34
6. Lingkup pembelajaran matematika di SD
Mengembangankan kreativitas dan kompetensi siswa dalam pembelajaran matematika di SD, maka guru harus menciptakan suatu
pembelajaran yang efektif dan efisien, yang sesuai dengan kurikulum dan pola pikir siswa. Dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru, maka guru
harus mengetahui bahwa kemampuan siswa berbeda-beda dan tidak semua siswa menyukai pembelajar mamatika.
Heruman 2007: 2. Menyatakan bahwa dalam kurikulum matematika SD dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar, 1. Penanaman Konsep Dasar
penanaman konsep, yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, seorang guru dapat memberikan suatu konsep baru dari isi kurikulum yang
dikenal sebagi konsep “mengenal”, ketika siswa belum mengetahui konsep tersebut.
Penanaman konsep
dasar kepada
siswa harus
dapat menghubungkan antara kemampuan kognitif siswa yang bersifat konkret
dengan konsep baru matematika yang bersifat abstrak. 2. Pemahaman Konsep, yaitu pembelajaran yang dilakukan untuk melanjutkan penanaman
konsep, pemahaman konsep dilakukan agar siswa benar-benar memahami suatu konsep matematika. Pemahaman konsep juga dapat dilakukan pada
pertemuan selanjutnya, asalkan pembelajaran yang sebelumnya sudah dilakukan penanaman konsep, agar siswa sudah mempunyai konsep dasar
didalam pembelajaran yang berlangsung saat itu. 3. Pembinaan Keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan
pemahaman konsep. Sama halnya dengan pembelajaran pemahaman konsep,
35
dianggap bahwa pada pertemuan sebelumnya penanaman dan pemahaman konsep sudah disampaikan. Pembinaan keterampilan bertujuan agar siswa
lebih terampil dalam menggunakan berbagai konsep matematika. Berdasarkan pendapat Gearheart dalam Selpius Kandou 2014: 66.
Bahwa, langkah-langkah dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi dengan cermat perilaku yang akan diajarkan misalnya,
mengadakan penjumlahan bilangan-bilangan cacah hasilnya kurang dari
100.
b. Tentukan tingkat perilaku yang akan diajarkan misalnya, 80 benar dari
soal-soal yang diberikan. c.
Mengatur situasi dimana perilaku akan terjadi, dengan menyediakan alat peraga misalnya lidi dan lembar kerja LKS yang dapat menegaskan
perilaku yang telah diidentifikasi. d.
Mencatat data anak benar atau salah beberapa hari sebelum melaksanakan strategi modifikasi perilaku. Data ini adalah data awal atau
baseline. Selama tahap baseline, pelajari pola-pola kesalahan yang dilakukan anak.
e. Tentukan teknik perilaku yang cocok, setelah data baseline dianalisis.
Teknik perilaku yang digunakan harus alamiah sesaui dengan lingkungan dan sederhana atau mudah dan cepat dilaksanakan.
f. Memutuskan apakah teknik pengajaran dilanjutkan atau diganti dengan
teknik yang lain.