5.2.2 Analisis Hubungan antara Konstruk dan Indikator
Analisis hubungan antara konstruk dan indikatornya dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor konfirmatori confirmatory factor analysis. Analisis ini
merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menguji indikator-indikator yang membentuk variabel laten atau konstruk laten. Dimensi yang digunakan dalam
sebuah model perlu dikonfirmasi apakah dimensi tersebut dapat menjelaskan suatu konstruk yang merupakan unobserved variable. Dengan melakukan CFA, dapat saja
sebuah indikator dianggap tidak secara kuat berpengaruh atau dapat menjelaskan sebuah konstruk.
Dalam penelitian ini, analisis faktor dilakukan pada beberapa konstruk laten, yaitu konstruk sekolah atau pendidikan formal, konstruk pelatihan umum, konstruk
pelatihan khusus, konstruk pengetahuan lain, konstruk modal insani, konstruk peningkatan produktivitas dan laba, dan konstruk peningkatan gaji dan pendapatan
karyawan.
5.2.2.1 Konstruk Sekolah atau Pendidikan Formal
Konstruk sekolah atau pendidikan formal terdiri dari 3 indikator, yaitu jabatanposisi karyawan sesuai dengan latar belakang pendidikan X
1
, beban kerja karyawan disesuaikan dengan latar belakang pendidikan X
2
, penetapan gaji karyawan mempertimbangkan latar belakang pendidikan X
3
. Pada Tabel 11 disajikan nilai faktor muatan dari indikator-indikator pembentuk sekolah atau
pendidikan formal. Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel beban kerja karyawan disesuaikan dengan latar belakang pendidikan X
2
mempunyai pengaruh paling besar terhadap dimensi sekolah atau pendidikan formal. Tabel 11. Nilai Muatan Faktor Sekolah atau Pendidikan Formal
Variabel Indikator
Sekolah atau Pendidikan Formal Nilai
X
2
Beban kerja karyawan disesuaikan dengan latar belakang pendidikan
1,247
X
1
Jabatanposisi karyawan sesuai dengan latar belakang pendidikan
1,000
X
3
Penetapan gaji karyawan mempertimbangkan latar belakang pendidikan
0,968
Variabel beban kerja karyawan disesuaikan dengan latar belakang pendidikan memiliki nilai muatan faktor sebesar 1,247. Nilai ini menunjukkan beban kerja yang
diberikan pada karyawan cenderung sangat tinggi berpengaruh terhadap dimensi sekolah atau pendidikan formal. Pemberian beban kerja yang sesuai dengan latar
belakang pendidikan karyawan akan membantu karyawan untuk dapat bekerja dengan efektif, sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan tersebut dalam
bekerja. Nilai muatan terbesar kedua adalah pemberian jabatanposisi kerja karyawan
dengan nilai muatan sebesar 1,000. Nilai ini menunjukkan pemberian jabatanposisi kerja yang sesuai dengan latar belakang pendidikan karyawan cenderung tinggi
berpengaruh terhadap dimensi sekolah atau pendidikan formal. Pada kenyataannya tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap jabatanposisi kerja dari seseorang
yang bekerja pada suatu organisasi. Misalnya di KPSBU, seorang calon pekerja yang memiliki tingkat pendidikan S1 atau sarjana mempunyai peluang lebih besar untuk
dapat menempati posisi sebagai manajer atau kepala bagian di 0 tahun dia bekerja. Namun, faktor pengalaman kerja juga dapat mempengaruhi jabatanposisi kerja yang
juga harus diimbangi dengan kinerja karyawan yang tinggi. Penetapan gaji karyawan berdasarkan latar belakang pendidikannya
mempunyai nilai muatan sebesar 0,968. Seseorang dengan latar pendidikan tinggi akan diberikan apresiasi yang lebih baik oleh organisasi di mana dia bekerja karena
pengetahuan dan wawasan dari seseorang itu merupakan aset yang sangat penting.
5.2.2.2 Konstruk Pelatihan Umum