Perencanaan pembelajaran IPS Penilaian pembelajaran IPS

49 pujian serta menghargai pendapat atau argument siswa, merangsang siswa agar berpikir kritis melalui soal-soal pemecahan masalah dan memberi arahan agar belajar dengan baik. Sebagaimana yang pernah diungkapkan guru IPS ketika proses belajar berlangsung, yaitu “pelajari kembali materi di rumah agar nanti saat ujian dapat mengisi soal yang diberikan dengan benar, tidak bergantung terhadap teman, karena belum tentu teman yang kita contek itu jawabannya benar. Jangan lupa mencontek itu salah satu penyimpangan sosial”. 3 Selain itu, dalam memberi motivasi siswa guru menggunakan pujian verbal. Seperti ketika ada salah satu siswa yang berani mengungkapkan pendapat atau argument untuk memecahkan masalah yang terkait dengan contoh soal yang diberikan guru,kemudian guru menanggapi pendapat siswa tersebut dengan mengatakan “pendapat yang bagus”. 4 2 Kegiatan inti Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. 3 Suasana saat pembelajaran dikelas, tanggal 23 November 2010. 4 Suasana saat pembelajaran dikelas, tangga 16 November 2010 50 Dengan memprioritaskan pada aktivitas siswa yang dibimbing secara efektif oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat dijelaskan kegiatan inti pembelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut: Pada pertemuan pertama ini guru IPS hanya menggunakan metode Ceramah dan Tanya jawab tanpa menggunakan media tambahan selain buku paket dan LKS yang sama dimiliki oleh para peserta didik. Materi yang dibahas adalah penyimpangan sosial. Sebelum masuk kelas guru selalu mempersiapkan RPP agar dalam kegiatan inti ini dapat terarah dan dapat mengefesienkan waktu dengan baik. Dalam menyampaikan materi penyimpangan sosial guru memiliki penguasan yang baik tanpa melihat buku panduan, dan guru menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Setelah materi selesai disampaikan maka guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum mereka mengerti. Tetapi para siswa tidak ada yang bertanya, mungkin karena guru kurang mengaitkan materi dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari yang lebih mudah lagi untuk dipahami oleh siswa, sehingga siswa masih berprilaku pasif ketika guru mempersilahkan siapa saja yang mau bertanya. 3 Kegiatan akhir penutup Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran. 51 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kegiatan akhir atau penutup yang dilakukan guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat dapat dijelaskan sebagai berikut: Setelah guru menyelesaikan materi, kemudian alokasi waktu yang ditetapkan telah selesai maka pembelajaran untuk pertemuan pertama ini,maka guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

b. Pertemuan ke-dua, tanggal 23 November 2010

Pertemuan kedua ini dilakukan pada tanggal 23 November 2010, dimulai pada jam ke-3 pukul 08.20 s.d 09.40 Pada pertemuan ini ada 2 orang siswa yang tidak hadir karena sakit. Jadi siswa yang hadir berjumlah 37 orang. Materi yang akan dibahas dalam pertemuan pertama ini adalah bentuk- bentuk penyimpangan sosial, sifat-sifat penyimpangan sosial, contoh-contoh penyimpangan sosial, dan upaya pencegahan dan pengendalian penyimpangan sosial 1 Kegiatan awal pendahuluan Kegiatan awal pada dasarnya merupakan kegiatan yang hendaknya ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran. Fungsinya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat ,mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dan agar peserta didik siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Jadi dalam kegiatan pendahuluan guru diharapkan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terhadap terbentuknya kondisi awal belajar siswa. Berdasarkan pengamatan terhadap guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat dalam melaksanakan kegiatan 52 pembelajaran berlangsung, kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dan siswa adalah: a Apersepsi: setiap guru memasuki kelas guru memukan pelajaran dengan mengucapkan salam, selajutnya siswa menyiapkan kelas dan berdoa, kemudian guru memeriksa keadaan kelas dan kehadiran siswa, setelah itu guru mengulang materi yang lalu untuk menghubungkan kepada materi yang akan dipelajari, melalui pendapat siswa. Hal ini dilakukan agar dapat memicu pola berpikir kritis siswa. b Motivasi: guru dalam pembelajaran memiliki peran untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Dalam hal ini, guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat memberikan motivasi kepada siswa dengan cara membangkitkan semngat,seperti memberikan contoh nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, memberikan pujian serta menghargai pendapat atau argument siswa, merangsang siswa agar berpikir kritis melalui soal-soal pemecahan masalah dan memberi arahan agar belajar dengan baik. 2 Kegiatan inti Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Dengan memprioritaskan pada aktivitas siswa yang dibimbing secara efektif oleh guru. 53 Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat dijelaskan kegiatan inti pembelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut: Pada pertemuan kedua ini guru IPS tetap menggunakan metode Ceramah dan Tanya jawab tanpa menggunakan media tambahan selain buku paket dan LKS yang sama dimiliki oleh para peserta didik. Materi yang dibahas adalah penyimpangan sosial. Sebelum masuk kelas guru selalu mempersiapkan RPP agar dalam kegiatan inti ini dapat terarah dan dapat mengefesienkan waktu dengan baik. Dalam menyampaikan materi penyimpangan sosial guru memiliki penguasan yang baik tanpa melihat buku panduan, dan guru menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Setelah materi selesai disampaikan maka guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum mereka mengerti. Tetapi sama seperti pertemuan pertama para siswa tidak ada yang bertanya. 3 Kegiatan akhir penutup Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kegiatan akhir atau penutup yang dilakukan guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat dapat dijelasjan sebagai berikut: Setelah guru menyelesaikan materi, kemudian alokasi waktu yang ditetapkan telah selesai maka pembelajaran 54 untuk pertemuan kedua ini,maka guru mengakhiri pembelajaran dan sebelum itu guru memberikan tugas rumah berupa mengisi LKS, kemudian guru mengucapkan salam.

