Sejak 1962, pemikiran Ennis, mengenai taksonomi berpikir kritis, disposisi, dan kecakapan khususnya yang digunakan pada pelatihan terus
berkembang. Definisi yang diajukan cenderung tetap walaupun terus dikembangkan, yaitu: “Berpikir kritis adalah berpikir yang wajar dan reflektif
yang berfokus pada memutuskan apa yang harus diyakini atau dilakukan.”
42
Pemikiran Ennis tampaknya termasuk pada berpikir kreatif. Menurut pandangannya, berpikir kritis tidak setara dengan berpikir tingkat tinggi karena
berpikir kritis melibatkan disposisi. Dengan demikian, jika seseorang memutuskan sesuatu berdasarkan apa yang
harus diyakini atau dilakukan, maka orang tersebut berpikir secara kritis.
43
Enam kriteria dalam menilai satu himpunan disposisi berpikir kritis, yaitu simplicity penyederhanaan; comprehensiveness
kelengkapan; value nilai; comprehensibility dipahami; conformity of its language to our everyday meanings kesesuaian bahasanya untuk makna sehari-
hari; dan fitting of subordinates if any under superordinates pemasangan pemikiran bawahan di bawah atasan jika dimungkinkan.
44
Taksonomi versi 1998 terdiri dari tiga kecenderungan utama dengan subkategori disposisi dan lima belas kemampuan disajikan sebagai daftar
beberapa dengan subkategori untuk menyediakan isi kurikulum berpikir kritis. Ennis mengungkapkan bahwa terdapat dua belas indikator dan beberapa sub
indikator berpikir kritis yang dikelompokkan dalam lima besar aspek, serta terdapat satu aspek tambahan dengan tiga indikator kemampuan yang membantu
auxiliary abilities. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut: Jadi, konsep disposisi
dilibatkan dalam keterampilan berpikir kritis sehingga berpikir kritis ini tidak setara dengan berpikir tingkat tinggi. Berpikir kritis merupakan salah satu bentuk
dari berpikir produktif.
45
a. Memberikan klarifikasi sederhana basic clarification
1 Memfokuskan pada pertanyaan
42
Ibid., h.196.
43
Ibid.
44
Ibid., h. 197.
45
Robert H Ennis, The Nature of Critical Thinking: An Outline of Critical Thinking Dispositions
and Abilities, diakses pada 4 Februari 2015, h.2-4, faculty.education.illinois.edurhennisdocumentsTheNatureofCriticalThinking_51711_000.pdf
a Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan
b Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk menilai
kemungkinan jawaban c
Menjaga pertanyaan dan keadaan dalam pikiran 2
Menganalisis argumen a
Mengidentifikasi kesimpulan b
Mengidentifikasi alasan atau pendapat c
Menganggap atau mengidentifikasi asumsi sederhana d
Mengidentifikasi dan menangani penyimpangan irrelevance e
Melihat struktur argumen f
Meringkas 3
Menanyakan dan menjawab klarifikasi danatau pertanyaan menantang a
Mengapa? b
Apa intinya? c
Apa yang anda maksud? d
Apa contohnya? e
Apa yang bukan contohnya? f
Bagaimana menerapkannya pada kasus tersebut? g
Apa perbedaan yang membuatnya? h
Apa faktanya? i
Benarkah yang anda katakan: ……………? j
Dapatkah anda mengatakannya lebih tentang hal tersebut? b.
