103 Indonesia dilaporkan sebesar 42 per 1000 kelahiran hidup lebih rendah dibanding
Myanmar, namun masih lebih tinggi dibanding Thailand dan Brunei Darussalam. Probabilitas Kematian Balita 0-4 tahun yang terendah di negara-negara ASEAN
pada tahun yang sama adalah Singapura 11 per 1000 balita untuk laki-laki dan 8 per 1000 balita untuk perempuan, menyusul kemudian Malaysia 13 untuk laki-laki dan 11
untuk perempuan dan Brunei Darussalam 14 untuk laki-laki dan juga perempuan. Sedangkan yang tertinggi adalah Kamboja 130 untuk laki-laki dan 114 untuk
perempuan, menyusul kemudian Laos 121 untuk laki-laki dan 106 untuk prempuan dan Myanmar 72 untuk laki-laki dan 55 untuk perempuan. Probabilitas kematian balita di
Indonesia pada tahun 2001 menduduki urutan keempat tertinggi yaitu sebesar 50 per 1000 balita untuk laki-laki dan 40 per 1000 balita untuk perempuan. Sebagai
perbandingan, pada tahun yang sama, Umur Harapan Hidup Waktu Lahir di Jepang sebesar 81,4 tahun, HALE at Birth sebesar 73,6 tahun, dan Probabilitas Kematian Balita
hanya sebesar 5 per 1000 balita untuk laki-laki dan 4 per 1000 balita untuk perempuan.
Umur Harapan Hidup Waktu Lahir, HALE, Angka Kematian Bayi, dan Probabilitas Kematian Balita negara-negara ASEAN dan Jepang pada tahun 2001 dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL 61 UMUR HARAPAN HIDUP, HALE, ANGKA KEMATIAN BAYI, DAN
PROBABILITAS KEMATIAN BALITA DI NEGARA-NEGARA ASEAN DAN JEPANG TAHUN 2001
Probabilitas Kematian Balita per 1000 balita
No. Negara Umur Harapan
Hidup Waktu Lahir tahun
HALE at Birth
tahun AKB
per 1000 lh Th. 2000
[a]
Laki-laki Perempuan 1. Brunei Darussalam
74,4 62,0
7,4 14
14 2. Kamboja
56,2 46,4
103,0 130
114 3.
INDONESIA 67,8 56,7 42,0 50 40
4. Laos
57,2 44,2 82,2 121 106 5. Malaysia
71,7 60,4
7,9 13
11 6.
Myanmar 64,1 48,9 47,1 72 55
7. Filipina
67,7 55,5 31,5 46 33 8. Singapura
78,8 68,7
2,5 11
8 9. Thailand
68,9 58,6
6,2 38
31 10.
Vietnam 69,3 58,6 30,0 44 35
11. Jepang 81,4
73,6
[b]
3,2 5 4 Sumber: WHO, The World Health Report, 2002
[a]
Statistics Division, United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific ESCAP
[b]
SEAMICIMFJ, SEAMIC Health Statistics, 2001
104
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Beberapa indikator tentang pembiayaan kesehatan untuk negara-negara ASEAN pada tahun 2000 adalah: persentase biaya kesehatan terhadap produk domestik bruto
PDB, persentase anggaran pemerintah untuk kesehatan terhadap total anggaran pemerintah, persentase biaya kesehatan oleh masyarakat terhadap total biaya kesehatan,
besarnya biaya kesehatan per kapita, serta besarnya anggaran pemerintah untuk kesehatan per kapita.
Pada tahun 2000, negara ASEAN dengan persentase biaya kesehatan terhadap PDB tertinggi adalah Kamboja sebesar 8,1, menyusul kemudian Vietnam 5,2,
Thailand 3,7, dan Singapura 3,5. Sedangkan yang terendah adalah Myanmar 2,2, Malaysia 2,5, dan Indonesia 2,7.
Di antara negara-negara ASEAN, persentase anggaran pemerintah untuk kesehatan terhadap total anggaran kesehatan yang tertinggi pada tahun 2000 adalah
Kamboja sebesar 20,5, menyusul kemudian Thailand 11,4, dan Singapura serta Filipina keduanya 6,7. Sedangkan persentase terendah adalah Indonesia 3,1, Laos
5,0, dan Brunei Darussalam 5,4.
