Tempat dan Waktu Penelitian Variabel Penelitian Teknik Analisis Data Nontes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kota Serang yang berlokasi di Jl. Raya Pandeglang km. 5 Serang, Banten. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November sampai dengan Desember, semester ganjil tahun pelajaran 2014-2015.

B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen eksperimen semu. Kuasi eksperimen adalah jenis penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol pengaruh berbagai faktor lain yang tidak termasuk perlakuan. 1 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran creative problem solving CPS termodifikasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep hukum Newton tentang gravitasi.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah non-equivalent control group design . 2 Sebelum diberikan perlakuan, pada kedua kelas diberikan pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa pada konsep yang bersangkutan yaitu hukum Newton tentang gravitasi. Kemudian keduanya diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran creative problem solving CPS termodifikasi, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran creative problem solving CPS biasa . Setelah diberi perlakuan, kedua kelompok diberikan posttest untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar yang diperoleh siswa. Adapun secara singkat rancangan penelitian ini dapat digambarkan dalam desain pada tabel 3.1 sebagai berikut. 1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R D , cetakan ke-10 Bandung: Alfabeta, 2010, hal. 114. 2 Ibid., hal. 116. 42 Tabel 3.1 Desain penelitian non-equivalent control group design Kelompok Pretest Perlakuan X Posttest K e O 1 X 1 O 2 K k O 1 X o O 2 Keterangan : K e = Kelompok eksperimen K k = Kelompok kontrol O 1 = Pretest kelas eksperimen dan kontrol O 2 = Posttest kelas eksperimen dan kontrol X 1 = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran creative problem solving CPS termodifikasi X o = Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran creative problem solving CPS orisinil

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian 3 . Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa di SMA Negeri 2 Kota Serang pada semester ganjil tahun pelajaran 2014-2015, sedangkan populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas XI di sekolah tersebut.

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti 4 . Sampel dalam penelitian ini diambil melalui teknik “purposive sampling”. Purposive sampling adalah teknik pemilihan sampel yang didasarkan atas adanya tujuan tertentu 5 . Berdasarkan teknik sampling tersebut, terpilih dua kelas XI SMA 2 Kota Serang sebagai sampel penelitian, yaitu XI MIA 6 sebagai kelas eksperimen dan XI MIA 8 sebagai kelas kontrol.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian yaitu suatu objek penelitian yang mempunyai variasi tertentu 6 . Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu, variabel bebas 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cetakan ke-14 Jakarta: Rineka Cipta, 2010, hal. 173. 4 Ibid., hal. 174. 5 Ibid., hal. 183. 6 Sugiyono, Op.Cit.,hal. 61. independent dan variabel terikat dependent. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran creative problem solving CPS termodifikasi dan variabel terikatnya adalah hasil belajar fisika siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes dalam penelitian ini menggunakan tes objektif berupa pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban a, b, c, d dan e. Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif. Ranah kognitif yang diteliti dibatasi hanya pada jenjang, C1 mengingat, C2 memahami, C3 menerapkan dan C4 menganalisis. Instrumen tes ini diberikan dua tahap, yaitu tes awal pretest yang mengukur kemampuan awal siswa dan tes akhir posttest yang mengukur kemampuan akhir siswa. Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini : Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen tes Ket : : Instrumen yang valid 2. Instrumen Nontes Instrumen non tes dalam penelitian ini berupa lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk melihat keberhasilan LKS digital dalam mengatasi No Indikator Pembelajaran Aspek Kognitif Jumlah C 1 C 2 C 3 C 4 1 Menganalisis hubungan antara gaya gravitasi dengan massa benda dan jaraknya. 1, 2, 3, 4 5, 6, 7 12, 13, 14, 15 11 2 Menghitung resultan gaya gravitasi pada benda titik dalam suatu sistem. 8, 9, 10, 11 4 3 Membandingkan percepatan gravitasi dan kuat medan gravitasi pada kedudukan yang berbeda 16, 17, 18, 29 19, 20, 22, 23, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 31 16 4 Menganalisis gerak planet dalam tata surya berdasarkan hukum Kepler. 32, 33, 34 35, 36 37, 38, 39, 40 9 Jumlah 4 10 10 16 40 kelemahan yang ada pada tahap evaluasi dan seleksi dalam model pembelajaran creative problem solving CPS orisinil. Observasi dilakukan pada tahap evaluasi dan seleksi dalam model pembelajaran creative problem solving CPS termodifikasi. Kisi-kisi instrumen nontes dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini: Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen nontes lembar observasi tahap evaluasi dan seleksi No Indikator Skor Maksimal 1 Memahami peraturan LKS digital 2 2 Bekerja sama dalam kelompok 2 3 Sarana penyaluran pendapat kelompok 2 4 Situasi pembelajaran kondusif 2 5 Efektivitas waktu 2 Jumlah 10

F. Kalibrasi Instrumen

Dalam penelitian ini, karena ada dua instrumen yang digunakan, maka ada dua kalibrasi instrumen, yaitu kalibrasi instrumen tes dan kalibrasi instrumen nontes.

