96
berkategori sedang dan sisanya 1 siswa berkategori tinggi.. Hasil pra tindakan ini yang menjadi acuan peneliti melakukan penelitian siswa kelas
VIII C di SMP N 2 Pakem. Dari tabel pratindakan tersebut peneliti melaksanakan siklus satu
yang terdiri dari 5 tindakan. Bimbingan kelompok berbasis cooperative learning menjadi pendekatan peneliti untuk meningkatkan keterampilan
sosial para siswa. Dalam kriteria keberhasilan yang diinginkan, peneliti mentargetkan skor keberhasilan minimal adalah ≥ 234 atau masuk dalam
kategori tinggi. Sedangkan pada pratindakan yang dilakukan oleh peneliti skor yang dicapai 221,6 berdasarkan siswa yang terpilih nilai kurang dari
234. Pada siklus yang pertama, terjadi peningkatan yang cukup meskipun
belum mencapai target peneliti. Dari hasil siklus pertama dapat dilihat skor meningkat menjadi 230,2 dari siswa yang terpilih kriteria rendah dan
sedang. Dari hasil skala tersebut peneliti melanjutkan ke siklus ke dua karena
hasil yang didapat belum memenuhi indikator keberhasilan yang diharapakan oleh peneliti. Skor indikator keberhasilan yang di harapkan
peneliti adalah sebesar ≥ 234 atau pada kategori tinggi, sedangkan pada siklus pertama hanya mampu mencapai skor sebesar 230,2 atau masih
kurang 3,8 untuk memenuhi indikator keberhasilan.
97
5. Refleksi dan Evaluasi Siklus I
Refleksi dilaksanakan melalui diskusi antara peneliti dan guru pembimbing. Secara keseluruhan tindakan pada siklus 1 masih belum
seluruhnya berjalan sesuai keinginan peneliti. Siswa masih menunjukkan tingkat antusias yang naik turun. Para siswa masih ada yang berkomentar:
“bu, ini sampai jam berapa”. Ada juga yang berkomentar “bu capek”. Dilihat dari komentar tersebut para siswa kurang antusias dalam mengikuti
tindakan. Kurang menariknya kegiatan menjadi faktor yang menyebabkan naik turunnya tingkat antusias siswa mengikuti kegiatan. Tetapi dari hasil
siklus 1 para siswa dapat melakukan kegiatan dengan lancar. Para siswa dapat mengetahui makna dari kegiatan yang telah dilaksanakan serta mulai
memahami makna dari keterampilan sosial. Hambatan-hambatan dari siklus 1 dilihat dari pengamatan yaitu
siswa kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan. Hal ini dikarenakan para siswa kadang merasa jenuh jika kegiatan berlangsung terlalu lama. Para
siswa masih terlihat ramai sendiri dan juga kurang memperhatikan guru. Hasil dari pra tindakan pada siklus pertama skornya sebesar 221,6
dan setelah diberikan tindakan mengalami kenaikan sebesar 230,2. Tetapi poin tersebut belum mencapai kriteria yang sudah ditentukan oleh peneliti,
yaitu 234. Berdasarkan hasil tersebut, maka diputuskan untuk dilakukan tindakan pada Siklus II dengan beberapa perbaikan sesuai hasil refleksi dan
evaluasi pada Sillus I.
98
Pada siklus II fasilitator guru pembimbing akan terus memberikan arahan dan mendampingi siswa. Peneliti juga akan lebih banyak
memberikan selingan permainanice breaking. Dibandingkan dengan siklus I yang hanya memberikan sedikit permainan sehingga siswa merasa sangat
jenuh. Nantinya siswa juga akan diberikan waktu beberapa menit untuk meregangkan fikiran untuk beristirahat. Hal ini dimaksudkan agar peserta
dapat selalu antusias dan bersemangat mengikuti kegiatan. Guru pembimbing juga akan lebih santai dalam memberikan tindakan, sehingga
siswa akan merasa lebih nyaman. Selain itu juga guru harus selalu memberikan motivasi positif kepada peserta agar peserta selalu merasa
dihargai apapun hasil yang mereka terima baik secara individu maupun kelompok.
Sebagaimana pada Siklus I, kegiatan pada siklus II dilakukan 5 tindakan. Tindakan pada siklus II dilakukan dengan tujuan siswa dapat
benar-benar mengerti makna dari bimbingan kelompok yang diberikan dan dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari mereka di rumah,di sekolah
maupun di lingkungannya.
D. Siklus II Kedua
1. Perencanaan Siklus II
Dari hasil refleksi siklus pertama yaitu siswa belum mampu berperan maksimal dalam tiap kegiatan yang telah dilaksanakan oleh guru BK. Hal
ini dikarenakan siswa nampaknya merasa jenuh dengan kegiatan yang menuntut siswa untuk terus berfikir dan hanya diberikan satu permainan
99
dari 5 tindakan yang ada. Sehingga menyebabkan ada siswa terlihat kurang bersemangat dan seringkali mengeluh agar tindakan segera dihentikan.
Pada siklus II perencanaan awal yang dilakukan adalah menyusun pedoman kegiatan pada siklus II melalui diskusi dengan guru pembimbing.
Dari hasil siklus I yang telah dilaksanakan, dapat dilihat hal yang perlu disempurnakan adalah lebih menambah permainanice breaking singkat agar
siswa tidak merasa jenuh. Guru BK juga nantinya akan memberikan kesempatan siswa untuk beristirahat meregangkan otak untuk beberapa
menit sambil bercanda bersama siswa lain. Selain itu peneliti memberikan pelatihan kepada guru pembimbing secara lebih terperinci dan lebih jelas,
agar guru pembimbing sebagai fasilitator mengerti dan bisa memberikan pengarahan kepada peserta secara lebih jelas.
Dalam siklus yang ke II peneliti merencanakan akan melaksanakan sebanyak 5 kali tindakan sesuai dengan langkah cooperative learning, yang
akan dilaksanan pada tanggal 24-27 Juni 2013, pukul 08.00 – 09.00 WIB.
Tindakan yang dirancang peneliti diharapkan mampu membuat siswa lebih bersemangatantusias dalam mengikuti kegiatan yang diberikan. Peserta
juga diharapkan bisa mengerti makna dari bimbingan kelompok yang diberikan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa di sekolah
maupun di lingkungan siswa. Pada siklus II terdapat 5 tindakan.