VI. SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Simpulan
Simpulan dari hasil pengamatan terhadap ular jali di Jawa Tengah ini adalah sebagai berikut:
1. Pelaku dalam tata niaga ular jali di Jawa Tengah terdiri dari
pemburupenangkap, pengumpul antara skala kecil dan sedang, pengumpul besar dan eksportir, sehingga terbentuk rantai tata niaga antara
pelaku tersebut. Didorong oleh beberapa maksud dan tujuan, terdapat beberapa penyimpangan jalur hirarki barang misal: pemburu langsung
menyetorkan hasil ke pengumpul besar sehingga ada pelaku yang merasa dirugikan. Faktor harga didorong oleh adanya kelas ukuran ular jali yang
ditangkap 0.6 kg, 0.7 kg, 0.8 kg dan 1 kg, sehingga para pemburu berusaha mendapatkan kelas ukuran terbesar dengan harapan mendapatkan
nilai ekonomis yang tinggi. 2. Rata-rata kelimpahan relatif panenan ular jali di tingkat pengumpul sebesar
132 186 ekortahun, berdasarkan luas pencarian adalah 1 ekor per 24.7197 ha dan berdasarkan waktu pencarian adalah 1 ekor per hari per orang
efektif 3.5–4 jam per hari. Faktor yang paling berpengaruh adalah faktor siklus tanam padi, yang mendorong para pemburu mencari ular disaat tidak
ada pekerjaan di sawah panen, olah lahan dan tanam padi. 3. Ukuran morfometri di tingkat pemburu dan semua pengumpul sama, karena
faktor kelas ukuran berat yang menentukan tingkat harga nilai ekonomis dari ular jali. Kelas ukuran 1kg adalah kelas ukuran yang paling tinggi
dengan harga sekitar Rp. 60 000.00 per ekor. 4. Karakteristik habitat ular jali berupa lubang sarang dipengaruhi oleh
peubah: kelembaban lubang sarang dan kelembaban tanah diatas 80 , suhu lubang sarang dan suhu tanah berkisar 30-33 °C, pH tanah pada kondisi
agak masam-netral, ketinggian tempat kurang dari 333 m dpl, jarak dari sumber air kurang dari 15 m, dan kelerengan lokasi pada kelas 3 agak
curam. Hanya peubah jarak dari pemukiman yang dipilih ular jali secara merata pada selang kelas yang ada yaitu tersebar pada kisaran 50-300 m.
6.2. Saran
Upaya untuk meningkatkan kelestarian ular jali, perlu dilakukan : 1. Pendataan lebih lanjut terhadap para pelaku tata niaga ular jali di Jawa
Tengah sebagai sarana monitoring dan evaluasi. 2. Monitoring panenan secara berkelanjutan berdasarkan jenis kelamin,
terutama di tingkat pemburupenangkap, sebagai bahan pertimbangan evaluasi penentuan kuota tangkap dan eksport.
3. Penelitian lanjutan tentang selang umur reproduksi optimum ular jali di alam sebagai dasar kelas ukuran berdasarkan umur yang bisa dipanen.
4. Panenan ular jali dilakukan pada kelas ukuran optimal 1kg, sehingga memberikan peluang perkembangbiakan yang tinggi untuk kelas ukuran
dibawahnya.