Dua dasar untuk keputusan two basic for a decision 4
Menilai kredibilitas sumber a
Keahlian b
Kekurangan konflik yang penting interest c
Kesepakatan dengan sumber lain d
Reputasi e
Penggunaan prosedur yang tersedia f
Mengetahui risiko terhadap reputasi g
Kemampuan memberikan alasan
h Kebiasaan berhati-hati
5 Mengobservasi dan menilai laporan observasi
a Sedikit simpulan dilibatkan
b Interval waktu yang singkat antara observasi dan laporan
c Dilaporkan oleh pengamat
d Ketentuan laporan
e Bukti-bukti yang menguatkan
f Kemungkinan dari bukti-bukti yang menguatkan
g Akses yang baik
h Penggunaan teknologi yang kompeten
i Kepuasan observer
c. Kesimpulan inference
6 Deduksi dan menilai deduksi
a Kelompok yang logis
b Kondisi yang logis
c Interpretasi istilah yang logis
d Memenuhi syarat alasan deduktif
7 Membuat kesimpulan induksi
a Membuat generalisasi
b Mengemukakan hipotesis
8 Membuat dan menilai pertimbangan nilai keputusan
a Latar belakang fakta
b Konsekuensi menerima atau menolak keputusan
c Mengutamakan penerapan prinsip yang dapat diterima
d Alternatif
e Menyeimbangkan, menimbang, memutuskan
d. Memberikan klarifikasi lebih lanjut advanced clarification
9 Mendefinisikan istilah dan menilai definisi
a Bentuk definisi
b Fungsi definisional tindakan
c Isi definisi
d Mengidentifikasi dan menangani dalih
10 Melengkapi asumsi yang tidak dinyatakan
a Rasa peyoratif keragu-raguan atau kepalsuan
b Menuliskan: anggapan, asumsi yang dibutuhkan, atau asumsi yang
digunakan e.
Membuat pengandaian dan integrasi supposition and integration 11
Mempertimbangkan dan memberikan alasan dari pendapat, alasan, asumsi, posisi, dan saran lain yang tidak disepakati atau diragukan, tanpa
membiarkan ketidaksepakatan dan keraguan mengganggu pemikiran berpikir yang disangka benar
12 Mengintegrasikan kemampuan lain dan disposisi dalam membuat dan
mempertahankan keputusan f.
Kemampuan yang membantu auxiliary abilities, bukan termasuk dari aturan berpikir kritis tetapi sangat bermanfaat
13 Berproses pada aturan sistematis yang disesuaikan dengan keadaan
a Mengikuti tahapan pemecahan masalah
b Memonitor pemikiran sendiri terlibat dalam metakognitif
c Menggunakan daftar pemikiran kritis yang layak
14 Menjadi sensitif terhadap perasaan, tingkat pengetahuan, dan derajat
pengalaman orang lain 15
Menggunakan strategi retorika yang sesuai dalam diskusi dan presentasi lisan dan tulisan, termasuk menggunakan dan bereaksi terhadap label
kekeliruan pada aturan sistematis Dengan demikian, jika seseorang menggunakan keterampilan
berpikirnya secara kritis, maka orang tersebut dapat memberikan penjelasan sederhana, menggunakan keterampilan dasarnya, menyimpulkan, memberikan
penjelasan lebih lanjut, membuat pengandaian dan mengintegrasikan semua keterampilan berpikir kritis, serta ditambah dengan keterampilan tambahan dalam
berpikir kritis.
3. Konsep Kalor
a. Kalor sebagai Transfer Energi
Kalor mengalir dengan sendirinya dari suatu benda yang temperaturnya lebih tinggi ke benda lain dengan temperatur yang lebih rendah. Satuan yang
umum untuk kalor, yang masih digunakan sekarang, dinamakan kalori. Satuan yang lebih sering digunakan dari kalori adalah kilokalori kkal, yang besarnya
1000 kalori. Kadangkala satu kilokalori disebut Kalori dengan huruf K besar.
46
James Prescott Joule 1818-1889 melakukan sejumlah percobaan yang penting untuk menetapkan bahwa kalor, seperti kerja, mempresentasikan transfer
energi. Joule menentukan bahwa sejumlah kerja tertentu yang dilakukan selalu ekivalen dengan sejumlah masukan kalor tertentu. Secara kuantitatif, kerja 4,186
joule J ternyata ekivalen dengan 1 kalori kal kalor, dikenal dengan tara kalor mekanik.
