Refleksi dan Evaluasi Siklus II

115 Pada tindakan ketiga guru membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan sosialnya dengan cara bekerjasama dalam tim untuk menyelesaikan masalahkonflik, dan membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk mengeluarkan idea tau pendapat serta menghargai pendapat orang lain. Pada tindakan keempat guru mengajarkan siswa bagaimana cara berterimakasih kepada orang lain. Dalam tahap ini guru hanya berdiskusi, berbincang serta bercanda dengan siswa secara rileks, agar tercipta hubungan yang lebih harmonis antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lain. Dari hasil diskusi dan evaluasi, secara umum keterampilan sosial siswa masih belum meningkat sehingga kegiatan ini dilanjutkan pada siklus kedua dengan tahapan dan tindakan yang sama. Peneliti hanya memnambahkan beberapa permaianan, dan member waktu rileks beberapa menit kepada siswa agar siswa tidak merasa jenuh.

E. Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa bimbingan kelompok berbasis cooperative learning dapat meningkatkan keterampilan sosial para siswa kelas VIII C di SMP N 2 Pakem yang dapat diketahui dari skor rata-rata keterampilan sosial pada tabel 28. Hal tersebut dilihat dari peningkatan skor keterampilan sosial dari mulai pratindakan ke skor siklus pertama lalu ke skor siklus kedua. Nilai pratindakan yang semula skornya 221,6 meningkat menjadi 230,2 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 116 241,8 pada siklus II. Hasil observasi juga menunjukkan adanya peningkatan pada aspek-aspek keterampilan sosial yang diamati. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa metode cooparative learning dengan bimbingan kelompok akan dapat meningkatkan keterampilan sosial. Hal ini dapat dipahami karena bimbingan kelompok sebagai salah satu bentuk bimbingan konseling, akan akan memberikan pengalaman belajar bagi siswa agar mampu berbicara, mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepada orang banyak. Bimbingan kelompok juga akan membantu siswa belajar menghargai pendapat orang lain, bertangung jawab atas pendapat yang dikemukakannya dan mampu mengendalikan diri dan menahan emosi gejolak kejiwaan yang bersifat negatif. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Andi Mappiare 2006: 312 yang menyatakan bahwa keterampilan sosial social skills sebagai keterampilan antar pribadi yang berkaitan dengan interaksi sosial. Layanan Bimbingan Konseling dengan cooparative learning dengan bimbingan kelompok akan memberikan kesempatan kepada siswa melakukan interaksi sosial dengan siswa lain dengan intensif. Sehingga secara tidak langsung akan memberikan pengalaman belajar antar individu dengan individu yang lain. Pendapat lain yang menguatkan adalah Rusmana 2009: 13 bahwa bimbingan kelompok merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan setiap anggota 117 untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya mengembangkan wawasan, sikap atau keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau dalam mengembangkan pribadi. Hasil analisis juga sesuai dengan yang dikemukakan oleh Winkel Sri Hastuti 2004: 547 yang menyatakan bahwa bimbingan kelompok sebagai kegiatan kelompok diskusi yang menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing individu-individu dalam kelompok, serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan. Selain itu, cooparative learning dengan bimbingan kelompok juga akan bermanfaat dalam mengembangkan tenggang rasa, menambah keakraban antar siswa dan mengembangan penyesaian masalah atau topik- topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama. Ini juga sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kaili Chen Lujianto, 2009: 29 mengenai karakteristik keterampilan sosial yang meliputi: 1 memahami dan mengatur emosi diri maupun orang lain kontrol emosi; 2 merespon orang lain dan mengarahkan tindakan sosial sikap sosial; 3 interaksi dan berkomunikasi secara verbal maupun non verbal komunikasi; 4 bertanggung jawab atas tindakan tanggung jawab; dan 5 Memperhatikan orang lain peduli. Karanteristik tersebut terkandung dalam kegiatan cooperative learning dengan bimbingan kelompok. Hal tersebut juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Anwar,2006: 30 yang menyatakan bahwa social skill atau kecakapan 118 sosial sebagai bagian dari life skills meliputi dua hal yaitu kecakapan berkomunikasi dengan empati communication skills dan Kecakapan bekerjasama collaboration skills. Kecakapan ini berarti komunikasi yang bukan hanya sekedar penyampaian pesan tetapi menyangkut isi dan sampainya pesan yang disertai dengan kesan baik yang menimbulkan hubungan harmonis. Keterampilan komunikasi meliputi: memberikan umpan balik, mengungkap perasaan, mendukung dan menanggapi orang lain, serta menerima diri sendiri dan orang lain. Dalam kegiatan tersebut siswa dalam kegiatan kelompok tentu akan belajar peduli memahami orang lain, akan berkomunikasi dan merespon orang lain, akan melakukan komunikasi verbal maupun non verbal, dan akan berpartisipasi dalam kelompok mempertahankan pendapat sebagai wujud tanggung jawab. Jika dilakukan secara berulang-ulang, maka akan membentuk keterampilan sosial tanpa disadari oleh siswa. Peranan guru yang terpenting dalam hal ini adalah memantau bagaimana peningkatan keterampilan sosial yang terjadi. Pada aspek mana telah berkembang baik, pada aspek mana yang masih kurang, pada aspek mana yang per;lu perhatian dan seterusnya. Pengamatan yang terukur dari guru memungkinkan guru melakukan tindakan sesuai dengan kebutuhan siswa. Pendekatan cooperative learning model STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu, presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. Proses presentasi kelas, akan menorong siswa para siswa untuk menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU MENERAPKAN PAKEM MELALUI BIMBINGAN INTENSIF DI SMP NEGERI 1 KEMUSU Peningkatan Keterampilan Guru Menerapkan PAKEM Melalui Bimbingan intensif di SMP Negeri 1 Kemusu Kabupaten Boyolali.

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Guru Menerapkan PAKEM Melalui Bimbingan intensif di SMP Negeri 1 Kemusu Kabupaten Boyolali.

0 2 6

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU MENERAPKAN PAKEM MELALUI BIMBINGAN INTENSIF DI SMP NEGERI 1 KEMUSU Peningkatan Keterampilan Guru Menerapkan PAKEM Melalui Bimbingan intensif di SMP Negeri 1 Kemusu Kabupaten Boyolali.

0 1 21

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN HASIL KEGIATAN MELALUI METODE DISPRESS PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 RANDUDONGKAL, PEMALANG.

0 0 2

Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Juwana Tahun Pelajaran 2009/2010.

0 0 1

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BAHASA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 JIKEN BLORA.

0 1 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS VIII H DI SMP NEGERI 3 KEBUMEN.

0 1 181

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA.

3 17 143

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kepedulian Sosial Melalui Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas IX Unggulan SMP Negeri 2 Salatiga

0 0 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PENERAPAN METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI PAKEM 2 SLEMAN.

1 1 164