Aspek Keterampilan Sosial Kajian Keterampilan Sosial 1. Definisi Keterampilan Sosial

20 dalam bergaul dengan teman yang jenis kelaminnya berlainan tetapi mudah membina pergaulan dengan anak yang jenis kelamnnya sama. d Ukuran keluarga Sebagai contoh, anak tunggal sering mendapatkann perhatian yang lebih dari semestinya. Akibatnya mereka mengharapkan perlakuan yang sama dari orang luar dan kesal jika meraekan tidak mendapatkannya. e Perilaku sosial dan sikap anak mencerminkan perilaku yang diterima dirumah. Anak yang merasa ditolak oleh orag tua mungkin akan suka meneyndir dan menjadi introvert. Sebalaiknya penerimaan dan sikap orang tua yang penuh cinta kasih mendorong anak bersikap ekstrovert. 2 Status Sosial Ekonomi Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonmi keluarga dalam masyarkat. Perilaku anak akan banyak memperhatikan kondisi normative yang telah ditanamkan oleh kelaurga. 3 Lingkungan Sejak dini anak-anak harus sudah diperkenalkan dengan lingkungan. Lingkungan dalam batasan ini meliputi lingkungan fisik rumah, pekarangan dan lingkungan sosial tetangga. Lingkungan juga meliputi lingkungan keluarga keluarga primer dan sekunder, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat luas. Dengan pengenalan lingkungan maka sejak dini anak sudah mengetahui bahwa dia memiliki lingkungan sosial 21 yang luas, tidak hanya terdiri dari orang tua, saudara, atau kakek dan nenek saja. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor keterampilan sosial meliputi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang meliputi kapasitas mental, emosi dan intelegensi serta kematangan harga diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku sosial anak yang meliputi faktor keluarga, status sosial ekonomi, dan lingkungan.

6. Upaya Peningkatan Keterampilan Sosial

Prayitno 1995: 67 mengemukakan bahwa dalam layanan bimbingan dan konseling terdapat beberapa metode layanan bimbingan yaitu, layanan bimbingan kelompok, layanan bimbingan individual dan layanan bimbingan klasikal. Secara umum layanan bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi siswa. Oleh karena itu, dalam meningkatkan keterampilan sosial, layanan bimbingan kelompok dirasa lebih efisien karena dalam meningkatkan keterampilan sosial diharapkan siswa dapat berinteraksi dengan siswa lainnya. Slavin 2005: 203 mengembangkan teori cooperative learning. Dimana model pembelajaran cooperative learning menekankan pada kerja kelompok. 22 Menurut Ibrahim 2000: 10 bahwa tujuan utama pembelajaran cooperative learning dalam kegiatan mengajar adalah : 1 hasil belajar 2 penerimaan terhadap keragaman 3 pengembangan keterampilan sosial. Stahl 1994: 101 mengemukakan bahwa dengan melaksanakan model pembelajaran cooperative learning siswa dimungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir thinking skill maupun keterampilan sosial social skill. Di dalam metode cooperative learning terdapat beberapa teknik, salah satunya adalah teknik STAD yang dikembangkan oleh Slavin. Beberapa tahapan dari teknik STAD adalah penyajian materi, kerja tim, kuis, skor kemajuan individual, dan rekognisi tim. Dari pemaparan di atas dapat disimpilkan bahwa upaya peningkatan keterampilan sosial dapat dilakukakan dengan metode bimbingan kelompok berbasis cooperative learning dengan menggunakan teknik STAD.

B. Bimbingan Kelompok Berbasis Cooperative Learning

1. Pengertian Bimbingan Kelompok Berbasis Cooperative Learning

Menurut Rusmana 2009: 13 bimbingan kelompok didefinisikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu melalui suasana kelompok yang memungkinkan setiap anggota untuk belajar berpartisipasi aktif dan berbagi pengalaman dalam upaya mengembangkan wawasan,

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU MENERAPKAN PAKEM MELALUI BIMBINGAN INTENSIF DI SMP NEGERI 1 KEMUSU Peningkatan Keterampilan Guru Menerapkan PAKEM Melalui Bimbingan intensif di SMP Negeri 1 Kemusu Kabupaten Boyolali.

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Guru Menerapkan PAKEM Melalui Bimbingan intensif di SMP Negeri 1 Kemusu Kabupaten Boyolali.

0 2 6

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU MENERAPKAN PAKEM MELALUI BIMBINGAN INTENSIF DI SMP NEGERI 1 KEMUSU Peningkatan Keterampilan Guru Menerapkan PAKEM Melalui Bimbingan intensif di SMP Negeri 1 Kemusu Kabupaten Boyolali.

0 1 21

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN HASIL KEGIATAN MELALUI METODE DISPRESS PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 RANDUDONGKAL, PEMALANG.

0 0 2

Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Juwana Tahun Pelajaran 2009/2010.

0 0 1

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BAHASA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 JIKEN BLORA.

0 1 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS VIII H DI SMP NEGERI 3 KEBUMEN.

0 1 181

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA.

3 17 143

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kepedulian Sosial Melalui Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas IX Unggulan SMP Negeri 2 Salatiga

0 0 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PENERAPAN METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI PAKEM 2 SLEMAN.

1 1 164