71
Kepesertaan Jaminan Pembiayaan Kesehatan menurut daerah menunjukkan persentase terbesar di perkotaan adalah Askes 12,4, menyusul AstekJamsostek
5,1. Sedangkan kepesertaan Kartu Sehat dan JPKM lebih banyak di daerah perdesaan masing-masing 8,3 dan 1,6.
Penduduk dengan jaminan pembiayaan kesehatan dari Askes yang melebihi 10 dilaporkan di 5 provinsi yaitu di DI Yogyakarta 15,4, Sumatera Barat 10,6, Papua
10,5, Sulawesi Tenggara 10,3, dan Sulawesi Utara 10,2. Sementara untuk Kartu Sehat yang tertinggi di NTT 22,3, diikuti NTB 16,5, Jawa Tengah 13,8,
Gorontalo 13,4, Papua 12,9, dan Lampung 10,3.
Keragaman ketersediaan jaminan pembiayaan kesehatan terlihat pula menurut strata ekonomi masyarakat. Untuk kelompok dengan strata ekonomi tinggi tersedia
jaminan pembiayaan kesehatan dari Askes, AstekJamsostek atau dari Perusahaankantor. Sebaliknya untuk kelompok dengan strata ekonomi yang rendah tersedia jaminan
pembiayaan kesehatan dari Kartu Sehat dan JPKM. Namun demikian ternyata tidak demikian yang terjadi, khususnya untuk Kartu Sehat. Tabel berikut menunjukkan
persebaran kepesertaan berbagai jenis jaminan pembiayaan kesehatan menurut strata ekonomi masyarakat berdasar quintile pengeluaran rumah tangga dengan rentang 1
sampai dengan 5 atau dari yang termiskin sampai terkaya. Dari tabel tersebut terlihat bahwa Kartu Sehat banyak dimiliki juga oleh mereka yang tergolong kaya.
TABEL 38 PERSENTASE PENDUDUK YANG TERCAKUP JAMINAN PEMBIAYAAN KESEHATAN
MENURUT STRATA EKONOMI, TAHUN 2001
Strata quintile Jenis Jaminan
1 2 3 4 5 Askes
AstekJamsostek Perusahaankantor
Asuransi lain Dana sehat
Kartu sehat JPKM
1,8 0,9
0,9 0,1
0,6
11,2 2,5
3,3 2,5
1,7 0,2
0,5 8,4
1,5 6,1
4,7 3,0
0,4 0,6
6,1 1,2
12,3 5,6
4,7 0,6
0,4 4,5
0,9 24,0
8,1 8,0
2,0 0,5
2,0 0,4
Sumber: Publikasi Surkesnas 2001, Badan Litbangkes Depkes RI Keterangan: 1 = termiskin; 2 = miskin; 3 = hampir miskin; 4 = kaya; 5 = terkaya
E. PEMBANGUNAN KESEHATAN
Untuk menggambarkan kegiatan Pembangunan Kesehatan dalam tahun 2001, disajikan uraian tentang indikator-indikator pelayanan kesehatan dan indikator-indikator
manajemen kesehatan. Indikator-indikator pelayanan kesehatan terdiri atas: Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Pelayanan K4, Persentase Pertolongan Persalinan Oleh
Tenaga Kesehatan, Persentase Bayi Baru Lahir Yang Mendapat Kunjungan Tenaga Kesehatan, Persentase Peserta KB Aktif, Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet
Fe3, Persentase Ibu Hamil Yang Mendapat Kapsul Yodium, Persentase Wanita Usia Subur Yang Mendapat Kapsul Yodium, Persentase Balita Yang Mendapat Kapsul
Vitamin A, Persentase Bayi Yang Mendapat Imunisasi Campak, Cakupan Pengobatan TB Paru, Persentase RumahBangunan Yang Bebas Jentik Nyamuk, dan Persentase Murid
72
SDMI Yang Tercakup Perawatan Kesehatan Gigi. Sedangkan indikator-indikator manajemen kesehatan terdiri atas: Rasio Dokter Terhadap Penduduk, Rasio Dokter Gigi
Terhadap Penduduk, Rasio Perawat Terhadap Penduduk, Rasio Bidan Terhadap Penduduk, Persentase Persediaan Obat Puskesmas Terhadap Kebutuhan, dan Persentase
Anggaran Kesehatan Daerah Terhadap APBD. 1. Pelayanan Kesehatan
a. Pelayanan Antenatal
Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru ibu hamil K1 untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar
paling sedikit empat kali K4 dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua, dan dua kali pada triwulan ketiga untuk melihat kualitas.
Cakupan K1 pada tahun 2001 secara nasional adalah 90,5, dengan kisaran antara 57,9 di Provinsi Maluku dan 99,83 di Provinsi Gorontalo. Bila dibanding-
kan dengan tahun 2000 88,3 terjadi peningkatan. Gambar di bawah ini menunjukkan cakupan K4 menurut provinsi pada tahun
2001. Secara nasional cakupan K4 sebesar 74,25 dengan kisaran 44,57 Provinsi Maluku dan 92,03 Provinsi Gorontalo. Bila dibandingkan tahun 2000 yang sebesar
74,98 maka ada sedikit penurunan. Cakupan K1 dan K4 menurut provinsi pada tahun 1997 - 2001 disajikan pada Lampiran 69.
GAMBAR 26 CAKUPAN PELAYANAN ANTENATAL K4
DI INDONESIA TAHUN 2001
92.03 91.54
84.61 83.34
81.7 80.3
80.04 79.29
78.63 78.5
77.04 76.69
75.07 74.39
74.97 72.63
70.54 70.09
68.6 64.69
63.66 57.28
53.3 44.57
Gorontalo Bali
Sumatera Selatan Nusa Tenggara Barat
Bengkulu Sulawesi Tengah
Lampung Kalimantan Barat
Jawa Tengah Riau
Jawa Timur Jambi
Nangroe Aceh Darussalam Sumatera Barat
Banten Kalimantan Tengah
Jawa Barat Kalimantan Timur
DI Yogyakarta Sumatera Utara
Sulawesi Selatan Nusa Tenggara Timur
Sulawesi Tenggara Maluku
20 40
60 80
100 120