Jadi, kalor mengacu pada transfer energi dari satu benda ke yang lainnya karena adanya perbedaan temperatur.
47
b. Kalor Jenis
Dengan demikian, kalor dan energi kadangkala juga dinyatakan dalam kalori atau kilokalori, di mana 1 kal = 4,186 J yang merupakan jumlah kalor yang
dibutuhkan untuk menaikkan 1 g air sebesar 1C
o
.
Besar kalor Q yang dibutuhkan untuk mengubah temperatur zat tertentu sebanding dengan massa m zat tersebut dan dengan perubahan temperatur
∆T. Hal ini dapat dinyatakan dalam persamaan,
48
� = �� ∆� …………………………2.1
di mana c adalah besaran karakteristik dari zat tersebut, yang disebut kalor jenis. Karena c = Qm
∆T, kalor jenis dinyatakan dalam satuan Jkg.C
o
satuan SI yang sesuai atau kkalkg.C
o
. Jadi, kalor jenis, c, dari zat didefinisikan sebagai energi atau kalor yang dibutuhkan untuk mengubah temperatur massa satuan zat
sebesar 1 derajat.
46
Douglas C Giancoli, Fisika, Edisi 5, Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2001, h.489.
47
Ibid.
48
Ibid., h.492.
c. Konservasi Energi
Ketika bagian-bagian yang berbeda dari sistem yang terisolasi berada pada temperatur yang berbeda, kalor akan mengalir dari bagian dengan temperatur
yang lebih tinggi ke bagian dengan temperatur lebih rendah. Jadi, konservasi energi memainkan peranan penting: kehilangan kalor sebanyak satu bagian sistem
sama dengan kalor yang didapat oleh bagian yang lain:
49
Pertukaran energi tersebut merupakan dasar teknik yang dikenal dengan nama kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif dari pertukaran kalor.
����� ���� ℎ����� = ����� ���� ������� …………2.2
50
d. Kalor Laten
Dengan demikian, ketika kalor mengalir di dalam sistem yang terisolasi, konservasi energi memberitahu kita bahwa kalor yang diterima oleh satu bagian
sistem sama dengan kalor yang dikeluarkan oleh bagian sistem yang lain. Konservasi energi pada pertukaran kalor, seperti yang ditunjukkan oleh
Persamaan 2.2, pertama kali diukur oleh Joseph Black 1728-1799, seorang ilmuwan Inggris. Oleh karena itu, Persamaan 2.2 dikenal sebagai asas Black.
Ketika suatu zat berubah wujud dari padat ke cair, atau dari cair ke gas,
sejumlah tertentu energi terlibat pada perubahan wujud. Kalor yang dibutuhkan
untuk mengubah 1,0 kg zat dari padat menjadi cair disebut kalor lebur. Kalor yang dibutuhkan untuk mengubah suatu zat dari cair ke uap disebut kalor
penguapan.
51
Gambar 2.1 Bagan perubahan wujud benda
49
Ibid., h.494.
50
Ibid., h.495.
51
Ibid., h.497.
Kalor penguapan dan lebur juga mengacu pada jumlah kalor yang dilepaskan oleh zat ketika berubah dari gas ke cair, atau dari cair ke padat. Nilai-
nilai untuk kalor lebur dan kalor penguapan, yang disebut juga kalor laten. Kalor yang terlibat dalam perubahan wujud tidak hanya bergantung pada kalor laten,
tetapi juga pada massa total zat tersebut. Sehingga,
52
Kita dapat menggunakan teori kinetik untuk memahami mengapa dibutuhkan energi untuk meleburkan atau menguapkan suatu zat. Diketahui
bahwa pada saat benda berada pada wujud padat, molekulnya terletak teratur. Pada saat melebur, energi dibutuhkan untuk mencegah energi potensial molekul
dan bukan untuk menaikkan energi kinetik. Setelah molekul lepas dari gaya tarik � = ��
…………………………2.3 di mana L adalah kalor laten proses dan zat tertentu, m adalah massa zat, dan Q
adalah kalor yang dibutuhkan atau dikeluarkan selama perubahan wujud. Jadi, pertukaran energi terjadi, tanpa perubahan temperatur, ketika zat berubah wujud.
