Penyakit TB Paru HIVAIDS dan Penyakit Menular Melalui Hubungan Seksual PMS
40
GAMBAR 9 JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF PENDERITA HIV
YANG TERDETEKSI DARI BERBAGAI SARANA KESEHATAN TAHUN 1997-2001
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800 2000
Tahun Jum
lah kasus
KASUS BARU HIV
83 126
178 403
732 KASUS
KUMULATIF HIV
465 591
769 1172
1904 1997
1998 1999
2000 2001
Sumber: Ditjen PPMPL Depkes RI
GAMBAR 10 JUMLAH KASUS BARU DAN KUMULATIF PENDERITA AIDS
YANG TERDETEKSI DARI BERBAGAI SARANA KESEHATAN TAHUN 1997-2001
100 200
300 400
500 600
700 800
Tahun Jum
lah kasus
KASUS BARU AIDS
34 74
47 178
219 KASUS
KUMULATIF AIDS
153 227
274 452
671 1997
1998 1999
2000 2001
Sumber: Ditjen PPMPL Depkes RI
GAMBAR 11 PROPORSI PENDERITA AIDS SECARA KUMULATIF
MENURUT KELOMPOK UMUR S.D. TAHUN 2001
30-39 th 33,8
40-49 th 11,5
50-59 th 3,5
60 th 0,7
Tdk Tahu 3
5-14 th 0,4
15-19 th 6,4
1-4 th 1
1 th 20-29 th
39,5
Sumber: Ditjen PPMPL Depkes RI
Gambar 11 menunjukkan bahwa secara kumulatif sebagian besar penderita AIDS di Indonesia merupakan kelompok usia produktif 20-49 tahun 84,9. Bila
perkembangan kondisi ini terus terjadi, maka dalam jangka panjang di samping akan menjadi beban anggaran keluarga dan pemerintah juga akan menjadi ancaman bagi
produktivitas tenaga kerja di Indonesia. Sedangkan Gambar 12 memberikan informasi bahwa hubungan heteroseksual dan IDU
intravena drug use merupakan cara penularan yang paling banyak dijumpai di Indonesia dengan persentase 67,5. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa perilaku
seksual yang tidak sehat bisa meningkatkan terjadinya penularan penyakit melalui
41
hubungan seksual PMS yang sekaligus merupakan indikasi dari meningkatnya risiko tertular HIVAIDS.
GAMBAR 12 PROPORSI PENGIDAP AIDS SECARA KUMULATIF
MENURUT CARA PENULARAN S.D. TAHUN 2001
HETEROSEK 53,7
TRANSFUSI 0,4
HOMOSEK 13,8
TDK DIKET 9,8
HEMOFILIA 0,1
PERINATAL 1,3
IDU 20,9
Dari kegiatan Sistem Surveilens Terpadu diperoleh gambaran jumlah kasus baru penyakit menular melalui hubungan seksual yang dilayani di Puskesmas dan rumah sakit
selama tahun 1997-2000 seperti terlihat dalam Tabel 10 berikut.
TABEL 10 JUMLAH PENDERITA PENYAKIT MENULAR MELALUI HUBUNGAN SEKSUAL
MENURUT SARANA PELAYANAN KESEHATAN, TAHUN 1997-2000
Penderita GO Penderita Sipilis
Di Rumah Sakit Di Rumah Sakit
Tahun Rawat Jalan
Rawat Inap Rawat Jalan
Puskesmas Rawat Jalan
Rawat Inap Rawat Jalan
Puskesmas 1997 1.976 198
545 19.316
93 2.768 1998 2.960 332 1.092
36.055 132 9.057 1999 3.677 963
480 15.720 309 1.629
2000 1.680 227 501
18.165 271 14.106
Sumber: Data surveilens tahun 2000, Dit Epim-Kesma Ditjen PPM PL Depkes RI
Tabel di atas memberikan gambaran masih tingginya angka kesakitan PMS yang merupakan ancaman yang sangat serius dan sangat mengkhawatirkan dalam penyebaran
penyakit HIVAIDS di masa datang pada kehidupan keluarga. e. AFP Acute Flaccid Paralysis
Kejadian AFP pada saat ini diproyeksikan sebagai indikator untuk menilai keberhasilan program Eradikasi Polio Erapo. Erapo dilaksanakan melalui gerakan
Pekan Imunisasi Polio PIN dan merupakan wujud dari kesepakatan global dalam pembasmian penyakit Polio di Indonesia. Upaya pemantauan terhadap keberhasilan
Erapo yaitu dengan melaksanakan kegiatan “Surveilans secara aktif untuk menemukan kasus AFP sebagai upaya mendeteksi secara dini munculnya virus polio liar yang
mungkin ada di masyarakat untuk segera dilakukan penanggulangannya.
Kasus AFP yang ada di masyarakat diperkirakan sebesar 1 orang per 100.000 penduduk usia 15 tahun. Selama empat tahun terakhir kegiatan surveilans secara aktif
42
dapat menemukan beberapa kasus AFP dengan klasifikasi kriteria klinis yang didukung pemeriksaan laboratorium seperti terlihat dalam Gambar 13 berikut.
GAMBAR 13 AFP RATE DAN KLASIFIKASI KLINIS PENDERITA AFP
MENURUT DATA SURVEILENS TAHUN 1997-2001
100 200
300 400
500 600
700 800
900
Jum lah K
a sus
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4
AF P Ra
te
Polio kompatibel 36
14 21
22 4
Non Polio 738
819 662
580 656
AFP Rate 1.24
1.29 1.03
0.93 1997
1998 1999
2000 2001
Sumber: Data surveilens tahun 2001, Dit Epim-Kesma Ditjen PPMPL Depkes RI
Gambaran hasil surveilans AFP menurut provinsi pada tahun 2001 secara lengkap disajikan pada Lampiran 28.