Dengan mempertimbangkan karakteristik konsep hukum Newton tentang gravitasi yang membutuhkan keterampilan dalam berpikir, maka peneliti
bermaksud menggunakan model pembelajaran creative problem solving CPS termodifikasi. Pembelajaran fisika dengan menggunaakan model pembelajaran
creative problem solving CPS termodifikasi diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar fisika. Karena dengan menggunakan model pembelajaran
creative problem solving CPS termodifikasi siswa dapat terbantu dalam memecahkan persoalan-persoalan fisika dengan menggunakan langkah-langkah
yang kreatif. Penyertaan LKS digital dalam pembelajaran akan membuat siswa lebih santai ketika belajar, sehingga proses belajar akan lebih terasa
menyenangkan, walaupun terdapat banyak materi yang harus dipahami.
B. Kerangka Pikir
Dalam proses pembelajaran di kelas, banyak hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya adalah penggunaan model
pembelajaran dalam proses KBM. Namun, tidak semua guru mampu menerapkan model pembelajaran secara maksimal. Pada model pembelajaran tertentu, ada
beberapa tahap yang sulit diterapkan oleh guru, seperti halnya pada model pembelajaran creative problem solving CPS.
Menurut Karen model pembelajaran creative problem solving CPS terdiri dari beberapa tahap yaitu klarifikasi masalah, pengungkapan gagasan,
evaluasi dan seleksi, serta implementasi.
59
Namun, terdapat kelemahan pada model ini, yaitu pada tahap evaluasi dan seleksi. Pada tahapan ini setiap kelompok
akan mendiskusikan pendapat atau strategi yang cocok untuk menyelesaikan masalah, sehingga dibutuhkan banyak waktu untuk tatap muka. Selain itu, pada
tahap ini aktivitas siswa akan meningkat karena terjadi interaksi. Situasi kelas yang tidak kondusif dan keterbatasan waktu yang membuat tidak semua siswa
dapat diperhatikan pendapatnya, dapat mengakibatkan siswa malas berpendapat dan aktif lagi dalam berdiskusi.
59
Adi Nur Cahyono, S.Pd., M.Pd., “Pengembangan Model Creative Problem Solving berbasis Teknologi dalam Pembelajaran Matematika di SMA”, Dipresentasikan dalam Seminar
Nasional Matematika V, Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang, Semarang, 24 Oktober 2009, hal. 1
Untuk mengatasi kelemahan pada tahap tersebut, guru dengan kreatif dapat memodifikasinya tanpa menghilangkan esensinya. Modifikasi yang
dilakukan adalah dengan penyertaan LKS digital. Penyertaan LKS digital dalam tahapan evaluasi dan seleksi pada model pembelajaran creative problem solving
CPS termodifikasi, akan membuat siswa lebih dapat mengimajinasikan dan menggambarkan persoalan yang ada dalam pelajaran, sehingga dapat mengurangi
kesulitan siswa ketika harus menyelesaikan persoalan yang memerlukan kemampuan mengimajinasikan.
Visualisasi dan animasi yang ada pada LKS digital, membuat penjelasan pada konsep hukum Newton tentang gravitasi yang biasanya dianggap berat
untuk dipahami, akan terasa lebih mudah dipahami. Sifat matematis dari konsep hukum Newton tentang gravitasi dapat dikurangi ketegangannya dengan adanya
animasi dalam LKS digital. Rumus-rumus yang dikemas secara menarik dan tampilan LKS yang berwarna akan mengurangi kelelahan dan rasa bosan siswa
terhadap proses pembelajaran. Iringan musik yang ada dalam LKS digital akan membuat siswa lebih santai ketika belajar, sehingga proses belajar akan lebih
terasa menyenangkan, walaupun terdapat banyak materi yang harus dipahami. Melalui model pembelajaran creative problem solving CPS termodifikasi
diharapkan hasil belajar siswa pada konsep hukum Newton tentang gravitasi dapat meningkat.
C. Penelitian Relevan