Kabupaten Cilacap Kondisi Spesifik Kabupaten Lokasi Penelitian

31 lubang sarang, ketinggian tempat m dpl, pH tanah, jarak dari pemukiman, jarak dari sumber air dan kelerengan. Metode pengumpulan data komponen habitat ular jali tersebut adalah sebagai berikut : 4.5.4.1. Kelembaban dan suhu lubang sarang. Digunakan alat Thermo- higrometer digital, dengan memasukkan ujung alat, berupa sensor yang terhubung kabel ke alat tersebut dan akan muncul pada layar nilai dari kelembaban dan suhunya. Satuan alat ini adalah Relative Humidity RH untuk kelembaban dan o C derajat celsius untuk suhu. 4.5.4.2. Kelembaban tanah dan pH tanah. Komponen habitat ini diukur dengan menggunakan pH-moisture meter, berupa stick ganda panjang sekitar 25 cm, yaitu dengan menancapkan ke dalam tanah, maka akan terlihat jarum menunjukkan angka yang merupakan nilai dari kelembaban dan pH tanah. 4.5.4.3. Suhu tanah. Suhu tanah diukur dengan termometer air raksa khusus tanah, yaitu berupa tabung kaca kapiler berisi air raksa dengan penutup besi anti karat dengan bagian terbuka untuk membaca skala derajat celsius yang akan bergerak sesuai suhu tanah, ketika ditancapkan di tanah. 4.5.4.4. Ketinggian tempat. Pengukuran ketinggian tempat digunakan GPS receiver yang didalamnya terdapat pengukuran ketinggian tempat dari informasi GPS tersebut. GPS receiver sebelum digunakan telah dilakukan kalibrasi ke tepi pantai atau di lokasi yang telah distandarkan posisi koordinatnya, seperti lokasi LapanganBandara Udara. Satuan dari ketinggian tempat ini adalah meter dari permukaan laut m.dpl. 4.5.4.5. Jarak pemukiman dan jarak dari sumber air. Jarak tersebut diukur dengan meteran dan dibantu dengan perhitungan dengan GPS receiver dengan mengukur antar titik koordinat yang ditentukan di lubang sarang dan lokasi pemukiman terdekat. Satuan yang digunakan adalah meter m. 4.5.4.6. Kelerengan. Pengukuran kelerengan dilakukan dengan bantuan peta DEM Digital elevation model dengan pengkelasan menurut SK Menteri Pertanian No. 837KptsII1980 tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung. Hasil pengamatan dan pengambilan data dicatat dalam tallysheet yang telah dipersiapkan. 32 Tabel 2. Metode Pengukuran dan Analisa Data Pada Tiap Peubah yang Diukur 4.6. Analisa Data 4.6.1. Analisa pola tata niaga ular jali di Jawa Tengah Analisis pola tata niaga ular jali di Wilayah Jawa Tengah dilakukan secara deskriptif bagaimana peran para pelaku, rantai dan pola tata niaga ular jali di wilayah Jawa Tengah. No Tujuan Peubah Yang Diukur Unit Pengamatan Metode Pengukuran Analisis Data 1. Pola tata niaga Pelaku Individu orang Wawancara Deskriptif Rantai tata niaga Individu orang Wawancara Harga ular jali Individu orang Wawancara 2. a. Populasi di habitat tangkap Kelimpahan tertangkap Lokasi tangkap Time search quadrat searches Uji beda nilai tengah T-Test , Quadrat search dan time search Jenis kelamin Individu ditangkap Lihat ciri morfologi Nisbah kelamin Individu ditangkap Perbandingan jantan : betina Snout-vent length Individu ditangkap Meteran Panjang ekor Individu ditangkap Meteran Berat tubuh Individu ditangkap Timbangan pegas b. Populasi di pengumpul Jumlah Pengumpul Hitung langsung Uji beda nilai tengah Kruskal Wallis, Ekstrapolasi Jenis kelamin Individu terkumpul Lihat ciri morfologi Nisbah kelamin Individu terkumpul Perbandingan jantan : betina 3. Morfometri Nisbah kelamin Individu terkumpul Perbandingan jantan : betina Deskriptif, Analisis regresi berganda, Panjang total Individu terkumpul Meteran Snout-vent length Individu terkumpul Meteran Panjang ekor Individu terkumpul Meteran Berat tubuh Individu terkumpul Timbangan pegas 3. Karakteristik Habitat Suhu lubang Lokasi tangkap Thermohigrometer Deskriptif Analisis Chi-square, Uji korelasi Suhu tanah Lokasi tangkap Termometer tanah Kelembaban Lokasi tangkap Thermohigrometer pH tanah dan kelembaban tanah Lokasi tangkap pH-moisture meter Ketinggian lokasi Lokasi tangkap Altimeter Jarak dari sumber air Lokasi tangkap Meteran Jarak dari pemukiman Lokasi tangkap Meteran Kelerengan Lokasi tangkap Peta DEM