c. Pertemuan ke-tiga, tanggal 7 Desember 2010

Pertemuan kedua ini dilakukan pada tanggal 7 Desember 2010, dimulai pada jam ke-3 pukul 08.20 s.d 09.40 Pada pertemuan ini ada 1 orang siswa yang tidak hadir karena tidak ada keterangan. Jadi siswa yang hadir berjumlah 38 orang. Materi yang akan dibahas dalam pertemuan pertama ini adalah pengertian penyimpangan sosial, faktor penyebab penyimpangan sosial dan proses pembentukan perilaku menyimpang. 1 Kegiatan awal pendahuluan Kegiatan awal pada dasarnya merupakan kegiatan yang hendaknya ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran. Fungsinya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat ,mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dan agar peserta didik siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Jadi dalam kegiatan pendahuluan guru diharapkan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terhadap terbentuknya kondisi awal belajar siswa. Berdasarkan pengamatan terhadap guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berlangsung, kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dan siswa adalah: a Apersepsi: setiap guru memasuki kelas guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, selajutnya siswa menyiapkan kelas dan berdoa, kemudian guru memeriksa 55 keadaan kelas dan kehadiran siswa, setelah itu guru mengulang materi yang lalu untuk menghubungkan kepada materi yang akan dipelajari, melalui pendapat siswa. Hal ini dilakukan agar dapat memicu pola berpikir kritis siswa,dan sebelum guru menerangkan materi guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. c Motivasi: guru dalam pembelajaran memiliki peran untuk membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Dalam hal ini, guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat memberikan motivasi kepada siswa dengan cara membangkitkan semangat, seperti memberikan contoh nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, memberikan pujian serta menghargai pendapat atau argument siswa, merangsang siswa agar berpikir kritis melalui soal-soal pemecahan masalah dan memberi arahan agar belajar dengan baik. 2 Kegiatan inti Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang brelaku. Dengan memprioritaskan pada aktivitas siswa yang dibimbing secara efektif oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat dijelaskan kegiatan inti pembelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat adalah sebagai berikut: 56 Pada pertemuan ketiga ini guru IPS mulai menggunakan metode Problem solving dan Tanya jawab serta menggunakan lembar kerja tambahan yang akan diberikan kepada setiap para peserta didik yang akan diisi saat diskusi kelompok. Materi yang dibahas adalah penyimpangan sosial. Sebelum masuk kelas guru selalu mempersiapkan RPP agar dalam kegiatan inti ini dapat terarah dan dapat mengefesienkan waktu dengan baik. Dalam menyampaikan materi penyimpangan sosial guru memiliki penguasan yang baik tanpa melihat buku panduan, dan guru menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Setelah materi selesai disampaikan maka guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum mereka mengerti. Kemudian guru memberikan latihan kepada siswa berupa soal studi kasus pemecahan masalah yang akan didiskusikan secara berkelompok. Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk memancing keaktifan siswa serta brpikir kritis siswa dalam memcehkan suatu masalah. Disini guru hanya sebagai memfasilitasi serta mengarahkan siswa selama berjalannya diskusi. Kelompok masing-masing ditentukan oleh guru secara heterogen. Selama proses diskusi berlangsung guru menilai keaktifan siswa dan cara berpikir siswa dalam mengungkapkan pendapat serta memecahkan masalah yang ada. Soal : Andi adalah contoh anak yang baik di daerahnya. Ia taat pada orang tua, agama dan santun dalam kehidupan. Namun, pada suatu saat ia terlibat narkotik dan sempat ditahan. Mengapa hal itu dapat terjadi? Bagaimana 57 komentarmu atas kejadian yang menimpa Andi? Diskusikan dengan teman kelompok masing-masing 3 Kegiatan akhir penutup Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kegiatan akhir atau penutup yang dilakukan guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat dapat dijelasjan sebagai berikut: Setelah guru menyelesaikan materi dan masalah telah terselesaikan maka guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari ini. Kemudian alokasi waktu yang ditetapkan telah selesai maka pembelajaran untuk pertemuan ketiga ini maka guru mengakhiri pembelajaran dan sebelum itu guru memberikan tugas rumah berupa menganalisis tentang faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan sosial. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam.