1. Kalibrasi Instrumen Tes

Untuk instrumen tes, kalibrasi dilakukan untuk melihat kualitas soal yang digunakan. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini, harus memiliki empat kriteria kelayakan, yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Adapun penjelasan mengenai kalibrasi instrumen tes diantaranya sebagai berikut :

a. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur sesuatu yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data yang diteliti dengan tepat. 7 Pengujian validitas butir soal dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor total tes. Soal dianggap valid jika skor butir soal tersebut memiliki koefisien korelasi signifikan dengan skor total tes. 7 Suharsimi Arikunto, Op.Cit., hal. 211. Sehingga uji validitas yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus koefisien korelasi point biserial, yaitu sebagai berikut: 8 Rumus korelasi point biserial adalah r pbis = � � −� � � � � � � Keterangan : r pbis = Koefisien korelasi point biserial M p = Rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar untuk item yang dicari korelasinya dengan tes. M t = Rata-rata skor total semua pengikut tes S t = Standar deviasi skor total P = Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut dimana, p = ������ ����� ���� ����� �����ℎ ������ℎ ����� q = 1-p Adapun kriteria penafsiran indeks validitasnya terlihat pada tabel 3.4 sebagai berikut: 9 Tabel 3.4 Interpretasi koefisien korelasi nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,800 – 1,00 Sangat Tinggi 0,600 - 0,799 Tinggi 0,400 – 0,599 Cukup 0,200 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat Rendah Tidak Valid Perhitungan pengujian validitas instrumen tes ini terdapat pada lampiran. Berdasarkan kesepakatan peneliti dengan dosen pembimbing, hanya 20 soal yang digunakan. Hasil analisis validitas instrumen dalam penelitian ini ditunjukkan pada tabel 3.5 sebagai berikut. Tabel 3.5 Hasil analisis validitas instrumen tes Statistik Jumlah Soal 40 Jumlah Siswa 30 Nomor Soal Valid 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 19, 20, 23, 26, 29, 31, 32, 33, 37, 40 Jumlah Soal Valid 23 Persentase 57,5 8 Ibid., hal. 326-327. 9 Ibid., hal. 319.

b. Reliabilitas

Reliabilitas mengandung pengertian bahwa sesuatu instrumen sudah cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen yang bersangkutan sudah baik. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang dipercaya. Koefisien reliabilitas dihitung dengan menggunakan KR-20, dapat dirumuskan sebagai berikut: 10 Rumus K- R20 : r 11 = � � �−1 � � � − ��� �� dimana, p = ��������� ������ ���� ������� 1 � sedangkan, q = ��������� ������ ���� ������� 0 �=1−� Keterangan : r 11 = Reliabilitas instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan V t = Varian total p = Proporsi subjek yang menjawab benar pada sesuatu butir mendapat skor 1. q = Proporsi subjek yang menjawab salah pada sesuatu butir. � R pq= Jumlah hasil perkalian p dan q Jika instrumen itu reliable, maka dapat dilihat dari kriteria penafsiran indeks reliabilitasnya seperti pada tabel 3.6 sebagai berikut : Tabel 3.6 Interpretasi kriteria reliabilitas instrumen Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 1, 00 Sempurna 0,91 – 1,00 Sangat Tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Sedang 0,21 – 0,40 Rendah 0,20 Kecil Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Hasil analisis reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel 3.7 dibawah ini. Tabel 3.7 Hasil analisis reliabilitas instrumen Statistika Jumlah Soal Jumlah Siswa Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas Kesimpulan 40 30 0,85 Tinggi Dapat digunakan 10 Ibid., hal. 230-231.

