Pertemuan ke-tiga, tanggal 7 Desember 2010

56 Pada pertemuan ketiga ini guru IPS mulai menggunakan metode Problem solving dan Tanya jawab serta menggunakan lembar kerja tambahan yang akan diberikan kepada setiap para peserta didik yang akan diisi saat diskusi kelompok. Materi yang dibahas adalah penyimpangan sosial. Sebelum masuk kelas guru selalu mempersiapkan RPP agar dalam kegiatan inti ini dapat terarah dan dapat mengefesienkan waktu dengan baik. Dalam menyampaikan materi penyimpangan sosial guru memiliki penguasan yang baik tanpa melihat buku panduan, dan guru menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Setelah materi selesai disampaikan maka guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum mereka mengerti. Kemudian guru memberikan latihan kepada siswa berupa soal studi kasus pemecahan masalah yang akan didiskusikan secara berkelompok. Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk memancing keaktifan siswa serta brpikir kritis siswa dalam memcehkan suatu masalah. Disini guru hanya sebagai memfasilitasi serta mengarahkan siswa selama berjalannya diskusi. Kelompok masing-masing ditentukan oleh guru secara heterogen. Selama proses diskusi berlangsung guru menilai keaktifan siswa dan cara berpikir siswa dalam mengungkapkan pendapat serta memecahkan masalah yang ada. Soal : Andi adalah contoh anak yang baik di daerahnya. Ia taat pada orang tua, agama dan santun dalam kehidupan. Namun, pada suatu saat ia terlibat narkotik dan sempat ditahan. Mengapa hal itu dapat terjadi? Bagaimana 57 komentarmu atas kejadian yang menimpa Andi? Diskusikan dengan teman kelompok masing-masing 3 Kegiatan akhir penutup Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kegiatan akhir atau penutup yang dilakukan guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat dapat dijelasjan sebagai berikut: Setelah guru menyelesaikan materi dan masalah telah terselesaikan maka guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. Kemudian alokasi waktu yang ditetapkan telah selesai maka pembelajaran untuk pertemuan ketiga ini maka guru mengakhiri pembelajaran dan sebelum itu guru memberikan tugas rumah berupa menganalisis tentang faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan sosial. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

d. Pertemuan ke-empat, tanggal 14 Desember 2010

Pertemuan keempat ini dilakukan pada tanggal 14 Desember 2010, dimulai pada jam ke-3 pukul 08.20 s.d 09.40 Pada pertemuan ini siswa hadir semua yang berjumlah 39 orang. Materi yang akan dibahas dalam pertemuan pertama ini adalah bentuk-bentuk penyimpangan sosial, sifat-sifat penyimpangan sosial, contoh-contoh penyimpangan sosial, dan upaya pencegahan dan pengendalian penyimpangan sosial 58 1 Kegiatan awal pendahuluan Kegiatan awal pada dasarnya merupakan kegiatan yang hendaknya ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran. Fungsinya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat ,mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dan agar peserta didik siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Jadi dalam kegiatan pendahuluan guru diharapkan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terhadap terbentuknya kndidi awal belajar siswa. Berdasarkan pengamatan terhadap guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berlangsung, kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dan siswa adalah: a Apersepsi: setiap guru memasuki kelas guru memukan pelajaran dengan mengucapkan salam, selajutnya siswa menyiapkan kelas dan berdoa,kemudian guru memeriksa keadaan kelas dan kehadiran siswa,setelah itu guru mengulang materi yang lalu untuk menghubungkan kepada materi yang akan dipelajari,melalui pendapat siswa. Hal ini dilakukan agar dapat memicu pola berpikir kritis siswa. b Motivasi: guru dalam pembelajaran memiliki peran untuk membangkitkan motivasi siswa dlam belajar. Dalam hal ini, guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat memberikan motivasi kepada siswa dengan cara membangkitkan semngat, seperti memberikan contoh nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, memberikan pujian serta menghargai pendapat atau argument siswa, merangsang siswa agar berpikir kritis 59 melalui soal-soal pemecahan masalah dan memberi arahan agar belajar dengan baik. 2 Kegiatan inti Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang brelaku. Dengan memprioritaskan pada aktivitas siswa yang dibimbing secara efektif oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat dijelaskan kegiatan inti pembelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat adalah sebagau berikut: Pada pertemuan keempat ini guru IPS tetap menggunakan metode Problem solving dan Tanya jawab serta menggunakan lembar kerja tambahan yang akan diberikan kepada setiap para peserta didik yang akan diisi saat diskusi kelompok. Materi yang dibahas adalah penyimpangan sosial. Sebelum masuk kelas guru selalu mempersiapkan RPP agar dalam kegiatan inti ini dapat terarah dan dapat mengefesienkan waktu dengan baik. Dalam menyampaikan materi penyimpangan sosial guru memiliki penguasan yang baik tanpa melihat buku panduan, dan guru menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Setelah materi selesai disampaikan maka guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

3 14 57

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 16 57

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING BERBASIS Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Problem Solving Berbasis Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) (PTK Pada Siswa Kel

0 1 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING BERBASIS Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Problem Solving Berbasis Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) (PTK Pada Siswa Kel

0 1 12

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.

10 20 47

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN.

2 7 37

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA.

0 3 34

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Penelitian dan Pengembangan pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri Kota Serang.

0 0 73