d. Pertemuan ke-empat, tanggal 14 Desember 2010

Pertemuan keempat ini dilakukan pada tanggal 14 Desember 2010, dimulai pada jam ke-3 pukul 08.20 s.d 09.40 Pada pertemuan ini siswa hadir semua yang berjumlah 39 orang. Materi yang akan dibahas dalam pertemuan pertama ini adalah bentuk-bentuk penyimpangan sosial, sifat-sifat penyimpangan sosial, contoh-contoh penyimpangan sosial, dan upaya pencegahan dan pengendalian penyimpangan sosial 58 1 Kegiatan awal pendahuluan Kegiatan awal pada dasarnya merupakan kegiatan yang hendaknya ditempuh guru dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran. Fungsinya untuk menciptakan suasana pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat ,mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dan agar peserta didik siap secara penuh dalam mengikuti kegiatan inti pembelajaran. Jadi dalam kegiatan pendahuluan guru diharapkan mampu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menunjang terhadap terbentuknya kndidi awal belajar siswa. Berdasarkan pengamatan terhadap guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berlangsung, kegiatan-kegiatan yang dilakukan guru dan siswa adalah: a Apersepsi: setiap guru memasuki kelas guru memukan pelajaran dengan mengucapkan salam, selajutnya siswa menyiapkan kelas dan berdoa,kemudian guru memeriksa keadaan kelas dan kehadiran siswa,setelah itu guru mengulang materi yang lalu untuk menghubungkan kepada materi yang akan dipelajari,melalui pendapat siswa. Hal ini dilakukan agar dapat memicu pola berpikir kritis siswa. b Motivasi: guru dalam pembelajaran memiliki peran untuk membangkitkan motivasi siswa dlam belajar. Dalam hal ini, guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat memberikan motivasi kepada siswa dengan cara membangkitkan semngat, seperti memberikan contoh nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, memberikan pujian serta menghargai pendapat atau argument siswa, merangsang siswa agar berpikir kritis 59 melalui soal-soal pemecahan masalah dan memberi arahan agar belajar dengan baik. 2 Kegiatan inti Kegiatan inti dalam pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, kegiatan inti dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang kompleks dalam proses belajar mengajar yang mengutamakan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran harus direncanakan oleh guru berdasarkan pada kurikulum yang brelaku. Dengan memprioritaskan pada aktivitas siswa yang dibimbing secara efektif oleh guru. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, dapat dijelaskan kegiatan inti pembelajaran IPS di MTs Islamiyah Ciputat adalah sebagau berikut: Pada pertemuan keempat ini guru IPS tetap menggunakan metode Problem solving dan Tanya jawab serta menggunakan lembar kerja tambahan yang akan diberikan kepada setiap para peserta didik yang akan diisi saat diskusi kelompok. Materi yang dibahas adalah penyimpangan sosial. Sebelum masuk kelas guru selalu mempersiapkan RPP agar dalam kegiatan inti ini dapat terarah dan dapat mengefesienkan waktu dengan baik. Dalam menyampaikan materi penyimpangan sosial guru memiliki penguasan yang baik tanpa melihat buku panduan, dan guru menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh siswa. Setelah materi selesai disampaikan maka guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk bertanya 60 mengenai hal yang belum mereka mengerti. Kemudian guru memberikan latihan kepada siswa berupa soal studi kasus pemecahan masalah yang akan didiskusikan secara berkelompok. Siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya masing-masing. Hal ini dilakukan untuk memancing keaktifan siswa serta brpikir kritis siswa dalam memcehkan suatu masalah. pada pertemuan keempat ini hampir seluruh peserta didik cara berpikir kritisnya meningkat dan sebagian peserta didik keberanian dan rasa percaya dirinya semakin meningkat untuk bertanya serta dalam mengungkapkan pendapat. Hal ini disebabkan oleh berhasilnya penggunakan metode problem solving. Soal : Diskusikanlah dengan kelompok masing-masing 1. Apa yang kamu lakukan ketika mempunyai teman yang bertindak kriminal, jelaskan? 2. Menurut kalian mengapa faktor lingkungan dapat mempengaruhi menyimpang atau tidaknya prilaku seorang anak? 3 Kegiatan akhir penutup Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan fleksibel. Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, kegiatan akhir atau penutup yang dilakukan guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat dapat dijelaskan sebagai berikut: Setelah guru menyelesaikan materi, kemudian alokasi waktu yang ditetapkan telah selesai maka pembelajaran 61 untuk pertemuan keempat ini telah selesai, maka guru mengakhiri pembelajaran dan guru mengucapkan salam.

