Tujuan Bimbingan Kelompok berbasis Cooperative Learning

31 2 Menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok. 3 Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri. 4 Permainan penghangatan pengakraban. b. Tahap Kedua Peralihan Pada tahap ini suasana kelompok mulai terbentuk dan dinamika kelompok sudah mulai tumbuh. Karakteristik tahap peralihantransisi ini ditandai perasaan khawatir, defence bertahan dan berbagai bentuk perlawanan. Pada kondisi demikian pemimpin kelompok perlu memberikan motivasi dan reinforcment kepada anggota agar mereka peduli tentang yang dipikirkan terhadapnya dan belajar mengekspresikan diri sehingga anggota lain bisa mendengarkan. Menurut Prayitno 1995: 47 kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut. 1 Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya. 2 Menawarkan atau mengamati kesiapan para anggotanya menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya tahap ketiga. 3 Membahas suasana yang terjadi. 4 Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota. 5 Apabila diperlukan kembali ke beberapa aspek tahap pertama tahap pembentukan. c. Tahap Ketiga : Kegiatan Tahap ini merupakan inti kegiatan kelompok sehingga aspek- aspek yang menjadi isi pengiringnya cukup banyak. Pada kegiatan ini saatnya anggota berpartisipasi untuk menyadari bahwa merekalah yang bertanggung jawab atas kehidupan mereka. Mereka perlu didorong untuk mengambil keputusan, pendapat dan tanggapan 32 mengenai topik atau masalah yang dihadapi untuk digali dalam kelompok, dan belajar menjadi bagian kelompok yang integral sekaligus memahami kepribadiannya sendiri dan juga dapat memahami orang lain. Di samping itu mereka diharapkan dapat menyaring umpan balik yang diterima dan membuat kesimpulan yang komprehensif dari berbagai pendapat dan masukan-masukan dalam pembahasan kelompok dan memutuskan yang harus dilakukannya nanti. Fungsi utama pemimpin kelompok pada tahap ini adalah memberikan penguatan secara sistematis dari tingkah laku kelompok yang diinginkan. Selain itu dapat memberikan dukungan pada kesukarelaan anggota untuk mengambil resiko dan mengarahkan untuk menerapkan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut. 1 Masing-masing anggota secara bebas mengemukakan pendapat terhadap topikmasalah. 2 Menetapkan topikmasalah yang akan dibahas terlebih dahulu. 3 Anggota membahas masing-masing topikmasalah secara mendalam dan tuntas. 4 Kegiatan selingan. 33 Pada tahap ini anggota membahas masing-masing topikmasalah secara mendalam dan tuntas, dalam pelaksanaannya metode cooperative learning ini akan diterapkan. Pembahasan topik atau masalah dilakukan berbasis cooperative learning. Metode cooperative learning mempunyai 5 teknik sesuai menurut pendapat Slavin 2005: 11 metode yang digunakan dalam pembelajaran cooperative learning antara lain: a Student Team-Achievement Division STAD b Team Games-Tournament TGT c Jigsaw II adaptasi dari teknik teka-teki Elliot Aronson 1978 d Team Accelerated Instruction TAI e Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC Dari beberapa metode pembelajaran cooperative learning diatas, dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode STAD. STAD merupakan salah satu metode cooperative learning yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu, presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim Slavin, 2005: 143: 1 Presentasi kelas Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Bedanya presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU MENERAPKAN PAKEM MELALUI BIMBINGAN INTENSIF DI SMP NEGERI 1 KEMUSU Peningkatan Keterampilan Guru Menerapkan PAKEM Melalui Bimbingan intensif di SMP Negeri 1 Kemusu Kabupaten Boyolali.

0 0 15

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Guru Menerapkan PAKEM Melalui Bimbingan intensif di SMP Negeri 1 Kemusu Kabupaten Boyolali.

0 2 6

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU MENERAPKAN PAKEM MELALUI BIMBINGAN INTENSIF DI SMP NEGERI 1 KEMUSU Peningkatan Keterampilan Guru Menerapkan PAKEM Melalui Bimbingan intensif di SMP Negeri 1 Kemusu Kabupaten Boyolali.

0 1 21

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN HASIL KEGIATAN MELALUI METODE DISPRESS PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 RANDUDONGKAL, PEMALANG.

0 0 2

Meningkatkan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Juwana Tahun Pelajaran 2009/2010.

0 0 1

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERBICARA DALAM BAHASA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 JIKEN BLORA.

0 1 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS VIII H DI SMP NEGERI 3 KEBUMEN.

0 1 181

MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA.

3 17 143

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Kepedulian Sosial Melalui Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas IX Unggulan SMP Negeri 2 Salatiga

0 0 13

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA MELALUI PENERAPAN METODE SIMULASI PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI PAKEM 2 SLEMAN.

1 1 164