66
Dapat disimpulkan bahwa hasil ulangan peserta didik meningkat dengan menggunakan metode problem solving tersebut. Selain ulangan yang
meningkat dapat dilihat pula dari hasil observasi yang peneliti lakukan ada lima sapek yang diamati diteliti oleh peneliti yaitu kehadiran,
kedisiplinan, perhatian, keaktifan dan pemecahan masalah. Dari kelima aspek tersebut setiap siswa diteliti oleh peneliti dan hasilnya dapat dilihat
pada lampiran 1. Dilihat dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada guru
pada tanggal 23 Desember 2010 tentang bagaimana pengaruh penerapan metode problem solving terhadap berpikir kritis siswa hasilnyapun cukup
baik dan ada peningkatan,di mana ada perbedaan cara berpikir kritis siswa yang signifikan sebelum menggunakan metode problem solving dan
sesudah menggunakan
problem solving,sebagaimana
setelah menggunakan problem solving siswa dilihat lebih aktif dalam proses
pembelajaran, lebih berani dalam mengungkapkan pendapat, dan mulai mampu memecahkan masalah berupa soal-soal yang dibuat oleh guru
mengenai studi kasus dalam materi penyimpangan sosial.
6
Dan dari hasil wawancara siswapun yang dilaksanakan pada tanggal 24 Desember 2010
dapat disimpulkan bahwa siswa senang dalam mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode problem solving.
7
Dengan demikian Dari hasil pengumpulan data yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru IPS telah
memilih metode yang cocok untuk merangsang atau menarik cara berpikir kritis siswa melalui metode problem solving. Hal ini dapat dijadikan
sebagai Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui metode problem solving pada pembelajaran IPS materi penyimpangan
sosial, karena terbukti dari proses pembelajaran yang baik maka dapat diperoleh hasil ulangan peserta didik yang baik pula.
6
Achmad Djuanda, wawancara guru IPS MTs Islamiyah Ciputat 23 Desember 2010
7
Wawancara siswa IPS MTs Islamiyah Ciputat 24 Desember 2010
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan metode problem solving di kelas VIII.2 MTs Islamiyah Ciputat dapat dikatakan berhasil dengan dilihat dari hasil pengamatan yang
dilakukan peneliti selama proses pembelajaran dalam empat kali pertemuan dalam tiga tahapan yang dilakukan setiap pertemuanya, dan
dua kali ujian. Dalam penerapan metode problem solving ini dikatakan berhasil dilihat dari perbedaan hasil ulangan yang dilakukan mendapatkan
hasil nilai siswa yang meningkat,selain dari hasil ulangan peneliti juga mengamati dalam segi kehadiran, kedisiplinan, bagaimana siswa
memperhatikan pelajaran, keaktifan serta bagaimana siswa dalam memecahkan masalah. Dan dari pengamatan yang dilakukan setiap kali
pertemuan terhadap setiap siswa,dari aspek-aspek yang diamati terdapat peningkatan yang signifikan.
2. Setelah guru menggunakan metode problem solving peserta didik lebih antusias dalam belajar IPS, karena dengan menggunakan metode problem
solving siswa lebih interaktif dan aktif dalam proses pembelajaran IPS berlangsung dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode
problem solving.
68
3. Peranan metode problem solving dalam meningkatkan berpikir kritis siswa di kelas VIII.2 MTs Islamiyah Ciputat pada pembelajaran IPS yaitu cara
berpikir kritis siswa mengalami peningkatan,siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran,siswa menjadi lebih percaya diriberani
dalam mengungkapkan pendapat,siswa mulai mampu memecahkan masalah dalam berupa soal-soal studi kasus yang diberikan oleh guru
sesuai dengan materi ajar.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Penggunaan metode pembelajaran problem solving dapat digunakan pada pelajaran IPS khususnya pada materi penyimpangan sosial.
2. Pada awal pelajaran guru hendaknya lebih banyak memberikan motivasi belajar bagi siswa, hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan semangat
yang dimiliki oleh siswa. 3. Dalam belajar, siswa diharapkan lebih banyak memiliki referensi buku
pelajaran dan dalam proses pembelajaran seharusnya tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja, tetapi sesekali dilakukan diluar kelas,misalnya
perpustakaan atau tempat-tempat yang sesuai dengan materi ajar yang bersangkutan. Sehingga dapat membantu siswa untuk dapat membangun
pengetahuan lebih baik lagi. 4. Guru harus benar-benar bisa memanfaatkan waktu belajar dengan efisien
dan mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan optimal. 5. Guru hedaknya menggunakan variasi pendekatan dan model pembelajaran
agar siswa dapat lebih memahami materi yang dipelajari serta menciptakan suasana pembelajaran yang tidak membosankan dan monoton.
6. Untuk dapat menerapkan pembelajaran ini, guru harus benar-benar menguasai materi pelajaran dan mampu membimbing serta mengarahkan
siswa untuk belajar.
69
DAFTAR PUSTAKA
AM, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta,Rajawali Pers,1992.
Departemen Pendidikan Nasional, Ilmu Pengetahuan Sosial, Materi Pelatihan Terintegrasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama, 2005. Djamaah, Syaiful Bahri Aswan Zein . Strategi Belajar Mengajar. cetakan ke
tiga 2006. Djuanda, Achmad, Wawancara Guru IPS, di MTs Islamiyah Ciputat,23 Desember
2010 Jam 11.05 WIB. Djuanda, Moch, Wawancara guru IPS MTs Islamiyah Ciputat 23 Desember 2010
Liliasari, Pengembangan
Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi
mahasiswa …..,mimbar pendidikan, No.2.XXIII.2003.
Lutfi. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Solving yang diintervensi dengan peta konsep terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Jurnal
pembelajaran, XXVII April 2005.. Lutfi. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Solving yang diintervensi
dengan peta konsep terhadap hasil belajar mahasiswa. Jurnal pembelajaran, XXVII April 2005.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007, cet. 6
Muhammad, Hamid. Langkah-Langkah Pembelajaran Problem Solving. Jakarta : konsep ips.2005.
Purba, Janulis P., Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Pemecahan masalah, Mimbar Pendidikan
No.3, tahun XXII,2003. Rusyan, Tabrani,dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar Bandung,
Remadja Karya, 1998 Sapari, Achmad, Bagaimana Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis,
Fasilitator, Edisi III tahun 2006. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif,dan R
D, Bandung: Alfabeta,2010,cet. X.