36
g. Teknik pengaran yang digunakan harus dihentikan jika tingkat
kemampuan telah tercapai. h.
Generalisasikan perilaku umpamanya penjumlahan pada soal-soal lain misalnya, operasi perkalian atau soal cerita.
7. Terapan matematika di kelas dalam kehidupan sehari-hari
Anak berkesulitan belajar perlu mempelajari matematika agar dapat menyelasaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari, Lerner dalam
Tombokan Runtukahu dan Selpius Kandou 2014: 203. Latihan perlu dilakukan mulai dari soal matematika yang sederhana dan yang berhubungan
dengan kehidupan mereka atau dunia nyata. Ikuti beberapa contoh kegiatan, guru dapat memikirkan contoh yang lain. Contoh pertama menyangkut uang
dan contoh lainnya tentang pengalaman dalam hidup keseharian yang baik sekali digunakan untuk mengtasi kesulitan belajar matematika, Garnet dalam
Tombokan Runtukahu dan Selpius Kandou 2014: 203.
Contoh: Menghubungkan pengukuran dengan nilai uang.
Pengukuran panjang, luas, volume banyak sekali dikaitkan dengan nilai-nilai uang. Ikuti beberapa contoh berikut:
a. Harga 1 meter tali Rp.200, berapa harga 10 meter tali itu?
b. Harga 1 meter kain Rp.8.000, berapa harga 2 meter kain?
c. Harga minyak tanah 1 liter Rp.3.000, berapa harga 3 liter minyak tanah?
37
Soal-soal yang lebih kompleks dapat dibuat sesuai dengan tingkat kelas dan kemampuan anak. Contoh lain adalah dalam matematika sosial, seperti
pengiriman uang dengan pos wesel atau menyimpan uang di bank.
Contoh:
Berbelanja kebutuhan sehari-hari. Keterampilan belanja dilatih dulu dikelas. Bermain toko-tokoan dengan
menggunakan uang sebenarnya. Kemudian, dapat dilanjutkan dengan berbelanja di pasar atau di supermarket. Berbelanja keperluan sehari-hari
dengan harganya. Kemudian, anak-anak diberikan uangyang terdiri dari Rp.10.000, Rp.5.000, Rp.1.000, Rp. 100, Rp.50, yang secukupnya. Salah
seorang anak ditunjuk sebgai kasir dan lainnya sebagai pembeli. Pembeyaran dan pengembalian dibicarakan di kelas.
B. Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learing CTL
1. Pengertian CTL
Kata contextual berasal dari kata contex , yang berarti “hubungan,
konteks, suasana, atau keadaan”. Dengan demikian, contextual diartikan “yang berhubungan dengan suasana konteks”. Sehingga, contextual
teaching and learning CTL dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang berhubungan dengan suasana tertentu.
John Dewey dalam Hosnan 2014: 267. Menyimpulkan bahwa siswa akan belajar dengan baik jika pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan
kehidupan atau peristiwa yang ada disekitarnya. Sehingg, CTL dapat artikan sebagai pembelajaran yang berhubungan dengan kehidupan nyata siswa.