5. Penilaian pembelajaran IPS

a Bentuk bentuk penilaian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, penilaianevaluasi yang dilakukan oleh IPS MTs Islamiyah Ciputat hanya dalam beberapa bentuk saja yaitu, dalam bentuk evaluasi tertulis, lisan, dan perbuatan. 5 b Alat-alat penilaian Pada dasarnya alat penilaianevaluasi yang digunakan guru di MTs Islamiyah Ciputat sudah cukup bervariasi, seperti tes tertulis, dengan cara menulis dipapan tulis atau mengerjakan buku tugas berupa LKS, selain dengan tes tertulis juga dilakukan dengan tes lisan dengan sistem siswa dituntut untuk mengungkapkan pendapatargumennya atas soal yang dibuat guru yang berupa studi kasus dalam pemecahan masalah. Hal ini dilakukan agar memicu siswa untuk lebih berpikir kritis. c Pelaksanaan penilaian Pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru IPS yaitu diberikan pada saat: Penilaian pormatif, penilaian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah menyelesaikan program pembelajaran IPS. Pelaksanaan penilaian formatif ini dilakukan oleh guru setiap dua kali pertemuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, apakah ada peningkatan atau perubahan dalam berpikir kritis siswa dengan menggunakan metode problem solving. 5 Achmad Djuanda,wawancara guru IPS MTs Islamiyah Ciputat 24 Desember 2010 62 Tabel 4.5 Hasil ulangan harian pertama dan nilai ulangan kedua siswa kelas VIII.2 IPS MTs islamiyah No Urut Nis Nama Siswa Nilai Ulangan Harian I Nilai Ulangan Harian II 1 10111002 Abdurrahman Al-Munawar 55 65 2 10111003 Ade Kurniawan 55 70 3 10111008 Aldi Adrowi 55 70 4 10111010 Alvian Beni Mardany 50 70 5 10111011 Amanda Putri Wahyuningsih 60 85 6 10111012 Ambar Jati Saputra 55 65 7 10111017 Ardi Darmansyah 60 75 8 10111022 Dinda Utari 50 70 9 10111023 Elma Fitri Nurhidayat 45 60 10 10111024 Fahmi Maulan 55 65 11 10111026 Ferdian Oktariyanto 50 65 12 10111031 Hendi Julia Puadilah 50 70 13 10111034 Ikhsan Maulana . B 50 70 14 10111035 Indah Novita 45 60 15 10111036 Indah Yunita 55 70 16 10111038 Kaisar Qori Wijaya 55 75 17 10111039 Khairul Fatahillah 50 70 18 10111041 Lucky Christian 50 65 19 10111042 Lulu Ziyadatul Marhamah 55 70 20 10111043 M. Zulfikar 50 70 21 10111044 Marlina Arby 50 70 22 10111045 Meti Anggraeni 55 75 23 10111049 Muh. Atta Lariqsyah Fanani 45 65 24 10111051 Muh. Qoirul Hapid 55 75 25 10111055 Muhammad Bilal Alfarizy 55 80 26 10111059 Nindi Elisa 55 75 27 10111061 Nur Nazmi Laila 40 70 63 28 10111063 Puput Hardhiyanti 55 65 29 10111064 Rachmat Hutomo Rambe 55 60 30 10111065 Rani Sinta Devi 50 65 31 10111066 Rasyid Sidik 55 70 32 10111070 Sabilal Rosyad 55 70 33 10111071 Sadam Sutrisna 35 70 34 10111072 Sahana Darasanti 50 70 35 10111073 Septo Ardiansyah 45 60 36 10111076 Syaikora Zein 40 60 37 10111077 Tazqiyatul Izatinah 40 60 38 10111079 Vivi Nur Oktavia 40 65 39 10111080 Wisnu Gesang Arya Khabib 55 75 Jumlah 2205 2680 Nilai Rata-rata 56,5 ≈ 56 68,7 ≈ 70 Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa ada peningkatan nilai rata-rata kelas. Nilai ulangan harian pertama dengan rata-rata kelas sebesar 56, dimana nilai yang paling rendah pada ulangan harian pertama didapatkan oleh siswa yang bernama Sadam Sutrisna dengan nilai 35, dan dari keaktifan dikelas dalam bertanya maupun mengungkapkan pendapat dalam pemecahan suatu masalah siswa tersebut dinilai kurang,dan dalam segi kehadiranpun sering tidak masuk tanpa keterangan,serta siswa yang bernama Sadam Sutrisna ini history dalam nilai ulangan harian yang sebelumnya juga sering mendapatkan nilai dibawah rata-rata,begitupun history nilai tugas maupun ulangan harian siswa kelas VIII.2 lainnya yang belum mencapai nilai diatas rata-rata,dapat di lihat pada lampiran 5. Berbanding terbalik dengan siswa yang bernama Amanda Putri Wahyuningsih, yang sering mendapatkan nilai diatas rata-rata terus menerus. Amanda Putri Wahyuningsih mempunyai kelebihan cepat menangkap dan mencerna apa yang di sampaikan oleh guru ketika menerangkan, akan tetapi anak ini kurang mampu dalam mengungkapkan pendapat, keberaniannya untuk mengungkapkan pendapat harus digali dan lebih diarahkan oleh guru, agar tumbuh rasa percaya diri dan keberanian 64 dalam mengungkapkan pendapat secara aktif dan intensif, begitu juga dengan siswa lainnya di kelas VIII.2. Pada pertemuan ketiga tanggal 7 Desember 2010, guru mulai menerapkan strategi belajar dengan menggunakan metode problem solving, yang bertujuan meningkatan kemampuan siswa kelas VIII.2 untuk berpikir kritis , yang dapat dinilai pada aspek menyampaikan pendapat, berdiskusi, mengemukakan tanggapan, dan mengajukan saran dalam menyampaikan pendapat pada pembelajaran IPS, untuk mengetahui respon siswa dalam pemecahan masalah pada pembelajaran IPS , dan untuk mengetahui peranan metode problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis pada pembelajaran IPS. Dan dilihat pada hasil ulangan harian kedua meningkat dengan nilai rata-rata kelas menjadi 70, dengan nilai terendah yang diperoleh siswa sebesar 60 dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa sebesar 85. Baik Sadam Sutrisna maupun Amanda Putri Wahyuningsih sama-sama mendapatkan nilai hasil ulangan yang meningkat dengan fariasi nilai yang beanekaragam,begitupun nilai hasil ulangan yang didapatkan oleh siswa kelas VIII.2 lainnya mengalami peningkatan,bukan dari hasil belajar test saja tetapi juga dalam segi keterampilan motorismotor skill, dalam keterampilan intelektual, serta dalam segi sikap, dimana anak kelas VIII.2 lebih aktif bertanya dan mulai berani untuk mengungkapkan pendapat yang bersifat kritis kepada guru dari yang pasif cenderung menjadi aktif,setelah guru menggunakan metode problem solving. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan dalam pola berpikir kritis peserta didik dengan perolehan nilai rata-rata kelas diatas KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 60.

