30 Pada penelitian ular jali ini digunakan pendekatan perhitungan kelimpahan
relatif dengan metode Quadrat Searches
dan Time-constained Search berdasarkan Inventory Methods for Snakes – Standards for Components of
British Colombia’s Biodiversity No. 38. Tahun 1998 PBC 1998. Pemilihan metode ini dengan memperhitungkan karakteristik dan kondisi spesies ular yang
diamati dan kemampuan pengamat, dengan keterbatasan waktu, tenaga pengamat dan biaya.
4.5.3. Data Morfometri
Data morfometri ular jali tersebut diperoleh dengan metoda focal animal sampling, dengan mencatat berbagai karakteristik morfologi dari ular jali yang
tertangkap atau diperoleh di pengumpul dengan kondisi ular masih hidup. Diperoleh 159 ekor ular yang dapat dicatat morfometrinya. Data yang
dikumpulkan yaitu : 1.
Panjang Ular. Panjang ular yang diukur meliputi panjang total yaitu panjang dari ujung
kepala ke ujung ekor, SVLSnout-vent length yaitu panjang dari ujung kepala hingga lubang kloaka dan panjang ekor yaitu panjang total – SVL
atau panjang dari kloaka hingga ujung ekor. 2.
Berat tubuh. Berat tubuh ini diukur dengan memasukkan ular ke dalam karung kain dan
ditimbang menggunakan timbangan pegas. 3.
Jenis kelamin. Perbedaan jenis kelamin pada ular dapat diketahui dengan pemeriksaan
keberadaan hemipenis dengan cara menekan tepi kloaka. Apabila kelihatan maka jenis kelamin jantan dan apabila tidak nampak berarti betina.
4.5.4. Karakteristik Habitat
Data karakteristik habitat ini merupakan berbagai informasi yang terdapat di lokasi habitat ditemukannya ular jali tersebut. Diperoleh 48 lubang yang
diidentifikasi merupakan sarang ular jali. Karakteristik habitat yang ingin diketahui yaitu kondisi kelembaban tanah dan lubang sarang, suhu tanah dan
31 lubang sarang, ketinggian tempat m dpl, pH tanah, jarak dari pemukiman, jarak
dari sumber air dan kelerengan. Metode pengumpulan data komponen habitat ular jali tersebut adalah sebagai berikut :
4.5.4.1. Kelembaban dan suhu lubang sarang. Digunakan alat Thermo- higrometer digital, dengan memasukkan ujung alat, berupa sensor yang
terhubung kabel ke alat tersebut dan akan muncul pada layar nilai dari kelembaban dan suhunya. Satuan alat ini adalah Relative Humidity RH
untuk kelembaban dan
o
C derajat celsius untuk suhu. 4.5.4.2. Kelembaban tanah dan pH tanah. Komponen habitat ini diukur dengan
menggunakan pH-moisture meter, berupa stick ganda panjang sekitar 25 cm, yaitu dengan menancapkan ke dalam tanah, maka akan terlihat jarum
menunjukkan angka yang merupakan nilai dari kelembaban dan pH tanah. 4.5.4.3. Suhu tanah. Suhu tanah diukur dengan termometer air raksa khusus
tanah, yaitu berupa tabung kaca kapiler berisi air raksa dengan penutup besi anti karat dengan bagian terbuka untuk membaca skala derajat celsius yang
akan bergerak sesuai suhu tanah, ketika ditancapkan di tanah. 4.5.4.4. Ketinggian tempat. Pengukuran ketinggian tempat digunakan GPS
receiver yang didalamnya terdapat pengukuran ketinggian tempat dari informasi GPS tersebut. GPS receiver sebelum digunakan telah dilakukan
kalibrasi ke tepi pantai atau di lokasi yang telah distandarkan posisi koordinatnya, seperti lokasi LapanganBandara Udara. Satuan dari
ketinggian tempat ini adalah meter dari permukaan laut m.dpl. 4.5.4.5. Jarak pemukiman dan jarak dari sumber air. Jarak tersebut diukur
dengan meteran dan dibantu dengan perhitungan dengan GPS receiver dengan mengukur antar titik koordinat yang ditentukan di lubang sarang dan
lokasi pemukiman terdekat. Satuan yang digunakan adalah meter m. 4.5.4.6. Kelerengan. Pengukuran kelerengan dilakukan dengan bantuan peta
DEM Digital elevation model dengan pengkelasan menurut SK Menteri Pertanian No. 837KptsII1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan
Hutan Lindung. Hasil pengamatan dan pengambilan data dicatat dalam tallysheet yang telah
dipersiapkan.