Tabel 3. Penelitian-Penelitian Sebelumnya Mengenai Modal Insani, Produktivitas, dan Laba
No. Penulis
Variabel Hasil
1. Chang et al. 2011
Pertumbuhan produktivitas, efisiensi
perubahan, progress teknikal, akumulasi modal
informasi teknologi, akumulasi modal insani.
Selama sebelas tahun periode 1993- 2003 pertumbuhan produktivitas pada
beberapa perusahaan akuntan publik di Taiwan dipengaruhi oleh efiesiensi
pertumbuhan 0.2, progress teknikal 6.3,
akum. modal
teknologi informasi 30.2, akum. modal insani
14.3. Agar dapat meningkatkan penghasilannya, perusahaan akuntan
publik dalam produktivitas tenaga kerjanya lebih ditekankan berinvestasi
pada modal teknologi informasi dan modal insani.
2. Afrooz et al. 2010
Produktivitas tenaga
kerja, modal
insani, pekerja terdidik, pekerja
terampil Pekerja
terdidik dan
terampil mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap produktivitas kerjanya. 3.
Shape 2001 Modal
insani, profit
perusahaan. Terdapat hubungan yang positif antara
peningkatan pengetahuan yang dimiliki oleh modal insani suatu perusahaan
terhadap profit perusahaan.
2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Insani
Dalam teorinya, investasi pada modal insani dapat memberikan keunggulan bersaing perusahaan melalui peningkatan keterampilan karyawan yang dimilikinya
dibandingkan dengan karyawan dari perusahaan pesaing. Pengetahuan, pelatihan, dan sekolah atau pendidikan formal merupakan faktor basis yang dapat meningkatkan
kuliatas sumber daya manusia. Hawlett 2002 dalam penelitiannya mengenai integrasi konsep modal insani
dalam produktivitas dan pertumbuhan yang mengacu pada konsep dari Theodore Schultz 1961, menyatakan bahwa investasi pada modal insani digolongkan dalam
beberapa kategori antara lain: a.
Sekolah dan pendidikan tinggi b.
On the job training c.
Migrasi d.
Kesehatan e.
Informasi ekonomi
Selanjutnya menurut Becker 1993 yang disitasi oleh Zula 2006 investasi pada modal insani dapat dilakukan melalui sekolah dan pendidikan formal, on the job
training dan pengetahuan lainnya. On the job training tertuju pada peningkatan keterampilan selama karyawan
berada dalam suatu organisasiperusahaan. Keterampilan ini dapat dipindahkan transferable atau spesifik. Pelatihan ini difasilitasi oleh perusahaan dan dapat
digunakan untuk meningkatkan output perusahaan dan pendapatan income karyawan. Becker membagi pelatihan ini menjadi dua, yaitu pelatihan umum dan
khusus. Pelatihan umum merupakan pelatihan yang memberikan keterampilan yang
dapat dialihkan. Pelatihan jenis ini jarang sekali dibiayai oleh perusahaan tetapi karyawan rela untuk mengeluarkan penghasilannya agar mendapatkan pelatihan ini
dan dapat menuai hasilnya kelak. Secara umum, salah satu jenis on the job training ini memungkinkan produktivitas seorang karyawan meningkat baik bagi perusahaan
yang menyediakan pelatihan tersebut atau perusahaan lain. Pelatihan khusus mengacu pada pelatihan yang diberikan oleh perusahaan dan
keterampilannya sangat terbatas untuk dialihkan dan akan meningkatkan produktivitas dalam konteks tertentu. Misalnya, karyawan yang baru bekerja pada
perusahaan diberikan orientasi mengenai budaya, kebijakan-kebijakan, prosedur, dan proses perusahaan agar karyawan tersebut lebih mengenal perusahaan tempat mereka
bekerja. Pelatihan ini dikatakan khusus karena dengan karyawan memahami apa tujuan perusahaan maka karyawan tersebut akan bekerja sesuai tujuan perusahaan
yang akhirnya akan meningkatkan produktivitas perusahaan yang memberikan pelatihan tersebut.
Klasifikasi berikutnya adalah sekolah. Sekolah atau pendidikan ini dilakukan setelah karyawan menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan pada suatu institusi untuk
dapat meningkatkan satu atau beberapa keterampilan khusus. Misalnya, karyawan yang dalam posisi magang sebagai pengacara akan disekolahkan pada sekolah
hukum. Kebanyakan program pelatihan akan dikembangkan dari on the job training ke lembaga formal karena biasanya industri melihat nilai dari pelatihan jauh sebelum
sekolah. Karyawan mengeluarkan biaya pada saat sekolah ini dengan harapan akan memperoleh manfaat dari return pengembalian berikutnya berupa upah yang lebih
tinggi dari keterampilan khusus yang dimiliki. Menurut Becker 1993 seorang karyawan memiliki kemampuan untuk
mendapatkan pengetahuan lain dari berbagai sumber. Seperti halnya on the job training dan sekolah, pengetahuan lain juga akan berpengaruh terhadap kenaikan
upah karyawan. Dengan kata lain, pengetahuan apapun yang dimiliki seorang karyawan melebihi karyawan lainnya maka akan memberikan keunggulan bersaing.
2.4 Modal Insani dan Pengetahuan