Definisi Belajar Definisi Hasil Belajar

lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yag digunakan. 2 Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realism. 3 Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan kata lain, komputer dapat berinteraksi dengan siswa secara individual. 4 Kemampuan merekan aktivitas siswa selama menggunakan program pembelajaran, memberi kesempatan lebih baik untuk pembelajaran perorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau. 5 Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan peralatan lain seperti CD interaktif, video, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer. Berdasarkan manfaat dari penggunaan komputer di atas, maka LKS yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah LKS digital yang disusun sesuai dengan persyaratan penyusunan LKS yaitu didaktik, kontruksi serta teknis. LKS digital ini disusun berdasarkan model creative problem solving CPS yang menyajikan materi singkat yang disertai animasi dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada siswa untuk didiskusikan. LKS digital dalam penelitian ini memasukkan unsur gambar dan animasi yang lucu sehingga dapat menghibur siswa dari kejenuhan belajar. Dalam LKS digital pula disertakan video animasi kartun yang bertujuan untuk mengurangi ketegangan ketika menghadapi soal-soal fisika yang kebanyakan dinilai susah untuk dikerjakan.

5. Kajian Umum tentang Belajar dan Hasil Belajar

a. Definisi Belajar

Terdapat beberapa definisi tentang belajar dimulai dari pengertian belajar secara tradisional, belajar dapat diartikan sebagai upaya menambah atau mencari sejumlah ilmu pengetahuan. Menurut Herbart, belajar tidak hanya membaca dan menulis secara fakum akan tetapi menerima tanggapan dari orang lain itu termasuk kategori belajar. 38 Morgan dkk mengemukakan, belajar merupakan 38 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan Jakarta : Kencana, 2011, hal. 388 perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Pendapat serupa diungkapkan oleh Caplin, bahwasannya belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. 39 Pendapat lain dikemukaan oleh Gagne, bahwa belajar adalah sesuatu yang bukan terjadi karena warisan atau turunan genetika, atau karena respon alamiah, kedewasaan, dan keadaan organisme yang bersifat temporer seperti kelelahan, pengaruh obat, merasa kuat, dan sebagainya 40 . Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa belajar adalah sebuah aktivitas yang dilakukan manusia untuk menambah pengetahuan yang ada dalam dunia dengan suatu pengalaman yang sangat berarti dan memiliki makna yang tinggi. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa. Kekeliruan atau ketidak lengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil belajar yang dicapai siswa.

