114
Pada tindakan kedua siklus kedua, siswa masih menunjukkan antusias yang tinggi. Siswa makin menyadari pentingnya memiliki
keterampilan sosial yang tinggi bagi dirinya sendiri. Guru pembimbing merasakan perubahan yang cukup besar pada diri siswa di sekolah. Siswa
sudah terlihat sering mengeluarkan ide-ide dan dapat mempertahankan ide mereka sesuai aturan untuk dipakai pada saat berdiskusi kelompok, siswa
mulai terbuka dengan teman lain, mereka mulai berani tentang masalah pribadi kepada guru pembimbing, siswa sudah tidak memaksakan egonya
sendiri dan memikirkan perasaan dan permasalahan orang lain, siswa juga sudah dapat mencari alternatif jalan keluar dari permasalahannya.
7. Hasil Tindakan Siklus I dan II
Dalam penelitian ini tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan keterampilan sosial siswa dilaksanakan melalui 2 siklus. Siklus I terdiri dari
5 tindakan dan siklus II terdiri dari 5 tindakan. Siklus pertama ini terdiri dari 5 tindakan. Pada tindakan pertama
guru membantu siswa untuk berani berbicara di depan orang lain, dengan melakukan perkenalan, serta membantu siswa dalam mengungkapkan
perasaannya melalui tahap mengungkapkan diri. Pada tindakan kedua, guru membantu kesiapan siswa dalam
mengikuti tahap selanjutnya. Guru memberikan gambaran dan arahan tentang peraturan-peraturan yang tidak boleh dilanggar pada tahap
selanjutnya.
115
Pada tindakan ketiga guru membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan sosialnya dengan cara bekerjasama dalam tim untuk
menyelesaikan masalahkonflik, dan membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk mengeluarkan idea tau pendapat serta menghargai
pendapat orang lain. Pada tindakan keempat guru mengajarkan siswa bagaimana cara
berterimakasih kepada orang lain. Dalam tahap ini guru hanya berdiskusi, berbincang serta bercanda dengan siswa secara rileks, agar tercipta
hubungan yang lebih harmonis antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa lain.
Dari hasil diskusi dan evaluasi, secara umum keterampilan sosial siswa masih belum meningkat sehingga kegiatan ini dilanjutkan pada siklus
kedua dengan tahapan dan tindakan yang sama. Peneliti hanya memnambahkan beberapa permaianan, dan member waktu rileks beberapa
menit kepada siswa agar siswa tidak merasa jenuh.
E. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa bimbingan kelompok berbasis cooperative learning dapat meningkatkan keterampilan
sosial para siswa kelas VIII C di SMP N 2 Pakem yang dapat diketahui dari skor rata-rata keterampilan sosial pada tabel 28. Hal tersebut dilihat dari
peningkatan skor keterampilan sosial dari mulai pratindakan ke skor siklus pertama lalu ke skor siklus kedua. Nilai pratindakan yang semula skornya
221,6 meningkat menjadi 230,2 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi