Prevalensi Anemia Gizi Status Gizi

55

B. KEADAAN LINGKUNGAN

Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator yang merupakan hasil dari upaya sektor kesehatan dan hasil dari upaya sektor-sektor lain yang sangat terkait. Indikator-indikator tersebut adalah: Persentase Keluarga Yang Memiliki Persediaan Air Minum Sehat, Persentase Keluarga Yang Memiliki Akses Terhadap Jamban Sehat, Persentase Keluarga Yang Mengelola Sampahnya Dengan Aman, Persentase Keluarga Yang Mengelola Air Limbahnya Dengan Aman, Laju Pertumbuhan Penduduk, Prevalensi Akseptor KB, Persentase Penduduk Yang Tinggal Di Perkotaan, Persentase Penduduk Miskin, Persentase Angkatan Kerja Yang Menganggur, Persentase Penduduk Yang Melek Huruf, dan Pendapatan Penduduk Per-Kapita.

1. Persediaan Air Minum Sehat

Sumber air minum dibedakan menjadi dua jenis sumber yakni sumber air minum terlindung dan tidak terlindung. Sumber air minum terlindung jenis sarana yang dianggap memenuhi persyaratan kesehatan adalah air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung dan mata air terlindung. Susenas 2001 memberi gambaran bahwa 75 rumah tangga telah menggunakan sumber air terlindung, 83 ditemukan di Jawa-Bali diikuti Kawasan Timur Indonesia KTI 60, dan Sumatera 59. Di antara wilayah KTI, persentase penduduk yang menggunakan sumber air terlindung yang terendah adalah di Kalimantan 41,2. Jenis sumber air terbanyak didominasi oleh sumur terlindung dan ditemukan paling banyak digunakan penduduk di Jawa-Bali. Penggunaan ledeng sebagai sumber air baru 19,5 dan paling tinggi persentasenya ditemukan di Kawasan Timur Indonesia yaitu Sulawesi dan Kalimantan. Pemakaian ledeng paling banyak digunakan oleh keluarga di daerah perkotaan 35,9, di perdesaan hanya 6,8. Sedangkan pemakaian sumur terlindung ditemukan paling banyak pada keluarga di daerah perdesaan 36,3, di perkotaan sebesar 28,0. Sumber air minum yang tidak terlindung adalah jenis sarana yang dianggap tidak memenuhi persyaratan kesehatan seperti sumur yang tidak terlindung, air sungai, penampungan air hujan, dan mata air tidak terlindung. Rincian persentase keluarga menurut sumber air minum berdasar kawasan pada tahun 2001 dapat dilihat pada tabel berikut. Apabila persediaan air minum sehat adalah air kemasan, ledeng, pompa, sumur terlindung, dan mata air terlindung, maka dapat dikatakan bahwa keluarga di Indonesia yang memiliki persediaan air minum sehat baru 75. 56 TABEL 26 PERSENTASE KELUARGA MENURUT SUMBER AIR MINUM DI INDONESIA TAHUN 2001 JENIS SUMBER AIR MINUM VARIABEL Air Kemasan Ledeng Po m p a Su m u r Terl indun g Su m u r tid ak Terl indun g Mata air te rl indung Mata air tid ak te rl indung A ir huj an A ir s ungai Lai nnya RT a k se s k e a ir bers ih Kawasan Sumatera Jawa Bali KTI Kalimantan Sulawesi NTBNTTPapua 0,6 2,0 0,6 0,4 0,7 0,2 17,0 19,1 23,7 24,4 25,3 20,2 4,5 18,2 6,9 7,8 8,1 3,9 33,1 35,1 22,5 7,4 29,3 30,7 23,5 10,4 14,1 14,1 15,7 11,9 3,9 8,6 6,3 1,2 8,9 8,8 3,8 4,7 7,1 2,1 7,9 12,0 5,8 0,9 8,0 17,8 1,5 6,1 6,9 0,6 10,5 24,4 2,5 5,5 0,8 0,4 0,3 0,4 0,2 0,2 59,1 83,0 60,0 41,2 72,3 63,8 Daerah Perkotaan Perdesaan 3,1 0,5 35,9 6,8 20,2 9,0 28,0 36,3 7,3 17,1 2,2 11,4 0,6 8,2 1,5 4,1 0,7 5,4 0,6 0,3 89,4 64,0 INDONESIA 1,5 19,5 13,9 32,7 13,4 7,4 4,9 2,9 3,4 0,4 75,0 Sumber: Badan Litbangkes, Surkesnas 2001

2. Jamban Sehat

Hampir dua pertiga penduduk Indonesia pada tahun 2001 telah menggunakan jamban leher angsa sebagai sarana pembuangan kotoran. Dibandingkan Susenas 1998 persentase ini jauh lebih tinggi. Jamban dengan jenis ini paling banyak digunakan penduduk di Jawa-Bali dan Kawasan Timur Indonesia. Di antara tiga pulau di Kawasan Timur Indonesia, jenis leher angsa paling banyak digunakan oleh penduduk di Sulawesi 66,9, menyamai penggunaan di Jawa-Bali 66. Sepertiga dari penduduk di pulau Sumatera masih menggunakan kakus cemplung sebagai sarana pembuangan kotoran, 10 lebih tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional. Persentase keluarga yang menggunakan kakus leher angsa hampir dua kali lebih besar di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah perdesaan. Persentase keluarga yang tidak memakai kakus sebagai tempat buang air besar lima kali lebih besar digunakan keluarga di daerah perdesaan dibandingkan dengan keluarga di daerah perkotaan lihat tabel berikut. Apabila akses terhadap jamban sehat ditinjau dari jenis jamban yang dimiliki, maka dapat dikatakan 61,8 keluarga di Indonesia sudah memiliki akses terhadap jamban sehat.