Analisis Penduga Berat Ular Jali Berdasarkan Ukuran Morfometri

diantarnya tidak berhasil mendapat tangkapan ular jali. Hal ini dapat dilihat pada tingkat pencari dalam Lampiran 2, yang merupakan beberapa rekap setoran harian dari pemburu ular ke pengumpul sedang Pak Dalmadi- Boyolali. Berdasarkan perilaku pemburu atau metode perburuancara memperoleh ular, pemburu ular jali dapat dibagi dalam dua katagori, yaitu: pertama; pemburu ular terutama yang profesional yang mencari dan menangkap ular jali hanya tertuju pada ular yang sedang berada diluar sarang, biasanya tanpa menggunakan bantuan alat tangan kosong, sedangkan katagori kedua; adalah pemburu yang selain menangkap ular yang berada di luar sarang, juga berusaha menangkap ular jali yang berada di dalam sarang dengan menggali sarang tersebut menggunakan cangkul atau alat lainnya. Perilaku pemburu tersebut sangat berpengaruh terhadap kelestarian ular jali, dimana katagori pemburu yang menggali sarang akan mengakibatkan rusaknya sarang ular jali, terlebih lagi apabila terdapat telur atau anakan ular jali. Hal tersebut dapat mengurangi potensi perkembangbiakan dan tingkat kelestarian ular jali pada waktu mendatang. Perusakan sarang reptil oleh penangkap collector telah mengganggu kondisi kelimpahan dan habitat mikro reptil yang membutuhkan tingkat kelembaban yang tinggi Goode et al. 1998. Para pemburu yang hanya menangkap ular yang berada di luar sarang, telah mempunyai pemahamanpengetahuan secara tradisional traditional knowledge terhadap kelestarian dan keberlanjutan hasil apabila mencari ular tanpa merusak sarang sebagai tempat perkembangbiakan ular jali. Perilaku pemburu yang hanya menangkap ular dengan kelas umur optimal dan tanpa merusak sarang tersebut dapat menjadi rekomendasi bagi seluruh penangkap ular jali dan ular lain yang mempunyai habitat lubang sarang. Hal tersebut dapat menjadi faktor yang penting bagi kelestarian dan keberlanjutan populasi ular jali di alam, sekaligus sebagai salah satu faktor yang penting dalam penilaian berdasarkan prinsip Non-detriment finding.

5.1.2. Rantai Tata Niaga

Perdagangan ular jali dan reptil lainnya di Jawa Tengah melibatkan banyak pihak seperti telah dijelaskan sebelumnya sehingga membentuk rantai saluran perdagangan seperti pada Gambar 2. Berdasarkan rantai perdagangan tersebut, seperti yang dinyatakan Siregar 2012, terdapat pola umum dalam saluran tataniaga ular yang melibatkan empat tingkatan pelaku tata niaga, yaitu pemburupenangkap ular catcher, pengumpul antara agen, pengumpul besar supplier dan eksportir. Gambar 2 Diagram rantai tata niagaperedaran ular jali di Jawa Tengah. Berdasarkan diagram alur diatas, dapat dijelaskan bahwa tidak semua tingkat pelaku secara hirarki melakukan perdagangan ular jali sesuai tingkatannya, dimana terdapat beberapa “jalan pintas” antar tingkatan pelaku. Terdapat para pemburu yang langsung menjual ular ke pengumpul sedang dan besar, bahkan terdapat pengumpul besar yang mempunyai orang-orang yang bertugas “jemput bola” ke pengumpul antara dan pemburu. Kondisi serupa juga disampaikan oleh Soehartono dan Mardiastuti 2002, dimana terdapat keadaan para penangkap bertransaksi secara langsung dengan pengrajin atau eksportir. Beberapa pengumpul sedang dan besar mengeluh adanya penyimpangan kondisi tersebut, karena mengakibatkan penurunan pendapatan mereka. Hal ini terjadi karena ada orangpihak yang merupakan perpanjangan tangan pengumpul Pengumpul antara agen Pemburu penangkap