c. Tingkat Kesukaran

Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar dapat diketahui dari tingkat kesukaran yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Tingkat kesukaran suatu butir soal adalah proporsi dari keseluruhan siswa yang menjawab benar pada butir soal tersebut. Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan persamaan sebagai berikut: 11 � = B JS Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tingkat kesukaran terlihat pada tabel 3.8 sebagai berikut: 12 Tabel 3.8 Interpretasi tingkat kesukaran Nilai P Interpretasi Tingkat Kesukaran 0,00 P ≤ 0,30 Sukar 0,30 P ≤ 0,70 Sedang 0,70 P ≤ 1,00 Mudah Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada 40 soal yang diuji cobakan, ditunjukkan pada tabel 3.9 dibawah ini. Tabel 3.9 Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal Kriteria No. Soal Jumlah Sangat Sukar 4, 7, 14, 21, 22, 27, 28 7 Sukar 17, 18, 23, 24, 25, 26, 35, 36, 38 9 Sedang 2, 3, 5, 8, 11, 15, 16, 20, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 37, 39, 40 17 Mudah 6, 9, 10, 12, 13, 19 6 Sangat Mudah 1 1 Jumlah 40

d. Daya Pembeda

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang 11 Suharsimi Arikunto, Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, cetakan ke-10 Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2009, hal. 208. 12 Ibid., hal. 210. berkemampuan rendah. 13 Uji coba soal dilakukan terhadap jumlah sampel yang akan diteliti, sehingga kelompok atas dan kelompok bawah diperoleh dengan membagi dua jumlah siswa sama besar. Persamaan daya pembeda soal sebagai berikut: 14 DP = �� �� − �� �� Keterangan: DP = Daya pembeda BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah Adapun kriteria untuk daya pembeda soal terlihat pada tabel 3.10 sebagai berikut: 15 Tabel 3.10 Interpretasi daya pembeda soal Nilai DP Interpretasi Daya Pembeda Soal 0,71 – 1,00 Sangat baik 0,41 – 0,70 Baik 0,21 – 0,40 Cukup 0,00 – 0,20 Buruk Negatif Sangat Buruk Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 40 soal yang diuji cobakan, ditunjukkan pada tabel 3.11 sebagai berikut. Tabel 3.11 Hasil analisis daya pembeda soal Kriteria No. Soal Jumlah Sangat Buruk 17, 22, 27, 28, 35, 39 6 Buruk 4, 14, 18, 21, 24, 38 6 Cukup 7, 9, 10, 11, 13, 23, 25, 26, 30, 34, 36 11 Baik 1, 2, 3, 6, 8, 12, 16, 29, 31, 32, 37, 40 12 Sangat Baik 5, 15, 19, 20, 33 5 Jumlah 40 13 Ibid., hal. 211. 14 Ibid., hal. 213. 15 Ibid., hal. 218.

2. Kalibrasi Instrumen Nontes

Untuk instrumen nontes, kalibrasi dilakukan dengan uji validitas ahli yang berkaitan dengan butir-butir pernyataan yang terdapat pada lembar observasi. Adapun lembar uji validitas ahli dapat dilihat pada tabel 3.12 di bawah ini : Tabel 3.12 Lembar uji validitas isi No Aspek yang diuji Baik Cukup Kurang 1 Kesesuaian indikator dengan kriteria yang hendak diukur 2 Pemilihan kriteria dari indikator 3 Kesesuaian bobot nilai dengan kriteria Saran : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………

G. Teknik Analisis Data Tes

Analisis data bertujuan untuk memperoleh makna dari data yang telah terkumpul. Analisis data tes, dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji prasyarat analisis dan uji hipotesis.

1. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis data ini dilakukan dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian prasyarat analisis ini bertujuan untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan shapiro-wilk pada program SPSS for windows versi 20 dengan taraf kepercayaan 95 α = 0.05. Uji shapiro-wilk digunakan karena n ≥ 30. Cara mengetahui signifikan atau tidaknya hasil uji tersebut adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom signifikan Sig.. Jika signifikansi yang diperoleh ≥ 0.05, maka sampel berdistribusi normal dan jika signifikansi yang diperoleh 0.05, maka sampel tidak berdistribusi normal. 16

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas data menggunakan test of homogeneity of variance pada program SPSS for windows versi 20 yaitu uji leverne’s. Cara mengetahui signifikansi atau tidak, lihat pada kolom signifikan Sig. Pada kolom tersebut terdapat bilangan yang menunjukkan signifikansi yang diperoleh. Jika signifikansi yang diperoleh ≥ 0.05, maka varians sampel homogen. Jika signifikansi yang diperoleh 0.05, maka varians tidak homogen. 17

2. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat analisis dilakukan, maka data akan terbagi menjadi beberapa kondisi, diantaranya adalah data yang terdistribusi normal dan homogen, serta data yang tidak berdistribusi normal dan tidak homogen. Jika hasil analisis datanya berdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik parametrik uji t. Namun, jika datanya tidak berdistribusi normal dan tidak homogen, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik. Analisis data dilakukan untuk mengetahui adanya signifikansi pengaruh penggunaan model pembelajaran creative problem solving CPS termodifikasi terhadap hasil belajar siswa pada konsep Hukum Newton tentang Gravitasi. Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS dengan menguji uji independent sample t-test untuk ketepatan dalam perolehan data. Namun, sebelum uji independent sample t-test nilai kelas ekperimen dan kelas kontrol, terlebih dahulu dilakukan perhitungan normalitas dan homogenitas data. Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya H o adalah dengan memperhatikan bilangan pada kolom Sig. 2-tailed. Jika nilai Sig. 2-tailed ≥ 0.05 maka H o diterima, sedangkan jika nilai Sig. 2-tailed 0.05 maka H o ditolak. 18 Apabila salah satu atau kedua kelas tidak normal maka dilanjutkan 16 Universitas Negeri Jakarta, Modul Pelatihan SPSS, Pusat Pengembangan Teknologi Informasi Universitas Negeri Jakarta, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2011, hal.53. 17 Ibid,. hal. 55. 18 Ibid,. hal. 83. dengan uji statistik nonparametrik dengan uji mann whitney u pada SPSS for windows versi 20. Cara untuk mengetahui apakah H o ditolak atau diterima adalah dengan memperhatikan nilai Sig. Jika Sig ≥ 0.05 maka H o diterima, sedangkan jika Sig 0.05 maka H o ditolak.

H. Teknik Analisis Data Nontes

Analisis deskripsi lembar observasi diperoleh dari sikap nyata yang dilakukan siswa pada tahap evaluasi dan seleksi. Pengolahan data hasil observasi sangat bergantung pada pedoman observasinya, terutama dalam mencatat hasil observasinya. Pada penelitian ini, hasil pengamatan observasi diberi skala nilai berupa angka 2, 1 dan 0 untuk setiap indikatornya. 68 Hasil observasi dianalisis secara deskriptif dengan penghitungan persentase menggunakan rumus : P = � � x 100 Keterangan : P : Persentase F : Frekuensi N : Number of Cases Kemudian data kuantitatif dari analisis lembar observasi dikonversikan ke data kualitatif dengan klasifikasi seperti terlihat pada tabel 3.13 berikut ini: Tabel 3.13 Kriteria analisis deskriptif persentase No Persentase Keriteria 1 81 - 100 Baik sekali 2 61 - 80 Baik 3 41 - 60 Cukup 4 21 - 40 Kurang 5 0 - 20 Sangat kurang

I. Hipotesis Statistik

Nilai t atau t’ pada uji hipotesis kemudian disesuaikan pada tabel distribusi t atau t’ pada taraf signifikansi tertentu. Taraf signifikansi yang diambil dalam penelitian ini adalah taraf signifikansi 5 dengan menggunakan SPSS for windows versi 20 dimana kriteria penerimaan yang dirumuskan sebagai berikut: a. Jika Sig ≥ 0,05 , maka H o diterima dan H 1 ditolak tidak terdapat perbedaan. b. Jika Sig 0,05, maka H o ditolak dan H 1 diterima terdapat perbedaan. Keterangan: H o = Hipotesis nol, tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran creative problem solving CPS termodifikasi terhadap hasil belajar siswa pada konsep hukum Newton tentang gravitasi. H 1 = Hipotesis alternatif, terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran creative problem solving CPS termodifikasi terhadap hasil belajar siswa pada konsep hukum Newton tentang gravitasi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Subbab hasil penelitian menjelaskan mengenai gambaran umum dari data yang telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest, posttest dan lembar observasi dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1. Hasil Pretest

Hasil pretest diperoleh dari siswa kelas XI MIA 8 sebagai kelas kontrol dan siswa kelas XI MIA 6 sebagai kelas eksperimen. Hasil pretest kedua kelas tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini: Gambar 4.1 Diagram distribusi frekuensi hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen Perhitungan-perhitungan untuk menentukan gambar 4.1 di atas terdapat pada lampiran C. Berdasarkan gambar 4.1 di atas, terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil pretest yang diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen pada beberapa interval nilai. Pada interval nilai 5–13, 14-22 dan 23-31 sebanyak 19 siswa dari kelas kontrol dan 25 siswa dari kelas eksperimen yang memperoleh nilai pada interval tersebut. Selanjutnya, pada interval 32-40, 41-49 dan 50-58 sebanyak 14 siswa dari kelas kontrol dan 8 siswa dari kelas eksperimen yang memperoleh nilai pada interval tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat pretest kelas kontrol 10 9 8 4 2 3 10 12 6 2 2 4 6 8 10 12 14 5 – 13 14 - 22 23 -31 32 - 40 41 - 49 50 - 58 B an yak s is w a Rentang nilai Kelas Kontrol Kelas Eksperimen 54