Program Pokok Perbaikan Gizi Masyarakat

19 e. Tercapainya konsumsi gizi seimbang dengan rata-rata konsumsi energi sebesar 2.200 kkal per kapita per hari dan protein 50 gram per kapita per hari, serta meningkatnya persentase keluarga yang sadar gizi.

4. Program Pokok Sumberdaya Kesehatan

Tujuan dari program pokok ini adalah meningkatnya jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan; meningkatnya jumlah, efektivitas dan efisiensi penggunaan biaya kesehatan; meningkatnya ketersediaan sarana, prasarana, dan dukungan logistik yang semakin merata, terjangkau dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sasaran Program Pokok Sumberdaya Kesehatan adalah: a. Terdapatnya kebijakan dan rencana pengembangan tenaga kesehatan dari masyarakat dan pemerintah di semua tingkat. b. Meningkatnya pendayagunaan tenaga kesehatan yang ada dan pengembangan pembinaan karier seluruh tenaga kesehatan. c. Meningkatnya fungsi lembaga pendidikan dan pelatihan kesehatan yang mengutamakan pengembangan peserta didik dalam rangka meningkatkan profesionalisme. d. Meningkatnya persentase penduduk yang menjadi peserta sistem pemeliharaan kesehatan dengan pembiayaan pra-upaya. e. Meningkatnya jumlah badan usaha yang menyelenggarakan upaya sistem pembiayaan pra-upaya. f. Tersedianya jaringan pemberi pelayanan kesehatan paripurna yang bermutu, baik pemerintah maupun swasta, sesuai dengan kebutuhan sistem pembiayaan pra-upaya. g. Meningkatnya jaringan pelayanan dokter keluarga sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan paripurna dan bermutu, dengan sistem pembiayaan pra-upaya. h. Tersedianya peralatan kesehatan baik medis maupun non-medis yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. i. Tersedianya perbekalan kesehatan yang memadai baik jenis maupun jumlahnya, sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan masyarakat setempat.

5. Program Pokok Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya

Program pokok ini bertujuan terbinanya pelayanan farmasi komunitas dan klinik; terbinanya penggunaan obat yang rasional; tersedianya obat publik dan perbekalan kesehatan dalam jenis yang lengkap, jumlah yang cukup, harga yang terjangkau, kualitas yang baik, digunakan secara rasional, serta dapat diperoleh setiap saat diperlukan melalui 20 penerapan good distribution; terbinanya usaha industri farmasi dan obat asli Indonesia melalui penerapan prinsip-prinsip good manufacturing; tersusunnya rumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang farmasi komunitas dan klinik, penggunaan obat rasional, obat publik dan perbekalan kesehatan, usaha industri farmasi, serta usaha obat asli; terlindunginya masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif serta bahan berbahaya lainnya; terlindunginya masyarakat dari penggunaan sediaan farmasi, makanan dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan; terjaminnya ketersediaan, keterjangkauan, dan pemerataan obat yang bermutu yang dibutuhkan masyarakat; serta meningkatnya potensi daya saing industri farmasi, terutama yang berbasis sumber daya alam dalam negeri. Sasaran Program Pokok Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya adalah: a. Semakin terbinanya farmasi komunitas dan farmasi rumah sakit, penggunaan obat secara rasional, industri farmasi dan obat asli Indonesia, serta tersedianya obat publik dan perbekalan kesehatan publik. b. Terkendalinya penyaluran obat dan napza, serta terhindarnya masyarakat dari penyalahgunaan dan kesalahgunaan obat dan napza. c. Tercegahnya risiko atau akibat samping penggunaan bahan kimia berbahaya sebagai akibat pengelolaan yang tidak memenuhi standar. d. Terjaminnya mutu produk farmasi dan alat kesehatan yang beredar serta terhindarnya masyarakat dari informasi penggunaan produk farmasi dan alat kesehatan yang tidak obyektif dan menyesatkan. e. Tercapainya tujuan medis penggunaan obat secara efektif dan aman serta efisiensi pembiayaan obat. f. Tercapainya penerapan petunjuk pengaturan produk farmasi dan alat kesehatan melalui peningkatan pelayanan perizinanregistrasi yang profesional dan tepat waktu. g. Tercapainya pengakuan kemampuan pengujian Pusat Pemeriksaan Obat dan Makanan serta Balai Pemeriksaan Obat dan Makanan dalam sistem akreditasi internasional. h. Meningkatnya potensi daya saing industri farmasi nasional menghadapi globalisasi, serta terjaminnya sarana cara produksi obat yang baik. i. Terjaminnya kecukupan obat esensial generik di sektor publik bagi pelayanan kesehatan dasar. j. Terjaminnya mutu pengelolaan obat di KabupatenKota dalam rangka desentralisasi.