Kalor laten untuk mengubah cairan menjadi gas diperlukan tidak hanya pada titik didih. Air juga dapat berubah dari wujud cair ke gas bahkan pada
temperatur ruangan. Proses ini disebut penguapan. Ketika air menguap, air akan mendingin, karena energi yang dibutuhkan kalor laten untuk penguapan datang
dari air itu sendiri. Penguapan air dari kulit merupakan satu dari metode penting yang
digunakan tubuh untuk mengendalikan temperaturnya. Ketika temperatur darah naik sedikit di atas normal, kelenjar hypothalamus mendeteksi naiknya temperatur
ini dan mengirimkan sinyal ke kelenjar keringat untuk menaikkan produksinya. Energi yang dibutuhkan untuk menguapkan air ini berasal dari tubuh, dan dengan
demikian tubuh menjadi dingin. Ketika tubuh kita berkeringat karena berolahraga, janganlah berdiri di
tempat yang aliran anginnya kuat. Aliran angin yang kuat akan menghasilkan pendinginan lebih pada penguapan keringat dan menyebabkan turunnya ketahanan
tubuh kita terhadap infeksi. Akibatnya, tubuh mudah terserang penyakit.
52
Ibid., h.498.
tarik-menariknya, mereka dapat bebas bergerak sehingga ketika benda diberi kalor akan digunakan untuk menaikkan energi kinetik dan temperatur benda meningkat.
Pada saat menguap, energi dibutuhkan untuk mencegah agar tidak berdekatan den terlepas ke fase gas. Pada umumnya, kalor pengupaan lebih besar dibandingkan
kalor peleburan karena jarak rata-rata antarmolekul menjadi jauh lebih besar. Suatu zat kadang-kadang dapat berubah wujud dari padat langsung
menjadi gas. Proses ini dinamakan menyublim. Sebagai contoh, karbon dioksida cair hanya ada pada tekanan yang lebih rendah dari 5 × 10
5
Pa kira-kira 5 atm, padahal karbon dioksida padat dapat menyublim pada tekanan atmosfer 1 atm.
Oleh karena itu, pada keadaan normal, karbon dioksida padat disebut es kering jika diberi kalor langsung berubah menjadi gas karbon dioksida tanpa melalui
wujud cair. Peristiwa menyublim dimanfaatkan orang dalam teknik pengeringan
beku freeze drying untuk mengawetkan produk makanan, bunga, dan plasma darah. Mula-mula produk makanan diawetkan dengan membekukan kandungan
airnya pada pada temperatur yang rendah. Kemudian, es yang terkurung dalam produk makanan diuapkan dengan cara mengurangi tekanan sehingga es langsung
menyublim menjadi uap air. Uap air ini dialirkan ke luar dari tempat pengeringan sehingga tinggallah produk makanan kering tanpa kehilangan kandungan zat-zat
penting bau dan citarasa. Oleh karena kering, produk makanan tidak mudah membusuk. Kelak, jika produk makanan hendak digunakan, kondisinya dapat
dipulihkan dengan menambah air.
e. Perpindahan Kalor
Kalor berpindah dari satu tempat atau benda ke yang lainnya dengan tiga cara, yaitu dengan konduksi, konveksi, dan radiasi. Konduksi kalor pada
banyak zat dapat digambarkan sebagai hasil tumbukan molekul-molekul. Tumbukan molekul mentransfer energi gerakan termal ke sepanjang benda.
Konduksi atau kecepatan aliran kalor dinyatakan oleh hubungan,
53
53
Ibid., h.501.