14
d. Keterampilan Menyimpulkan Keterampilan menyimpulkan ialah kegiatan akal pikiran
manusia berdasarkan pengertianpengetahuan kebenaran yang dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertianpengetahuan
kebenaran yang baru yang lain. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa keterampilan ini menuntut pembaca untuk
mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan.
Proses pemikiran manusia itu sendiri, dapat menempuh dua cara, yaitu: deduksi dan induksi. Jadi, kesimpulan merupakan sebuah
proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang
baru. e. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada.
Keterampilan menilai menghendaki pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan menggunakan standar
tertentu.
11
Dalam taksonomi belajar, menurut Bloom, keterampilan mengevaluasi merupakan tahap berpikir kognitif yang paling tinggi.
Pada tahap ini siswa ituntut agar ia mampu mensinergikan aspek- aspek kognitif lainnya dalam menilai sebuah fakta atau konsep.
Beberapa kriteria yang dapat di jadikan standar dalam proses berpikir kritis adalah:
1. kejelasan clarity, 2. tingkat akurasi accuracy,
3. tingkat kepresisian precision 4. relevansi relevance,
5. logika berpikir yang digunakan logic, 6. keluasan sudut pandang breadth,
11
Anggelo,Tahapan Berpikir Kritis, http:re-searchengines.com1007arief3.html, tanggal 15 Desember 2010.
15
7. kedalaman berpikir depth, 8. kejujuran honesty,
9. kelengkapan informasi information dan 10. bagaimana implikasi dari solusi yang kita kemukakan
implication.
12
Kriteria-kriteria di atas tentunya harus menggunakan elemen- elemen penyusun kerangka berpikir suatu gagasan atau ide. Sebuah
gagasanide harus menjawab beberapa hal sebagai berikut: Tujuan dari sebuah gagasanide, Pertanyaan dari suatu masalah terhadap
gagasanide. Sudut pandang dari gagasanide, Informasi yang muncul dari gagasanide, Interpretasi dan kesimpulan yang mungkin muncul.
Konsep pemikiran dari gagasanide tersebut,
Implikasi dan konsekuensi, Asumsi yang digunakan dalam memunculkan gagasanide
tersebut. Dasar-dasar ini yang pada peinsipnya perlu dikembangkan untuk melatih kemampuan berpikir kritis kita. Jadi, berpikir kritis
adalah bagaimana menyeimbangkan aspek-aspek pemikiran yang ada di atas menjadi sesuatu yang sistemik dan mempunyai dasar atau nilai
ilmiah yang kuat.
d. Langkah-langkah berpikir kritis
Dengan operasional dan sederhana Matindas dalam Dindin Wahidin, menguraikan langkah-langkah berpikir kritis berikut :
1. Memahami dengan seksama pernyataan yang ada 2. Cermati maksud dibalik pernyataan
3. Cermati alasan yang diajukan untuk mendukung pernyataan 4. Cermati alasan dengan mengklasifikasikan alas an itu
kedalam: fakta, penafsiran, keinginan, atau kesimpulan ahli atau bahkan mungkin ajaran agama.
5. Ambil keputusan.
13
12
Standar dalam Proses dalam Berpikir Kritis, http:www.scribd.comdoc17740579Konsep-Berfikir-Kritis, tanggal 3 januari 2011
13
Dindin Wahidin, Pengembangan Berpikir …, h.4-5
16
e. Sumber-sumber Kesalahan Berpikir
Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menyebabkan kesalahan dalam berpikir, diantaranya:
1. Kegagalan melihat penafsiran lain 2. Gagal melihat kemungkinan lain
3. Over generalisasi 4. Kecenderungan menyamaratakan stereo-typing.
5. Gagal menyingkirkan pengaruh emosi 6. Gagal dalam melakukan penalaran
7. Gagal dalam mengenali fakta.
14
B. Metode Pemecahan Masalah Problem Solving
1. Pengertian
Pemecahan masalah problem solving merupakan “proses mental
dalam menciptakan solusi untuk suatu masalah. Ini adalah satu bentuk keistimewaan tentang pemecahan masalah dimana sebuah solusi
diciptakan degan bebas dan kreatif debandingkan dengan mengandalkan bantuan orang lain
”.
15
George Polya 1973 dalam Janulis P.Purba mengungkapkan pemecahan masalah problem solving ialah
“menemukan jalan keluar dari suatu yang sukar dan penuh rintangan untuk mencapai tujuan
”.
16
Pada hakikatnya masalah adalah kesenjangan antara tujuan yang diinginkan dengan kondisi yang ada untuk meraih tujuan yang diharapkan.
Situasi yang ada tidak sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Maka perlu ada solusi untuk mengatasi kesenjangna yang terjadi sehingga dapat
tercapai tujuan yang diharapkan.
14
Didin Wahidin, Pengembangan Berpikir …, h.7
15
Anonim. Cretive Problem solving. Http:en.wikipedia.orgwiki creative_problem_solving yang diakses pada 15 Desember 2010,h.1
16
Janulis P.Purba, Pengembangan dan Implementasi Model Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Pemecahan masalah, Mimbar Pendidikan No.3, tahun XXII,2003,
h.23
17
Menurut Smith dalam Lutfi, Problem solving merupakan “pendekatan mengajar yang tepat untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan pendekatan ini,
dua tujuan pokok pengajaran dapat terpenuhi, yaitu mengembangkan pemahaman yang mendalam dan meningkatkan kemampuan berpikir
kritis ”.
17
Menurut Kiranawati, metode pemecahan masalah problem solving adalah
“penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik masalah pribadi
atau perorangan maupun masalah kelompok atau dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajaranya adalah investigasi dan
penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah ”.
18
Pemecahan masalah problem solving dapat didefinisikan lebih luas jika ditinjau dari proses, strategi, keterampilan dan sebagai model
pembelajaran. Sebagai suatu proses dalam hal ini menurut Subandar dalam Sukasno 2002 terkandung makna bahwa:
Ketika siswa belajar ada proses menemukan kembali. Artinya prosedur, aturan yang harus dipelajari disediakan dan diajarkan oleh
guru dan siswa siap menampungnya. Ditinjau dari strategi, problem solving diartikan sebagai penggunaan berbagai jalan untuk
memecahkan masalah mulai dari mengidentifikasi masalah, penentuan
langkah-langkah dan
kemudian memecahkannya.
Sedangkan jika ditinjau dari segi keterampilan problem solving diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakan operasi untuk
memecahkan masalah. Operasi yang dimaksud salah satunya adalah operasi matematik atau komputasi.
Penyelesaian atau pemecahan masalah adalah bagian dari proses berpikir. Sering dianggap merupakan proses paling kompleks
diantara semua fungsi kecerdasan, pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan
modulasi dan kontrol lebih dari keterampilan-keterampilan rutin atau dasar. Proses ini terjadi jika suatu organism atau sistem kecerdasan
buatan tidak mengetahui bagaimana untuk bergerak dari suatu kondisi awal menuju kondisi yang dituju.
19
17
Lutfi. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Problem Solving yang diintervensi dengan peta konsep terhadap hasil belajar mahasiswa. Jurnal pembelajaran, XXVII April 2005,h.50
18
Kiranawati, Metode
Pemecahan Masalah
Problem Solving,
http:gurupkn.wordpress.com yang diakses 15 Desember 2010,h.2
19
Anonim. http:id.wikipedia.orgwikiPenyelesaian_masalah, yang diakses tanggal 15 desember 2010,h.1