29 ular, baik yang berskala kecil, sedang maupun besar. Unit contohnya adalah titik
tangkap di lokasi pencarian ular jali tersebut.
4.5.1. Pola Tata Niaga
Kebutuhan manusia akan satwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sejarah kehidupan manusia. Baik untuk keperluan asupan energi dan protein
daging, susu dll maupun untuk kepentingan kesenangan piaraan dan bahan eksporasi bagi para peneliti. Peningkatan kebutuhan tersebut membentuk pasar
perdagangan satwa Yuwono 1998. Oleh karena itu, perlu diketahui kondisi tata niaga dan kondisi pasar reptil,
khususnya ular jali, terutama di Jawa Tengah sebagai salah satu wilayah penghasilpenangkapan di alam. Informasi diperoleh dengan melakukan
wawancara kepada asosiasi 1 orang, eksportir 2 orang, para pengumpul besar 6 orang, pengumpul sedang 3 orang, pengumpul kecil 4 orang
dan pemburupenangkap
di lapangan 4 orang. Beberapa informasi yang
dikumpulkan adalah : para pelaku, struktur dan rantai tata niaga ular jali di wilayah Jawa Tengah
4.5.2. Data Kelimpahan Relatif
Populasi ular di suatu wilayah dapat diketahui dengan mengetahui kelimpahan satwa tersebut dalam suatu habitat. Kelimpahan ini ada dua
kelompok, yaitu kelimpahan absolut dan kelimpahan relatif PBC 1998. Masing- masing kelimpahan ini ada kelemahan dan kekuatan masing-masing, tergantung
dari tujuan penelitian dan sumberdaya yang tersedia dalam pelaksanaannya. Masing-masing kelimpahan tersebut juga mempunyai metode pengambilan data
yang berbeda-beda, yang disesuaikan dengan pendekatan tujuan penelitian, sumberdaya yang ada dan situasi serta kondisi lapangan.
Kelimpahan relatif digunakan untuk memperkirakan ukuran populasi ular walupun seringkali bias.
Namun demikian apabila dilakukan dengan metode yang benar dan sesuai serta dengan sumberdaya yang intensif, pada data yang terkumpul banyak akan
memberikan data dan informasi yang valid dan bermanfaat PBC 1998.
30 Pada penelitian ular jali ini digunakan pendekatan perhitungan kelimpahan
relatif dengan metode Quadrat Searches
dan Time-constained Search berdasarkan Inventory Methods for Snakes – Standards for Components of
British Colombia’s Biodiversity No. 38. Tahun 1998 PBC 1998. Pemilihan metode ini dengan memperhitungkan karakteristik dan kondisi spesies ular yang
diamati dan kemampuan pengamat, dengan keterbatasan waktu, tenaga pengamat dan biaya.
4.5.3. Data Morfometri
Data morfometri ular jali tersebut diperoleh dengan metoda focal animal sampling, dengan mencatat berbagai karakteristik morfologi dari ular jali yang
tertangkap atau diperoleh di pengumpul dengan kondisi ular masih hidup. Diperoleh 159 ekor ular yang dapat dicatat morfometrinya. Data yang
dikumpulkan yaitu : 1.
Panjang Ular. Panjang ular yang diukur meliputi panjang total yaitu panjang dari ujung
kepala ke ujung ekor, SVLSnout-vent length yaitu panjang dari ujung kepala hingga lubang kloaka dan panjang ekor yaitu panjang total – SVL
atau panjang dari kloaka hingga ujung ekor. 2.
Berat tubuh. Berat tubuh ini diukur dengan memasukkan ular ke dalam karung kain dan
ditimbang menggunakan timbangan pegas. 3.
Jenis kelamin. Perbedaan jenis kelamin pada ular dapat diketahui dengan pemeriksaan
keberadaan hemipenis dengan cara menekan tepi kloaka. Apabila kelihatan maka jenis kelamin jantan dan apabila tidak nampak berarti betina.
4.5.4. Karakteristik Habitat
Data karakteristik habitat ini merupakan berbagai informasi yang terdapat di lokasi habitat ditemukannya ular jali tersebut. Diperoleh 48 lubang yang
diidentifikasi merupakan sarang ular jali. Karakteristik habitat yang ingin diketahui yaitu kondisi kelembaban tanah dan lubang sarang, suhu tanah dan