b. Definisi Hasil Belajar

Hasil belajar dapat diartikan sebagai segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses belajar. Adanya umpan balik yang akurat sebagai hasil evaluasi yang akurat pula, sehingga memudahkan kegiatan perbaikan pendidikan. Hasil belajar adalah kemampuan–kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 41 Dengan demikian, maka dalam proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar. Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara 39 Muhibbin Syah, M.Ed. Psikologi Belajar Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009, hal. 65 40 Drs. Effendi Zulkifly, S.Pd. Drs. Eddy Yusnandar, Strategi Belajar Mengajar Serang : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, 2001, hal. 6 41 Dr. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012, hal. 22 terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun perbuatan. Sedangkan menurut S. Nasution berpendapat bahwa hasil belajar adalah suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Jadi hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Gagne membagi lima kategori hasil belajar yakni, a informasi verbal, b keterampilan intlektual,c strategi kognitif,d sikap, dan e keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi menjadi tiga ranah yaitu: 42 1 Ranah Kognitif Ranah kognitif yaitu ranah yang berkenaan dengan hasil belajar intlektual. Taksonomi Bloom membagi ranah kognitif atau kemampuan berpikir menjadi enam jenjang, yaitu dari C1 pengetahuan, C2 pemahaman, C3 penerapan, C4 analisis, C5 sintesis, dan C6 evaluasi. Selanjutnya, taksonomi Bloom direvisi oleh Anderson dan Krathwohl yang ditunjukkan pada tabel 2.1 dibawah ini. 43 Tabel 2.1 Taksonomi Bloom lama dan taksonomi Bloom revisi Jenjang Taksonomi Bloom Lama Taksonomi Bloom Revisi C1 Pengetahuan Mengingat C2 Pemahaman Memahami C3 Penerapan Menerapkan C4 Analisis Menganalisis C5 Sintesis Mengevaluasi C6 Evaluasi Menghasilkan karya Perbedaan taksonomi Bloom yang lama dengan yang telah direvisi terdapat pada jenjang C1 dengan pengetahuan menjadi mengingat, C5 dengan sintetis menjadi mengevaluasi dan C6 dengan evaluasi menjadi menghasilkan karya. Perubahan yang jelas terjadi yaitu perubahan menjadi kata kerja aktif pada setiap jenjangnya karena berpikir merupakan suatu pekerjaan. Ranah kognitif yang jenjangnya telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl adalah sebagai berikut : 42 Dr. Zulfiani, M.Pd, Tonih Feronika, M.Pd, Kinkin Suartini, M.Pd, Strategi Pembelajaran SAINS Jakarta :Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, hal. 64 43 Ibid., hal. 66 a Mengingat C1, merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna meaningful learning dan pemecahan masalah problem solving. 44 Mengingat mencakup ingatan mengenai hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, akan digali pada saat dibutuhkan dengan cara mengenali recognition atau mengingat kembali recall. b Memahami C2, adalah kemampuan seseorang untuk membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami atau mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan classification dan membandingkan comparing. 45 Mengklasifikasikan berawal dari suatu contoh atau informasi yang spesifik kemudian ditemukan konsep dan prinsip umumnya. Memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan , dan menjelaskan. c Menerapkan C3, adalah proses kognitif yang menunjuk kepada memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural procedural knowledge. 46 Menerapkan merupakan proses yang kontinu, dimulai dari siswa menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur bakustandar yang sudah diketahui. Mengaplikasikan meliputi kegiatan menjalankan prosedur executing dan mengimplementasikan implementing. d Menganalisis C4, adalah kemampuan seseorang untuk memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan. 47 Menganalisis 44 Imam Gunawan, Anggarini Retno Palupi, “Taksonomi Bloom – Revisi Ranah Kognitif: Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Penilaian”, Artikel Program Studi PGSD FIP IKIP PGRI Madiun, PGSD FIP IKIP PGRI, Madiun, hal. 26 45 Ibid. 46 Ibid., hal. 27 47 Ibid., hal. 28 mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Menganalisis meliputi memberi atribut attributing dan mengorganisasikan organizing. e Mengevaluasi C5, berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. 48 Evaluasi meliputi mengecek checking dan mengkritisi critiquing. f Mencipta C6, mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya. 49 Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan meliputi menggeneralisasikan generating dan memproduksi producing. 2 Ranah Afektif Ranah afektif yaitu ranah yang berkenaan dengan sikap. Tujuan pembelajaran pada ranah afektif sangat berkaitan erat dengan sikap atau perasaankesadaran, seperti perasaan senang atau tidak senang, perasaan sedih atau bahagia, perasaan bangga atau malu,dan lainnya. 50 Jika di tinjau dari sikap, maka berkaitan dengan keadaan internal siswa yang mempengaruhi pilihannya terhadap perlakuannya terhadap orang lain, benda, atau suatu peristiwa. Menurut Bloom dan kawan- kawan, ranah afektif terdiri atas beberapa aspek yaitu: 51 a Penerimaan, meliputi kesediaan untuk memberi perhatian pada fenomena atau stimulus tertentu. Penerimaan bisa di bedakan menjadi kesadaran, kemauan menerima, dan perhatian yang terkendali atau terarah. 48 Ibid., hal. 29 49 Ibid. 50 Dr. Zulfiani, M.Pd, Tonih Feronika, M.Pd, Kinkin Suartini, M.Pd, Strategi Pembelajaran SAINS Jakarta :Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009, hal. 67 51 Ibid. b Penanggapan, berkaitan dengan memberi respons sebagai peran serta aktif. Penaggapan dibedakan menjadi kesepakatan pada penaggapan, kemauan pada menaggapi, dan kepuasan pada tanggapan. c Penilaian, berkaitan pada pemilihan, penghargaan, dan pengagunggan terhadap benda, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian di bedakan menjadi, penerimaan nilai, pemilihan nilai, dan keterlibatan. d Organisasi, berkaitan dengan kemampuan mempersatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan pertentangan antara nilai-nilai tersebut mulai dari membina sistem nilai yang konsisten secara internal. Kemampuan organisasi dibedakan menjadi konseptualisasi nilai dan organisasi sistem nilai. e Pemeranan, merupakan puncak peroses internalisasi nilai dalam diri seseorang. Pada aspek ini, hierarki nilai yang sudah tertanam dalam diri seseorang disusun menjadi suatu sistem yang mempunyai konsistensi internal yang mengendalikan tingkah laku orang tersebut dengan pola tertentu. 3 Ranah Psikomotoris Ranah psikomotoris yaitu ranah yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Tujuan pembelajaran pada ranah pisikomotorik berkaitan erat dengan keterampilan secara fisik, motorik, maupun tangan. 52 Aspek pada ranah pisikomotorik menurut Bloom dan kawan-kawan, terdiri dari presepsi, kesiapan, respon terpimpin, mekanisme, respon kompleks, penyesuaian, serta pencipta. a Presepsi, berkaitan dengan menyadari stimulasi, menyeleksi stimulus terarah sampai menerjemahkannya dalam pengamatan stimulus terarah pada kegiatan yang di tampilkan. b Kesiapan, berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan tertentu, termasuk kegiatan mental, fisik, dan emosional. c Respon terpimpin, berkaitan dengan kemampuan menirukan gerakan, gerakan coba-coba, dan performansi yang memadai yang menjadi tolak ukur. d Mekanisme, berkaitan dengan kebiasaan yang berasal dari respons yang di pelajari, gerakan dilakukan dengan mantap, penuh keyakinan dan kemahiran. 52 Ibid., hal. 68 e Respons kompleks, berkaitan dengan gerakan motorik yang memerlukan pola gerakan yang kompleks. f Penyesuaian, berkaitan dengan pola gerakan yang telah berkembang dengan baik, sehingga seseorang dapat mengubah pola gerakannya agar sesuai dengan situasi yang dihadapinya. g Mencipta, berkaitan dengan keterampilan tingkat tinggi dimana pada tingkatan ini seseorang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pola-pola gerakan baru agar sesuai denagn situasi yang di hadapinya. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah ini, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Dalam penelitian ini, peneliti mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif pada taksonomi bloom yang sudah direvisi pada jenjang C1 mengingat, C2 memahami, C3 menerapkan, C4 menganalisis. Pada kenyatannya tingkat jenjang yang dipilih dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

6. Kajian Konsep Hukum Newton Tentang Gravitasi