Sex Ratio Parameter Demografi
mendapati tanda-tanda tersebut, maka mereka berusaha mencari di sekitar tempat tersebut, baik dengan tujuan bertemu dengan lubang sarang dan atau
menemukan ular yang sedang beraktivitas di luar sarangnya. 3. Teknik penangkapan. Pada saat mendapati tanda-tanda keberadaan ular jali,
para pemburu mencoba menemukan individu ular jali tersebut, dengan kemungkinan di lobang, baik sarangnya maupun lubang mangsa katak atau
tikus. Ular jali, ketika beraktifitas mencari makan selain di tempat terbuka sawah juga mencari mangsa dengan memasuki lubang sarang katak dan
atau tikus. Ketika melihat keberadaan ular jali tersebut, secara hati-hati akan tetapi dengan gerakan yang cepat, para pemburu akan menangkapmenarik
ular yang sebagian tubuhnya masuk lubang atau mencoba menggali lubang tersebut apabila memungkinkan, tergantung keberadaan lubang, di
pematang yang kecil atau cukup besar agar tidak merusak pematang sawah tersebut. Seringkali ular jali lolos dari tangkapan karena lebih cepat
pergerakannya sehingga para pemburu kehilangan jejaknya dan atau karena masuk lubang yang tidak mungkin digali. Untuk memastikan keberadaan
ular jali di lokasi tersebut, para pemburu biasanya mengitari lokasi yang sama hingga beberapa kali dengan jeda waktu tertentu dengan berharap
akan menemukan ular jali yang dimaksud, sehingga dalam satu hari para pemburu akan mengkonsentrasikan wilayah pencarian pada hamparan
sawah tersebut. 4. Kondisi cuaca. Ular jali selain sangat cepat dalam pergerakannya, aktivitas
di luar sarang dipengaruhi kondisi cuaca setempat. Kondisi cuaca yang disukai oleh ular jali yaitu adanya mendung dan atau adanya hembusan
angin yang sedang jw: semribit, karena ular jali jarang keluar pada kondisi cuaca yang panas. Berdasarkan Webb et al. 2010, cuaca memiliki dampak
yang besar terhadap pergerakan ular, sehingga menurut Cagle 2008, seringkali ular beradaptasi terkait dengan warna dan variasi perilaku. Ketika
adaptasi berupa perubahan warna, misalnya karena suhu tinggi mengakibatkan kulit ular tampak kusam, sehingga meningkatkan kesulitan
saat akan ditangkap Webb et al. 2010 .
Beberapa hal tersebut diatas merupakan kondisi dan juga tantangan para pemburu dalam mendapatkan ular jali. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan
kecermatan dan pertimbangan yang baik dalam penentuan metode untuk merumuskan dasar dari kelimpahan relatif yang akan digunakan. Kelimpahan
relatif ular jali, berdasarkan hasil pengamatan ini, lebih didasarkan pada dua hal, yaitu : 1 luas areal sawah yang menjadi habitat ular jali dan 2 waktu pencarian
efektif per hari per orang pada kondisi cuaca yang optimal. Hasil perhitungan berdasarkan luasan diperoleh bahwa dari luasan daerah
perburuan dari 6 kali ulangan yaitu 247.197 ha, diperoleh total 10 ekor ular tertangkap, sehingga kelimpahan relatif 1 ekor per 24.7197 ha. Berdasarkan waktu
pencarian efektif per hari, para pemburu ular mulai mencari ular jali pada pukul 09.00 WIB hingga 15.00 WIB, dikurangi waktu istirahat, sehingga diperoleh
bahwa rata-rata setiap pemburu ular jali mendapatkan 1 ekor ular jali per hari dengan waktu efektif selama 3.5–4 jam perburuan. Menurut Chettri et al. 2009,
memperoleh kelimpahan relatif untuk jenis Trachischium guentheri di Himalaya- India dengan rata-rata tangkapan sebanyak 0.35 ekor per orang per jam.
Pertemuan dengan ular tersebut meningkat pada saat musim hangat, disaat temperatur udara meningkat.