Karakteristik Habitat Metode Pengumpulan Data
Auliya 2010, sedangkan untuk kulit biasanya ke beberapa negara di Eropa dan Amerika. TRAFFIC 2008 juga menyebutkan bahwa tujuan pasar
utama untuk produk ular jali adalah Eropa, Singapura, Hongkong dan Taiwan. Menurut Auliya 2010 menyatakan bahwa dari tiga pelabuhan laut
besar di Jawa melakukan pengiriman daging ular jali beku ke China dan Taiwan.
2. Pengumpul Besar Pengumpul besar merupakan pihak yang menerima berbagai jenis
satwa reptil komersial yang tidak dilindungi oleh undang-undang, baik yang masuk appendix II CITES maupun jenis-jenis non-appendix. Pengumpul
besar telah mendapat ijin usaha dan ijin tangkapedar satwa dari BKSDA Jawa Tengah yang berlaku selama 1satu tahun sesuai dengan penetapan
kuota secara nasional oleh Direktur Jenderal PHKA sesuai KepMenHut No: 447Kpts-II2003. Pengumpul besar yang terdapat di Jawa tengah
secara lengkap dapat dilihat dalam Lampiran 1 .
Para pengumpul besar mempunyai permodalan yang cukup kuat karena dapat menerima dan membeli hasil tangkapan dengan skala yang
besar dan biasanya sekaligus melakukan proses penyembelihan hingga memisahkan kulit dengan daging atau proses selanjutnya sebelum
pengiriman ke eksportir. Sama halnya yang disampaikan Semiadi dan Sidik 2011, para pengumpul daerah pengumpul besar pada umumnya telah
terdaftar di Balai Konservasi Sumber Daya setempat. 3. Pengumpul Antara Agen.
Pengumpul antara merupakan pihak yang berada di antara pemburupenangkap dengan pengumpul besar dalam sistem perdagangan
reptil di Jawa Tengah. Pengumpul antara ini biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu pengumpul sedang dan pengumpul kecil.
Pengumpul sedang. Pengumpul di tingkat ini, menerima dan atau membeli reptil hasil tangkapan dari pengumpul kecil dan atau ke
pemburupencari secara langsung, akan tetapi skala pembelian dalam volume tidak begitu besar serta tidak menampung reptil lebih dari 3tiga
hari dengan pertimbangan susut berat ular terutama untuk jenis yang
penilaian harga dari berat satwa sehingga segera menyetorkan ke pengumpul besar. Mereka tidak melaksanakan penyembelihan dan atau
proses lainnya, sehingga menyetorkan ke pengumpul besar dalam kondisi hidup.
Pengumpul Kecil. Seperti halnya tingkat pengumpul sedang,
pengumpul kecil merupakan pihak yang menerimamembeli hasil tangkapan reptil dari pemburupenangkap, biasanya karena faktor kedekatan tempat
tinggal tetangga sekitar dan skala jumlah reptil yang diperoleh tidak banyak. Mereka biasanya tidak lebih dari 1satu hari menampung satwa
yang ada dan segera menyetorkan kepada pengumpul sedang atau langsung ke pengumpul besar dengan pertimbangan jarak dan biaya transportasi.
4. Pemburupenangkap. Pemburupenangkap ular adalah orang atau pihak yang secara
langsung mencari dan menangkap ular jali dan reptil lain secara langsung di lokasi yang merupakan habitatnya. Berdasarkan tingkat kemampuan dan
mata pecaharian, terdapat dua kriteria pemburu ular: pertama; pemburu profesional, yaitu mereka yang telah mempunyai pengalaman, pengetahuan
dan keterampilan khusus dalam berburu ular sesuai dengan pengertian profesional dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menurut Poerwadarminta
2007, serta menjadikan profesi pemburu ular sebagai sumber mata pencaharian utama Siregar 2012. Kedua; pemburu sambilan, yaitu mereka
yang hanya secara kebetulan bertemu dan menangkap jenis ular komersil biasaya jenis yang tidak berbisa, serta kegiatan menangkap ular dijadikan
sebagai sumber pendapatan tambahan, karena utamanya sebagai buruh tani. Bagi para pemburu profesional, mereka mempunyai pengalaman
pengenalan lokasi dan ciri-ciri keberadaan berbagai jenis ular serta waktu dan kondisi yang cocok untuk mendapatkan masing-masing jenis ular yang
dicari, sedangkan bagi pemburu sambilan biasanya mendapatkan ular ketika beraktivitas di sawah dan mengetahui nilai komersil dari ular tersebut tidak
dengan sengajasecara khusus mencari ular. Para pemburu ular akan meningkat jumlahnya terutama pemburu sambilan pada saat musim
menunggu panen dan saat musim bero sawah dibiarkan tanpa tanaman.
Menurut TRAFFIC 2008, di Jawa Tengah biasanya berlangsung pada Bulan Oktober-Desember dan Februari-April, akan tetapi tergantung juga
oleh lokasi geografis dan perubahan musim. Pengurangan jumlah pemburupenangkap ular jali pada masa banyak pekerjaan di sawah
mencapai 50–60 . Secara ekologis, pengurangan jumlah pemburu pada periode waktu tertentu tersebut menguntungkan bagi ular jali sehingga
memberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembangbiak dengan tekanan yang berkurang.
Walaupun tidak melakukan perhitungan secara khusus perbandingan jumlah pemburu profesional dan sambilan selama pengamatan, jumlah
pemburu profesional ular di Jawa Tengah tidak sebanyak pemburu sambilan. Menurut KKH 2011, dari sejumlah pemburu ular secara
keseluruhan yang tercatat oleh IRATA, yaitu sekitar 166 000 orang, hanya sekitar 10 sebagai pemburu profesional, begitu juga hasil penelitian
Siregar 2012, menyebutkan hanya 2 orang dari 29 sekitar 7 orang pemburu ular phyton di Sumatera Utara yang diwawancarai, sebagai
pemburu profesional. Hal ini menunjukkan bahwa sebagai pemburu profesional dibutuhkan keahlian khusus, keberanian, ketelatenan dan fisik
yang kuat untuk perjalanan jauh saat mencari ular, sedangkan hasilnya terkadang tidak seperti yang diharapkan tidak sebanding dengan usaha dan
resikonya. Selain hal itu, karena semakin banyak orang yang mengetahui nilai ekonomi dari ular jali, termasuk para petani, secara langsung menjadi
“pesaing” para pemburu profesional yang ada. Pada pengamatan ini, hanya ditemui 4 pemburu profesional, , 3 pengumpul sedang, 4 pengumpul kecil, 6
pengumpul besar dan 2 diantaranya sekaligus sebagai eksportir. Hasil wawancara dengan pemburu ular di lokasi pengamatan,
diperoleh informsi
bahwa, semakin
bertambah banyaknya
para pemburupenangkap ular khususnya ular jali mengakibatkan hasil
tangkapan per orang juga berkurang, walaupun di tingkat pengumpul besar merasa hasil yang diperoleh masih cukup stabil. Berdasarkan hasil
pengamatan, di tingkat pemburupenangkap, pada saat ini mereka hanya berhasil menangkap paling banyak 3 ekor ular jalioranghari, bahkan