran. Perhatian siswa yang terfokus pada materi pelajaran dapat terlihat dari jawaban serempak yang diberikan siswa. Banyaknya siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru dikarenakan jawaban pertanyaan tersebut dapat diamati dan diidentifikasi dari media atau obyek tumbuhan yang digunakan oleh guru ketika mengajukan pertanyaan produktif. Hal ini sejalan dengan pendapat Sheila Jelly dalam Widodo bahwa pertanyaan produktif adalah pertanyaan yang hampir semua anak bisa menjawabnya, berbeda dengan pertanyaan nonproduktif yang bisa dijawab oleh anak yang mempunyai kemampuan tertentu. 72 Setelah siswa termotivasi pada materi yang akan diajarkan melalui sejumlah pertanyaan produktif di awal pembelajaran, selanjutnya guru berupaya melontarkan pertanyaan produktif yang mengajak siswa untuk melakukan kerja ilmiah atau pengamatan yang mengarahkan siswa pada materi atau konsep yang harus dikuasai siswa. Dalam proses pembelajaran guru juga memberikan LKS yang memuat pertanyaan produktif. Pertanyaan produktif dalam LKS tersebut dapat menuntun siswa melakukan kerja ilmiah yang diharapkan, sehingga apa yang harus diamati siswa saat praktikum menjadi lebih terfokus dan bermakna. 72 Ari Widodo, Peningkatan Kemampuan Mahasiswa PGSD dalam Mengajukan Pertanyaan Produktif untuk Mendukung Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri, Jurnal Pendidikan, Vol. 10, No.1, Maret 2009, h. 23 59 Dengan terfokusnya kegiatan siswa pada materi yang harus dikuasai siswa membuat siswa dapat mencapai pemahaman pada materi yang diberikan guru sehingga penguasaan konsep siswa dapat meningkat melalui kerja ilmiah yang dialaminya. Seperti yang diungkapkan Mary Lee Martens yaitu beberapa guru yang melibatkan murid-murid dalam kegiatan hands-on berasumsi bahwa semenjak anak-anak terlibat dalam kegiatan hands-on pembelajaran dapat dialami dan pemahaman dapat meningkat. Pertanyaan produktif memungkinkan guru untuk menghubungkan antara kegiatan hands-on dengan siswa. Sehingga pertanyaan produktif memungkinkan siswa dapat mencapai pemahaman yang diharapkan. 73 Dengan meningkatnya keterampilan proses siswa yang difasilitasi oleh model pembelajaran inkuiri terstruktur menyebabkan kesempatan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya lebih besar. Kemudian peran guru yang lebih mengarahkan siswa dengan menggunakan pertanyaan produktif untuk setiap subkonsep menyebabkan siswa lebih menguasai konsep atau materi yang harus siswa kuasai. Melalui penggunaan pertanyaan produktif dalam model pembelajaran inkuiri terstruktur, siswa dapat aktif mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman dengan tetap fokus pada konsep-konsep yang diajarkan oleh guru. 73 Mary Lee Martens, Productive Questions: Tools for Supporting Constructivist Learning, New York, 1999 diakses pada tanggal 30 Mei 2011 dari http:web.missouri.edu 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pertanyaan produktif dalam model pembelajaran inkuiri terstruktur terhadap penguasaan konsep siswa pada konsep struktur jaringan tumbuhan. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata postes pada kelompok eksperimen lebih besar daripada nilai rata-rata postes kelompok kontrol 77 61 setelah perlakuan. Selain itu dapat terukur dengan adanya pengaruh pada penguasaan konsep di jenjang pengetahuan ingatan yang merupakan kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang telah dipelajari dan diaplikasikan dalam pembelajaran inkuiri terstruktur yang menggunakan pertanyaan produktif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi guru mata pelajaran IPA pada khususnya, hendaknya dalam menggunakan pertanyaan produktif dalam pembelajaran inkuiri terstruktur diharapkan dapat mempersiapkan alat, objek atau media yang dapat menarik perhatian siswa saat pengajuan pertanyaan produktif. 2. Penerapan pertanyaan produktif hendaknya lebih sering digunakan dalam proses pembelajaran baik itu mata pelajaran IPA atau yang lainnya jika memungkinkan mengingat manfaat yang diperoleh dari penggunaan pertanyaan produktif dibandingkan dengan pertanyaan biasa. Hal ini tentu dimaksudkan juga demi didapatkannya hasil belajar siswa yang lebih baik bukan hanya sekedar penguasaan konsep namun meningkatnya kualitas pembelajaran yang diberikan.

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN INFERENSI DAN PENGUASAAN KONSEP

0 9 48

PENGARUH SIKAP ILMIAH SISWA TERHADAP PENGUASAAN KONSEP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

3 27 42

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP

0 5 45

PENGARUH PENGGUNAAN PROGRAM SIMULASI PHET DALAM PEMBELAJARAN INKUIRI LABORATORIUM TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

2 17 242

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI PADA MATERI FOTOSINTESIS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN SIKAP SISWA SMP.

0 0 15

PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI PERKEMBANGAN TEORI ATOM MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI.

0 1 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN OUTDOOR EXPERIENTIAL LEARNING PADA KONSEP GERAK TUMBUHAN BERMUATAN NILAI TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KONTRIBUSINYADALAM PEMBANGUNAN KARAKTER SISWA.

2 2 50

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN TINGKAT KEPERCAYAAN SISWA SMA DALAM MENJAWAB PERTANYAAN KONSEP JARINGAN TUMBUHAN.

0 1 42

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA KONSEP JARINGAN TUMBUHAN.

0 2 46

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP SISTEM GERAK TUMBUHAN.

0 2 34