sekolah. Karyawan mengeluarkan biaya pada saat sekolah ini dengan harapan akan memperoleh manfaat dari return pengembalian berikutnya berupa upah yang lebih
tinggi dari keterampilan khusus yang dimiliki. Menurut Becker 1993 seorang karyawan memiliki kemampuan untuk
mendapatkan pengetahuan lain dari berbagai sumber. Seperti halnya on the job training dan sekolah, pengetahuan lain juga akan berpengaruh terhadap kenaikan
upah karyawan. Dengan kata lain, pengetahuan apapun yang dimiliki seorang karyawan melebihi karyawan lainnya maka akan memberikan keunggulan bersaing.
2.4 Modal Insani dan Pengetahuan
Suatu modal insani organisasi diyakini dapat memenuhi persyaratan sebuah aset strategis karena langka, bernilai, tidak dapat disubtitusikan, dan sulit untuk ditiru.
Lebih lanjut Bohlander et al. 2001 menyatakan bahwa faktor manusia yang menjadi pusatnya organisasi, sekarang ini mengambil peranan lebih dalam lagi, yaitu sebagai
pembentuk keunggulan bersaing suatu organisasi. Mereka menegaskan kembali bahwa fakta keberhasilan suatu organisasi tergantung pada organisasi mengetahui
tentang pembentuk kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya, yang meliputi pengetahuan knowledge, keterampilan, dan kemampuan yang tertanam pada diri
karyawan. Rothwell et al. 1998 yang disitasi oleh Zula 2006 menyatakan bahwa
modal pengetahuan knowledge capital muncul sebagai sumber daya kompetitif bagi organisasi dan praktisi sumber daya manusia, fungsi sumber daya manusia menjadi
peran kepemimpinan tunggal yang berpotensi dalam pengaturan organisasi saat ini dan pada masa yang akan datang. Secara signifikan, para praktisi sumber daya
manusia harus menyadari kepentingan strategis terhadap pengakuan kunci utama manusia dan modal pengetahuan dalam menciptakan pelayanan teladan dan inovasi.
Pada masa yang akan datang, praktik sumber daya manusia suatu organisasi akan tergantung pada kemampuan mereka dalam menyelaraskan modal manusia dan
pengetahuan terhadap strategi bisnis utama. Manajemen sumber daya manusia
strategik adalah alokasi jangka panjang dan perencanaan modal manusia dan pengetahuan yang diselaraskan dengan strategi bisnis utama.
Namun, Mulyadi 2007 menambahkan bahwa pengetahuan bukan merupakan sumber daya bisnis melainkan sumber daya sosial yang bersifat universal. Siapa saja
dapat melakukan akses ke pengetahuan yang dibutuhkan melalui berbagai sarana buku, perpustakaan, publikasi, internet. Faktor yang benar-benar menjadikan suatu
organisasi berbeda dari perusahaan lain adalah terletak pada kemampuan modal insani dalam memanfaatkan pengetahuan. Oleh karena itu, faktor penentu daya saing
jangka panjang organisasi terletak pada kemampuan sumber daya manusia dalam memanfaatkan pengetahuan yang mereka kuasai untuk memproduksi produk dan jasa
yang menghasilkan value bagi customer. Rothwell et al. 1998 yang disitasi oleh Zula 2006 menyatakan bahwa
modal pengetahuan merupakan sekumpulan nilai ekonomis dari tenaga kerja dalam suatu organisasi, yang mencakup memori institusional, talent pool, dan kreativitas
karyawan. Memori institusional didefinisikan sebagai memori kolektif tenaga kerja tentang pengalaman masa lalu organisasi. Sedangkan talent pool merupakan
ketersediaan tenaga kerja untuk memenuhi tantangan dan strategi organisasi saat ini dan di masa yang akan datang. Kreativitas adalah posisi tenaga kerja dalam
organisasi untuk memecahkan masalah masa lalu, saat ini, dan masa depan. Tingginya permintaan dalam arena persaingan terhadap modal pengetahuan
dan karyawan yang memiliki pengetahuan knowledge worker membawa konsekuensi baru bagi para praktisi sumber daya manusia, diantaranya kebutuhan
akan pelatihan, pengembangan, dan pendidikan bagi karyawan Zula 2006. Mengacu pada Rothwell et al. 1998 yang disitasi oleh Zula 2006, permintaan knowledge
worker dan modal pengetahuan akan mengarah pada perubahan landscape pengembangan profesional sumber daya manusia. Para karyawan akan membutuhkan
pendidikan dalam rangka mengahadapi arena persaingan, strategi bisnis, dan peran mereka dalam mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.
Di dalam perusahaan, pengetahuan dimanfaatkan oleh dua pihak berikut ini:
1. Karyawan, pengetahuan dimanfaatkan untuk memproduksi produk dan jasa yang
menghasilkan value bagi customer sehingga pengetahuan menjadi produktif. 2.
Manajemen, pengetahuan dimanfaatkan untuk melakukan pengelolaan organisasi sehingga pengetahuan menjadi berkinerja Mulyadi 2007.
2.5 Modal Insani, Pendidikan dan Pelatihan