30
F. Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Sosial yang memiliki konsep abstrak dan sulit untuk dipahami siswa tetapi dapat dikuatkan oleh berbagai asumsi dan pendapat.
Perubahan-perubahan tersebut dikarenakan seiringnya perubahan zaman dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, pengembangan pembelajaran IPS harus
melibatkan siswa untuk mencari berbagai sumber belajar siswa, selain dari guru serta harus meningkatkan hubungan antar konsep pembelajaran dengan
aplikasi dan pengalaman yang terintegrasi dengan nilai-nilai di dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menghasilkan belajar yang optimal.
Hasil belajar merupakan kualitas kemampuan seseorang siswa yang dihasilkan melalui proses aktivitas aktif dalam membangun pemahaman
informasi dalam bentuk kemampuan kognitif, aktif dan psikomotorik. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal
cenderung mewujudkan hasil yang menyeluruh, yaitu siswa bukan hanya dituntut untuk memahami dan manguasai pembelajaran dan kemampuan
intelektual, tetapi juga mempunyai integritas moral yang baik. Sebagai usaha untuk memperoleh suatu hasil belajar yang optimal,
maka diperlukan suatu penerapan model pembelajaran yang bukan hanya sekedar menyampaikan informasi kepada siswa berupa fakta dan konsep, tapi
membutuhkan keterlibatan aktif siswa secara mental maupun fisik. Salah satu alternatif model pembelajaran efektif untuk membangun
pemahaman konsep dan siswa lebih aktif melalui soal-soal yang berupa permasalahan-permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa yang disajikan
oleh guru dalam pembelajaran IPS adalah model pembelajaran Problem Solving, dimana Problem Solving merupakan faktor eksternal yang memiliki
konsep belajar yang membantu guru meningkatkan pengembangan pengetahuan yang dimiliki siswa untuk bisa memecahkan suatu permasalahan
dalam pelajaran IPS dengan guru menyajikan suatu masalah dalam bentuk umum, menyajikan kembali masalah dalam bentuk operasional. Kemudian
siswa dituntut untuk menentukan strategi penyelesaian masalah yang dibentuk berupa soal-soal supaya dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan cara
mengungkapkan pendapat dari hasil jawaban yang telah ditemukan secara logis sesuai fakta-fakta yang ada. Diharapkan dengan penerapan model ini
akan memiliki pengaruh positif peserta didik yang dapat diaplikasikan pada hasil belajar.
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Metode Penelitian
Dilihat dari tujuan penelitian, fokus penelitian ini adalah mengamati dan melihat bagaimana upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam berpikir
kritis melalui metode problem solving dalam proses pembelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat materi penyimpangan sosial. Dengan demikian penelitian
ini dapat dikategorikan sebagai penelitian kualitatif. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat diperoleh pemahaman penafsiran yang mendalam
mengenai makna, kenyataan, dan fakta yang relevan. Dalam penelitian ini, sasaran yang hendak dicapai adalah untuk mendeskriptipsikan, memahami dan
memaknai sistem pengelolaan pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat. Oleh sebab itu, berdasarkan pada kajian teori
dan krangka berpikir yang telah dipaparkan di depan, maka jenis penelitian yang dianggap tepat adalah penelitian kualitatif deskriptif analis.
Penelitian kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati ”.
1
Metode penelitian kualitatif adalah “metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
1
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007, cet. 6, h. 36