2 Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
3 Merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh.
Selain itu, model pembelajaran problem solving memiliki beberapa kekurangan yaitu :
10
1 Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan
pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
2 Proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu
pelajaran lain. 3 Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima
informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berpikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan
berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.
c. Kreativitas
Menurut Harris kreativitas adalah suatu kemampuan untuk membayangkan atau kemampuan untuk membangun ide-ide baru dengan mengkombinasikan,
mengubah, menerapkan ulang ide-ide yang sudah ada
11
. Pendapat lain diungkapkan oleh Vernon, bahwa kreativitas adalah dorongan yang merupakan
motivasi primer untuk membentuk hubungan-hubungan dengan lingkungannya dalam upaya menjadi diri sepenuhnya, dorongan itu ada pada setiap orang dan
bersifat internal ada dalam diri individu sendiri, namun membutuhkan kondisi yang tepat untuk diekspresikan.
12
Dalam hal ini siswa dapat menyelesaikan soal- soal yang diberikan dengan beberapa cara atau menemukan cara baru untuk
10
Ibid., hal. 105
11
Titin Faridatun Nisa, “Pembelajaran Matematika dengan Setting Model Treffinger untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa”, Pedagogia Vol. 1 No. 1 Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo : Desember, 2011, hal. 38
12
Sri Yanah, “Studi tentang Pengembangan Life Skill Education dalam Proses Pembelajaran PPKn dan Implikasinya terhadap Kreatifitas Belajar Siswa”, Skripsi SP-S1, STKIP-
PGRI, Sukabumi, 2008. hal. 25
menyelesaikannya. Menurut Silver untuk menilai kemampuan berpikir kreatif ada 3 komponen kunci, yaitu: fluency, flexibility, novelty. Siswa dikatakan fasih
fluent jika siswa menyelesaikan soal divergen dengan beberapa solusi. Siswa dikatakan flexible jika siswa menyelesaikan soal divergen dengan beberapa cara.
Sedangkan siswa dikatakan novelty jika siswa memeriksa jawaban dengan berbagai metode penyelesaian dan kemudian membuat metode yang baru yang
berbeda.
13
Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas berhubungan dengan kemampuan seseorang membentuk sesuatu yang baru atau
mengembangkan yang sudah ada menjadi lebih baru.
d. Model Pembelajaran Creative Problem Solving CPS
Model pembelajaran creative problem solving CPS merupakan variasi dari pembelajaran pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam
mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Secara umum sintaksnya adalah dimulai dari fakta aktual sesuai dengan materi
bahan ajar melalui tanya jawab lisan, identifikasi permasalahan dan fokus pilih, mengolah pikiran sehingga muncul gagasan baru untuk menentukan solusi,
presentasi dan diskusi. Menurut Karen, creative problem solving CPS adalah suatu model
pembelajaran yang berpusat pada keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan kreativitas. Ketika dihadapkan dengan situasi pertanyaan, siswa
dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa
dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir siswa
14
. Dengan model pembelajaran creative problem solving CPS, siswa dapat
memilih dan mengembangkan ide dan pemikirannya. Berbeda dengan hafalan yang sedikit menggunakan pemikiran, model pembelajaran creative problem
solving CPS memperluas proses berpikir. Kelebihan model creative problem solving CPS sebagai model pembelajaran berdasarkan pengertian diatas adalah :
1 Mengasumsikan bahwa kreativitas adalah proses dan hasil belajar,
13
Titin Faridatun Nisa, Loc.Cit., hal. 39
14
I Ketut Mahardika. Maryani. Selly Candra Citra Murti, Loc.Cit.
2 Dilaksanakan kepada semua siswa dalam berbagai latar belakang dan tingkat kemampuan,
3 Mengintegrasikan dimensi kognitif dan afektif dalam pengembangannya, 4 Melibatkan secara bertahap kemampuan berpikir konvergen dan divergen
dalam proses pemecahan masalah, dan 5 Memiliki tahapan pengembangan yang sistematik, dengan beragam metode
dan teknik untuk setiap tahap yang dapat diterapkan secara fleksibel. Karen menuliskan langkah-langkah dalam model pembelajaran creative
problem solving CPS sebagai hasil gabungan prosedur Von Oech dan Osborn sebagai berikut:
15
1 Klarifikasi Masalah Klarifikasi masalah meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang
masalah yang diajukan, agar siswa dapat memahami tentang penyelesaian yang diharapkan.
2 Pengungkapan Gagasan Siswa dibebaskan untuk mengungkapkan gagasan tentang berbagai macam
strategi penyelesaian masalah 3 Evaluasi dan Seleksi
Setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau strategi-strategi yang cocok untuk menyelesaikan masalah
4 Implementasi Siswa menentukan strategi yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah,
kemudian menerapkannya sampai menemukan penyelesaian dari masalah tersebut.
Penerapan model pembelajaran creative problem solving CPS diharapkan dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa dan menambah kreativitas
siswa dalam proses pembelajaran. Dengan membiasakan siswa menggunakan langkah-langkah yang kreatif dalam memecahkan masalah, diharapkan dapat
membantu siswa untuk mengatasi kesulitan dalam mempelajari masalah-masalah fisika yang kebanyakan memerlukan kemampuan berpikir kreatif.
15
Adi Nur Cahyono, S.Pd., M.Pd., Loc.Cit., hal. 3-4
2. Kajian Umum tentang Bahan Ajar