22
Menurut Ibrahim 2000: 10 bahwa tujuan utama pembelajaran cooperative learning dalam kegiatan mengajar adalah : 1 hasil belajar 2
penerimaan terhadap keragaman 3 pengembangan keterampilan sosial. Stahl 1994: 101 mengemukakan bahwa dengan melaksanakan
model pembelajaran cooperative learning siswa dimungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa melatih siswa untuk
memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir thinking skill maupun keterampilan sosial social skill. Di dalam metode cooperative learning
terdapat beberapa teknik, salah satunya adalah teknik STAD yang dikembangkan oleh Slavin. Beberapa tahapan dari teknik STAD adalah
penyajian materi, kerja tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim.
Dari pemaparan di atas dapat disimpilkan bahwa upaya peningkatan keterampilan sosial dapat dilakukakan dengan metode bimbingan kelompok
berbasis cooperative learning dengan menggunakan teknik STAD.
B. Bimbingan Kelompok Berbasis Cooperative Learning
1. Pengertian Bimbingan Kelompok Berbasis Cooperative Learning
Menurut Rusmana 2009: 13 bimbingan kelompok didefinisikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana
kelompok yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya mengembangkan wawasan,
23
sikap atau keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau dalam mengembangkan pribadi.
Ditambahkan oleh Dewa Ketut Sukardi 2008: 64 bahwa bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang memungkinkan
sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu terutama dari pembimbing konselor yang
berguna untuk menunjang kehidupannya sehari-hari baik individu maupun pelajar, anggota keluarga dan masyarakat serta untuk pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Winkel dan Sri Hastuti 2004: 547 Bimbingan Kelompok adalah
kegiatan kelompok diskusi yang menunjang perkembangan pribadi dan perkembangan sosial masing-masing individu-individu dalam kelompok,
serta meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna aneka tujuan yang bermakna bagi para partisipan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan pengertian bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan untuk
membantu siswa dalam situasi kelompok untuk pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir atau jabatan dan
pengambilan keputusan serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok dengan klasifikasi kelompok, yaitu kelompok kecil,
kelompok sedang, dan kelompok kelas. Sedangkan, Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif
adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham
24
konstruktivis. Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu
untuk memahami materi pelajaran. Dalam cooperative learning, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran. Isjoni, 2007: 12 Ditambahkan oleh Johnson Isjoni, 2007: 15, bahwa cooperative
learning mengandung arti bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan cooperative, siswa mencari hasil yang menguntungkan
bagi seluruh anggota kelompoknya. Belajar cooperative adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan
belajar anggota yang lain dalam kelompok itu. Prosedur cooperative learning didesain untuk mengaktifkan siswa
melalui dan diskusi dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen Slavin 1985, Isjoni, 2007: 12.
Anita Lie Isjoni, 2007: 16 menyebut cooperative learning dengan istilah pembelajaran gotong
– royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan
peserta siswa lain dalam tugas yang terstuktur. Lebih jauh dikatakan cooperative learning hanya berjalan jika sudah terbentuk kelompok atau
suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai
25
tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri atas 4-6 orang saja.
Dari beberapa pengertian yang dipaparkan oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan pengertian cooperative learning adalah suatu model
dalam melakukan pembelajaran dimana siswa akan dikelompokkan secara heterogen dengan jumlah siswa 4 - 6 orang. Siswa akan belajar dan bekerja
secara kolaboratif dan bergotong royong sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar serta mencapai kemampuan yang maksimal
dengan satu tujuan yang sama. Berdasarkan pengertian di atas bimbingan kelompok berbasis
cooperative learning adalah suatu layanan bimbingan kelompok yang membantu siswa dalam situasi kelompok untuk pengembangan pribadi,
kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok, dengan klasifikasi kelompok kecil.
Jumlah siswa dalam satu kelompok adalah 4-6 siswa dan dikelompokkan secara heterogen. Siswa akan belajar dan bekerja secara kolaboratif dan
bergotong royong sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar serta mencapai kemampuan yang maksimal dengan satu tujuan
yang sama.