sebesar 0,601 di mana nilai ini lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ming Au Altman 2007 yang
menyatakan bahwa pelatihan berhubungan positif terhadap investasi pada modal insani. Karyawan yang memiliki keterampilan yang mencukupi akan berdampak
positif terhadap modal insaninya. Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan oleh model yang dibangun oleh peneliti berbeda dalam pengaruh terhadap modal
insani dan juga karakteristik responden yang diteliti pun berbeda. Dengan demikian, pengaruh pelatihan umum di KPBU Jabar tidak berpengaruh secara langsung dan
signifikan.
5.2.3.3 Pengaruh Pelatihan Khusus terhadap Modal Insani
Pengaruh pelatihan khusus terhadap modal insani pada penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak signifikan sehingga kesimpulan yang didapat adalah
tolak H . Hal ini ditunjukkan dengan nilai P sebesar 0,180 di mana lebih besar dari
0,05. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dijelaskan oleh Awang et al. 2010 bahwa terdapat bukti empiris mengenai program
pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku kerja dari karyawan. Hasil penelitian dari Awang et al. 2010 di industri perhotelan dan servis
komputer yang berada pada negara Malaysia juga menyebutkan bahwa variabel yang berhubungan dengan pelatihan secara positif dan signifikan berhubungan dengan
kinerja kerja karyawan. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dapat disebabkan oleh pelatihan tidak berhubungan langsung dengan modal insani
melainkan dengan kinerja karyawan dan juga karakteristik responden yang diteliti berbeda. Penelitian ini dilakukan pada sebuah koperasi yang memiliki prinsip yang
berbeda dengan organisasiperusahaan konvensional. Dengan demikian, pengaruh pelatihan khusus di KPSBU Jabar tidak berpengaruh secara langsung dan signifikan.
5.2.3.4 Pengaruh Pengetahuan Lain terhadap Modal Insani
Berdasarkan model path struktural diperoleh pengaruh pengetahuan lain terhadap modal insani yang positif dan signifikan. Karyawan KPSBU menyadari
bahwa pengetahuan lainnya seperti pembelajaran secara mandiri dari sumber lain buku, internet, literatur, diskusi dengan rekan kerja mengenai pemecahan masalah,
serta pengetahuan karyawan di luar pekerjaannya direfleksikan oleh saran peningkatan wawasan dan pengembangan diri kepemimpinan, kewirausahaan,
memahami psikologi pelanggan, dan lain-lain dapat mempengaruhi modal insaninya. Seperti yang diungkapkan oleh Mulyadi 2007, faktor yang benar-benar menjadikan
suatu organisasi berbeda dari perusahaan lain adalah terletak pada kemampuan modal insani dalam memanfaatkan pengetahuan. Demikian juga halnya yang dikemukakan
oleh Shape 2001 dari hasil penelitiannya bahwa terdapat hubungan yang positif antara peningkatan pengetahuan yang dimiliki oleh modal insani suatu perusahaan
terhadap profit perusahaan. Selain itu berdasarkan hasil wawancara, banyaknya karyawan KPSBU Jabar yang direkrut merupakan anak dari anggota KPSBU Jabar.
Dengan demikian, pengetahuan mereka tentang “persusuan” sudah melekat kuat.
5.2.3.5 Pengaruh Modal Insani terhadap Peningkatan Produktivitas dan Laba Organisasi