Untuk persentase biaya kesehatan yang dikeluarkan masyarakat terhadap total biaya kesehatan yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN pada tahun 2000 adalah
Myanmar 82,9, menyusul kemudian Indonesia 76,3, dan Kamboja 75,7. Sedangkan yang terendah adalah Brunei Darussalam 20, Malaysia 41,2, dan
Thailand 42,6. Ini berarti bahwa besarnya anggaran kesehatan yang disediakan pemerintah Brunei Darussalam terhadap total biaya kesehatan sebesar 80, selanjutnya
di Malaysia mencapai 58,8 dari total biaya kesehatan, dan di Thailand mencapai 57,4 dari total biaya kesehatan. Sedangkan di Indonesia hanya 23,7 dari total biaya
kesehatan, di Kamboja hanya 24,3 dari total biaya kesehatan, dan di Myanmar bahkan hanya 17,1.
Pada tahun yang sama, besarnya ketiga indikator tersebut untuk Jepang adalah persentase total biaya kesehatan terhadap PDB sebesar 7,8, persentase anggaran
pemerintah untuk kesehatan terhadap total anggaran sebesar 15,4, dan persentase pengeluaran masyarakat untuk kesehatan terhadap total biaya kesehatan sebesar 23,3.
Rincian indikator-indikator tersebut di negara-negara ASEAN dan Jepang pada tahun 2000 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
105
TABEL 62 PERSENTASE ANGGARAN KESEHATAN TERHADAP PDB, PERSENTASE ANGGARAN PEMERINTAH
UNTUK KESEHATAN TERHADAP TOTAL ANGGARAN, DAN PERSENTASE PENGELUARAN MASYARAKAT UNTUK KESEHATAN TERHADAP TOTAL BIAYA KESEHATAN
DI NEGARA-NEGARA ASEAN DAN JEPANG TAHUN 2001
No. Negara Total Biaya
Kesehatan terhadap PDB
Anggaran Pemerintah untuk Kesehatan
terhadap Total Anggaran
Pengeluaran Masyarakat untuk Kesehatan terhadap
Total Biaya Kesehatan 1. Brunei Darussalam
3.1 5.4
20,0 2. Kamboja
8.1 20.5
75.5 3. INDONESIA
2.7 3.1
76.3 4. Laos
3.4 5,0
62,0 5. Malaysia
2.5 5.8
41.2 6. Myanmar
2.2 6.5
82.9 7. Filipina
3.4 6.7
54.3 8. Singapura
3.5 6.7
64.3 9. Thailand
3.7 11.4
42.6 10. Vietnam
5.2 6.5
74.2 11. Jepang
7,8 15,4
23,3 Sumber: WHO, The World Health Report, 2002
Besarnya biaya kesehatan per kapita di negara-negara ASEAN pada tahun 2000 menunjukkan bahwa Singapura merupakan negara dengan biaya kesehatan terbesar US
814, US 290 atau 35,6 di antaranya merupakan anggaran yang dikeluarkan pemerintah. Negara ASEAN dengan biaya kesehatan per kapita terbesar kedua adalah
Brunei Darussalam, yaitu sebesar US 490, US 392 80 di antaranya bersumber dari anggaran pemerintah. Sedangkan negara dengan biaya kesehatan per kapita yang
terendah ialah Laos, yaitu sebesar US 11 US 4 atau 36,4 di antaranya adalah anggaran pemerintah, menyusul kemudian Kamboja bersama-sama Indonesia dengan
US 19 US 5 atau 26,4 merupakan anggaran pemerintah. Pada tahun yang sama biaya kesehatan per kapita di Jepang sebesar US 2.908 US 2.230 atau 76,7 di
antaranya bersumber dari anggaran pemerintah. Rincian besarnya biaya kesehatan per kapita dan anggaran kesehatan yang bersumber pemerintah di negara-negara ASEAN dan
Jepang dapat dilihat pada tabel berikut ini.