Uji Korelasi Antar Peubah

tangkapan oleh Balai KSDA Jawa Tengah, dengan dasar kuota yang ditetapkan oleh management authority. Beberapa pengumpul besar, yang merupakan salah satu pelaku peredaranperdagangan di bidang reptil yang terdaftar di KSDA Prop. Jawa Tengah telah mengajukan ijin tangkap dan eksport di bidang reptil. Pada tahun 2011 terdapat 11 pengusaha yang mendapat ijin tangkap dan 3 tiga diantaranya juga mendapat ijin eksport, baik berupa kulit maupun daging, sedangkan pada tahun 2012 berkurang menjadi 8 perusahaan yang mendapatkan ijin tangkap. Selain yang tersebut Tabel 3, terdapat 2dua pengumpul besar yang pernah mendapat ijin tangkap, berakhir pada tahun 2010, yaitu: UD. Sumber Rejeki Subur Desa Wasonorejo, Desa Gebang, Masaran, Sragen dan UD. Minto rejo Dk. Katukan Desa Gebang Kec. Masaran, Sragen. Kedua pengumpul besar yang merupakan kakak beradik tersebut hingga saat ini masih melakukan usaha sebagai pengumpul satwa reptil dan juga melakukan peredaran satwa liar, baik dalam keadaan hidup maupun berupa kulit dan atau daging. Selain pengusaha yang telah atau pernah mendapat ijin tangkap maupun peredaran satwa liar, terdapat banyak orang yang menjadi pengumpul hasil penangkapan satwa, terutama reptil, yang biasanya secara bebas melakukan penangkapan di alam dan melakukan kegiatan peredaran satwa, baik dalam satu propinsi maupun lintas wilayah. Dari 8 delapan pengumpul besar yang mendapat ijin tangkap dan edar reptil di Jawa Tengah, hanya 5 diantaranya yang mempunyai jatah kuota tangkap untuk ular jali, dengan ijin edar dalam bentuk kulit maupun hidup. Penetapan proporsi jatah tangkap dan edar tersebut, menurut petugas BKSDA Jawa Tengah, yaitu berdasarkan realisasi pengajuan SAT-DN Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Liar Dalam Negeri dan SAT-LN Surat Angkut Tumbuhan dan Satwa Liar Luar Negeri oleh para pengusaha pengumpul besar dan eksportir tersebut pada tahun sebelumnya. Hal ini sebenarnya masih kurang, karena ada hal lain yang seharusnya menjadi pertimbangan penetapan proporsi jatah kuota tangkap masing-masing pengusul ijin, yaitu dalam Keputusan Menteri ut 447Kpts- II2003, Pasal 32; ayat 1 a dan b, yang intinya perlu pengkajian dan monitoring