6. Interpretasi Data

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dideskripsikan kemudian dianalisis, maka disimpulkan bahwa upanya meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis melalui metode problem solving pada pembelajaran IPS materi penyimpangan sosial,dimana dalam 65 pelaksanaannya guru membagi menjadi tiga tahapan yaitu tahapan perencanaan, tahapan pelaksanaan, dan tahapan evalusi penilaian. Pada tahapan pertama yaitu perencanaan, guru IPS di MTs Islamiyah Ciputat sudah membuat RPP sebelum memasuki kelas, RPP serta silabus dibuat pada awal tahun ajaran untuk program satu tahunan. Pada tahapan kedua, kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dibagi menjadi empat pertemuan, dalam setiap pertemuanya ada tiga tahapan yaitu kegiatan awal pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan terlaksana dengan baik. Kebiasaan yang selalu dilakukan adalah mendahului pembelajaran dengan membaca doa, serta salam. Pada kegiatan inti menunjukan hasil yang baik, hal ini dapat dilihat dari perubahan atau peningkatan dari setiap kali pertemuan. Dimana pertemuan pertama guru menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab. Keadaan kelas masih sangat monoton dan cara berpikir kritis siswapun masih sangat terbatas. Dipertemuan keduapun metode yang digunakan oleh guru masih sama dengan pertemuan pertama yaitu ceramah dan Tanya jawab. Pertemuan ketiga guru menggunakan metode problem solving dengan tujuan agar cara berpikir siswa dapat terangsang untuk berpikir kritis serta aktif dalam mengungkapkan pendapat,bertanya bahkan memecahkan masalah. Kemudian pada pertemuan keempat guru masih menggunakan metode problem solving, dalam pertemuan ini guru memberikan beberapa soal berupa pemecahan masalah studi kasus untuk memancing berpikir kritis pada peserta didik. Tahap terakhir yaitu tahapan evaluasipenilaian menunjukan hasil yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan pertama dimana nilai peserta didik masih dibawah rata-rata atau nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 60. Dimana pada ulangan pertama peserta didik yang mendapatkan nilai terendah 40, dan hanya satu siswa yang mendapatkan nilai 60. Namun pada ulangan kedua pada tanggal 21 Desember 2010 ada peningkatan semua siswa telah mencapai KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 60, dimana nilai terendah 60 dan tertinggi 85, peserta didik. 66 Dapat disimpulkan bahwa hasil ulangan peserta didik meningkat dengan menggunakan metode problem solving tersebut. Selain ulangan yang meningkat dapat dilihat pula dari hasil observasi yang peneliti lakukan ada lima sapek yang diamati diteliti oleh peneliti yaitu kehadiran, kedisiplinan, perhatian, keaktifan dan pemecahan masalah. Dari kelima aspek tersebut setiap siswa diteliti oleh peneliti dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran 1. Dilihat dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada guru pada tanggal 23 Desember 2010 tentang bagaimana pengaruh penerapan metode problem solving terhadap berpikir kritis siswa hasilnyapun cukup baik dan ada peningkatan,di mana ada perbedaan cara berpikir kritis siswa yang signifikan sebelum menggunakan metode problem solving dan sesudah menggunakan problem solving,sebagaimana setelah menggunakan problem solving siswa dilihat lebih aktif dalam proses pembelajaran, lebih berani dalam mengungkapkan pendapat, dan mulai mampu memecahkan masalah berupa soal-soal yang dibuat oleh guru mengenai studi kasus dalam materi penyimpangan sosial. 6 Dan dari hasil wawancara siswapun yang dilaksanakan pada tanggal 24 Desember 2010 dapat disimpulkan bahwa siswa senang dalam mengikuti proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode problem solving. 7 Dengan demikian Dari hasil pengumpulan data yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru IPS telah memilih metode yang cocok untuk merangsang atau menarik cara berpikir kritis siswa melalui metode problem solving. Hal ini dapat dijadikan sebagai Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui metode problem solving pada pembelajaran IPS materi penyimpangan sosial, karena terbukti dari proses pembelajaran yang baik maka dapat diperoleh hasil ulangan peserta didik yang baik pula. 6 Achmad Djuanda, wawancara guru IPS MTs Islamiyah Ciputat 23 Desember 2010 7 Wawancara siswa IPS MTs Islamiyah Ciputat 24 Desember 2010

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian tindakan kelas di Kelas IV-1 SD Dharma Karya UT

1 4 173

Pengaruh metode Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan gender terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa

2 17 0

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

3 14 57

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK KESETIMBANGAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

0 16 57

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING BERBASIS Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Problem Solving Berbasis Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) (PTK Pada Siswa Kel

0 1 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM SOLVING BERBASIS Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Pendekatan Problem Solving Berbasis Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) (PTK Pada Siswa Kel

0 1 12

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.

10 20 47

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN.

2 7 37

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA.

0 3 34

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA (Penelitian dan Pengembangan pada Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri Kota Serang.

0 0 73