posttest kelas kontrol sebesar 47, standar deviasi sebesar 8,84, dan varian sebesar 78,16. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14.
Berikut ini merupakan histogram perbandingan hasil tes keterampilan berpikir kritis sebelum pretest dan sesudah posttest pembelajaran kelas
kontrol.
Gambar 4.3 Perbandingan pretest dan posttest kelas kontrol
c. Analisis indikator keterampilan berpikir kritis berdasarkan pretest-
posttest kelas kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan pada penelitian mengenai analisis indikator keterampilan berpikir kritis berdasarkan pretest dan posttest di kelas
kontrol yang dijadikan sampel diperoleh data sebagai berikut. Indikator keterampilan berpikir kritis terendah pada saat pretest adalah mengintegrasikan
kemampuan berpikir kritis dalam membuat dan mempertahankan keputusan yang terkait denganperistiwa perpindahan kalor pada butir soal nomor 4, sedangkan
indikator keterampilan berpikir kritis tertinggi pada saat pretest adalah menuliskan asumsi yang dibutuhkan sesuai dengan pernyataan Asas Black pada
butir soal nomor 3. Sementara itu, indikator keterampilan berpikir kritis terendah pada saat posttest adalah mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk
mempertimbangkan jawaban yang mungkin tentang peristiwa perubahan wujud
Terendah Tertinggi
Rata-rata Modus
Median Rentang
Standar deviasi
Varian Pretest
41 62
52,17 50
50 21
4,91 24,12
Posttest 41
88 62,5
62 62
47 8,841
78,16 10
20 30
40 50
60 70
80 90
100
N il
a i
Perbandingan pretest-posttest kelas kontrol
Deskripsi data statistik
benda pada butir soal nomor 5, sedangkan indikator keterampilan berpikir kritis tertinggi pada saat posttest adalah menuliskan asumsi yang dibutuhkan sesuai
dengan pernyataan Asas Black pada butir soal nomor 3. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20.
Berikut ini merupakan histogram perbandingan hasil analisis indikator keterampilan berpikir kritis berdasarkan pretest dan posttest kelas kontrol.
Gambar 4.4 Analisis indikator keterampilan berpikir kritis berdasarkan
pretest dan posttest kelas kontrol
Keterangan A.1.b: Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan
jawaban B.4.a: Menilai kredibilitas sumber berdasarkan keahlian
C.7.a: Membuat generalisasi C.8.c: Menerapkan prinsip-prinsip yang dapat diterima
D.9.a: Menjelaskan bentuk definisi berupa operasional persamaan D.10.b: Menuliskan asumsi yang dibutuhkan
E.11: Mempertimbangkan dan memberikan alasan dengan membuat
pengandaian posisi kondisi E.12: Mengintegrasikan kemampuan berpikir kritis dalam membuat dan
mempertahankan keputusan
A.1.b B.4.a
C.7.a C.8.c
D.9.a D.10.b
E.11 E.12
Pretest 3,733
7,378 6,684
8,767 4,34
9,201 7,813
3,385 Posttest
4,34 9,809
8,333 9,115
7,378 9,983
8,333 5,642
2 4
6 8
10 12
R at
a -ra
ta Analisis indikator keterampilan berpikir kritis
berdasarkan pretest-posttest kelas kontrol
Indikator keterampilan berpikir kritis
3. Hasil Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
Inquiry Training
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran inquiry training di kelas eksperimen yang dijadikan sampel
diperoleh data sebagai berikut. Kegiatan pembelajaran fisika pada konsep kalor dilaksanakan sebanyak tiga pertemuan. Setiap pertemuan memiliki lima tahapan
yang dijabarkan menjadi tiga belas sub tahapan. Rata-rata persentase keterlaksanaan model pembelajaran inquiry training di kelas eksperimen sebesar
92,20 atau dapat dikatakan baik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 15. Berikut ini merupakan histogram persentase dari lembar observasi
keterlaksanaan model pembelajaran inquiry training yang dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan.
Gambar 4.5 Histogram persentase keterlaksanaan model pembelajaran inquiry training
4. Pengujian Hipotesis
Berikut ini merupakan analisis data yang meliputi uji prasyarat analisis statistik dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, uji hipotesis
dengan menggunakan uji t-pasangan, serta uji N-gain.
I II
III Keterlaksanaan
93,33 93,33
89,93 0,00
10,00 20,00
30,00 40,00
50,00 60,00
70,00 80,00
90,00 100,00
P e
rse n
ta se
Keterlaksanaan model pembelajaran inquiry training
Pertemuan