59
TABEL 29 PERSENTASE KELUARGA MENURUT PEMBUANGAN SAMPAH
DI INDONESIA TAHUN 2001 PEMBUANGAN SAMPAH
VARIABEL D
iangkut pet
ugas Ditimbun
D ibuat
kompos D
ibakar D
ibuang k
e k ali
se lokan
D ibuang
se m
b a-
rangan Lai
nnya Kawasan
Sumatera Jawa Bali
KTI Kalimantan
Sulawesi NTBNTTPapua
10,5 21,8
11,2 12,4
12,3
8,9 4,6
13,3 5,7
5,6 6,2
5,3 1,4
4,8 0,8
0,3 0,6
1,7 58,6
2,7 52,0
56,0 40,6
43,0 2,6
3,0 2,1
7,9 6,1
10,9 5,9
0,4 14,5
9,5 6,5
19,7 0,9
0,2 7,7
10,0 6,9
8,6 Daerah
Perkotaan Perdesaan
40,1 1,0
7,5 12,7
1,6 5,0
35,5 50,1
5,8 8,3
3,5 13,7
5,9 9,1
INDONESIA 18,0
10,5 3,5 43,8 7,2 9,3 7,7
Sumber: Badan Litbangkes, Surkesnas 2001
5. Laju Pertumbuhan Penduduk dan Prevalensi Akseptor KB
Penduduk Indonesia ternyata terus bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan laju pertumbuhan penduduk Indonesia masih sangat tinggi. Selama
dasawarsa 1970an laju pertumbuhan penduduk berkisar pada 2,3 setahun, dasawarsa 1980an sekitar 2 setahun, dan dasawarsa 1990an sekitar 1,5 setahun. Menurut BPS,
laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun 2001 ini sebesar 1,2 setahun.
Hal ini memang erat berkaitan dengan prevalensi akseptor KB. Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Pusat, persentase akseptor KB terhadap
pasangan usia subur memang baru mencapai 52,5.
6. Penduduk Yang Tinggal Di Perkotaan
Kemajuan suatu negara dapat pula diukur dari banyaknya daerah perdesaan yang berubah menjadi daerah perkotaan. Semakin maju suatu negara, berarti semakin banyak
desa yang dibangun sehingga berubah menjadi perkotaan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, baru 43,13 penduduk Indonesia dalam
tahun 2001 ini tinggal di perkotaan. Yang lebih besar, yaitu 56,87 masih tinggal di perdesaan. Ini berarti bahwa sampai tahun 2001 belum banyak desa yang dibangun
sehingga menjadi kota urban.
7. Penduduk Miskin dan Pendapatan Per-Kapita
Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang muncul dalam pembangunan bersama-sama dengan pengangguran dan kesenjangan sosial, di mana ketiganya saling
terkait satu sama lain. Untuk mengukur kemiskinan pada umumnya dilakukan melalui pengukuran tingkat pendapatan. Kemiskinan dapat dibedakan dalam tiga pengertian,
yaitu kemiskinan absolut, kemiskinan relatif atau kemiskinan struktural, dan kemiskinan kultural.
60
Seiring dengan pesatnya pembangunan ekonomi selama periode 1976 – 2001 persentase penduduk miskin di Indonesia turun sangat pesat yaitu 54,1 pada tahun 1976
menjadi 18,4 pada tahun 2001. Bersamaan dengan kenaikan harga dan penurunan pendapatan sebagai dampak krisis ekonomi, jumlah penduduk miskin diperkirakan masih
49,5 juta orang 24,2 pada Desember 1998 atau meningkat sebesar 27 juta orang dibandingkan tahun 1996. Peningkatan sebesar 27 juta tersebut tidak sepenuhnya
mencerminkan perkembangan murni, karena sebagian terjadi akibat perubahan standar yang digunakan. Peningkatan murni diperkirakan 11,5 juta dari 38 juta menjadi 49,5
juta meningkat 5 dibanding 1999. Selebihnya karena perubahan standar dengan standar baru jumlah penduduk miskin pada Desember 1998 di kota 17,6 juta 21,9,
desa 31,9 juta 25,7. Gambaran jumlah dan persentase penduduk miskin tahun 1976 – 2001 disajikan pada tabel berikut ini.
TABEL 30 BATAS MISKIN, PERSENTASE, DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN
DI INDONESIA, TAHUN 1976 – 2001
Batas Miskin RupiahKapitaBulan
Persentase Penduduk Miskin Jumlah Penduduk Miskin
Juta Orang Tahun
Perkotaan Perdesaan
Perkotaan Perdesaan
K + D Perkotaan
Perdesaan K + D
1976 4522 2849 38,8 40,4 40,1 10,0 44,2 54,2
1978 4969 2981 30,8 33,4 33,3 8,3 38,9 47,2
1980 6831 4449 29,0 28,4 28,6 9,5 32,8 42,3
1981 9777 5877 28,1 26,5 26,9 9,3 31,3 40,6
1984 13731 7746 23,1 21,2 21,6 9,3 25,7 35,0
1987 17381
10294 20,1 16,1 17,4 9,7 20,3 30,0 1990
20614 13295 16,8 14,3 15,1 9,4 17,8 27,2
1993 27905
18244 13,4 13,8 13,7 8,7 17,2 25,9 1996 38246
27413 9,7 12,3
11,3 7,2 15,3
22,5 1996
13
42032 31366 13,6 19,9 17,7 9,6 24,9 34,5
1998
12
96959 72780 21,9 25,7 24,2 17,6 31,9 49,5
1999
13
92409 74272 19,4 26,0 23,4 15,6 32,3 48,0
1999
14
89845 69420 15,0 20,0 18,0 12,3 24,8 37,1
2000
15
91632 73648 14,6 22,1 19,0 12,1 25,2 37,3
2001
16
100011 80382 9,8
25,0 18,4 8,5
28,6 37,1
Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2001 Catatan:
1
Berdasarkan standar 1998 yang disesuaikan dengan pola konsumsi tahun yang bersangkutan
2
Hasil Susenas Desember 1998
3
Hasil Susenas Februari reguler
4
Hasil Susenas Agustus 1999
5
Hasil estimasi Susenas 2000 tanpa Aceh dan Maluku
6
Hasil estimasi Susenas 2001 tanpa Aceh
Penduduk miskin yang sedemikian banyak berpengaruh terhadap pendapatan per- kapita, apabila sejak krisis ekonomi tahun 1997 sampai saat ini keadaan ekonomi
Indonesia belum pulih. Menurut laporan Badan Pusat Statistik, pendapatan nasional per- kapita atas dasar harga berlaku meningkat dari 5,7 juta rupiah pada tahun 2000 menjadi
sekitar 6,4 juta rupiah pada tahun 2001. Namun bila dilihat berdasarkan harga konstan 1993, pertumbuhan pendapatan ini menurun sebesar 1,64.