Program Pokok Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat

16 Pemberdayaan Masyarakat adalah terbentuknya perilaku masyarakat yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah terjadinya risiko penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta mendorong partisipasi aktif seluruh anggota masyarakat dalam gerakan peningkatan kesehatan masyarakat. Sasaran dari program Lingkungan Sehat adalah: a. Tersusunnya kebijakan dan konsep peningkatan kualitas lingkungan di tingkat lokal, regional, dan nasional dengan kesepakatan lintas sektoral tentang tanggung jawab perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. b. Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial, dan budaya masyarakat dengan memaksimalkan potensi sumberdaya secara mandiri. c. Meningkatnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk memelihara lingkungan sehat. d. Meningkatnya cakupan keluarga yang mempunyai akses terhadap air bersih yang memenuhi kualitas secara bakteriologis dan sanitasi lingkungan di perkotaan dan perdesaan. e. Tercapainya permukiman dan lingkungan perumahan yang memenuhi syarat kesehatan di perdesaan dan perkotaan, termasuk penanganan daerah kumuh. f. Terpenuhinya persyaratan kesehatan di tempat-tempat umum, termasuk sarana dan cara pengelolaannya. g. Terpenuhinya lingkungan sekolah dengan ruang yang memadai dan kondusif untuk menciptakan interaksi sosial dan mendukung perilaku hidup sehat. h. Terpenuhinya persyaratan kesehatan di seluruh Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain termasuk pengolahan limbahnya. i. Terlaksananya pengolahan limbah industri dan polusi udara oleh industri maupun sarana transportasi. j. Menurunnya tingkat paparan pestisida dan insektisida di lingkungan kerja pertanian dan industri serta pengawasan terhadap produk-produknya untuk keamanan konsumen. Sasaran dari program Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat adalah: a. Meningkatnya perwujudan kepedulian perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan masyarakat. b. Menurunnya prevalensi perokok, penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif napza, serta meningkatnya lingkungan sehat bebas napza. 17 c. Menurunnya angka kematian dan kecacatan akibat kelahiranpersalinan, kecelakaan, dan rudapaksa. d. Menurunnya prevalensi dan dampak gangguan jiwa masyarakat. e. Meningkatnya keterlibatan dan tanggung jawab laki-laki dalam kesehatan keluarga. f. Berkembangnya sistem jaringan dukungan masyarakat, sehingga pada akhirnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dapat meningkat. g. Meningkatnya kebugaran fisik masyarakat dalam kelompok-kelompok tertentu. h. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan melalui pengem- bangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat UKBM.

2. Program Pokok Upaya Kesehatan

Tujuan dari program pokok ini adalah dicegahnya kejadian dan penyebaran penyakit menular sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat; menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan dari penyakit menular dan penyakit tidak menular termasuk penyakit gigi; meningkat dan meluasnya jangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan dasar; meningkat dan mantapnya mutu pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjangnya; meningkatnya penggunaan obat rasional dan cara pengobatan tradisional yang aman dan bermanfaat baik secara tersendiri maupun terpadu dalam jaringan pelayanan kesehatan paripurna; meningkatnya status kesehatan reproduksi bagi wanita usia subur termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui; meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan manusia dalam menghadapi kondisi matra yang berubah secara bermakna; terhindarnya manusia dan lingkungannya dari dampak bencana yang terjadi baik akibat ulah manusia maupun alam, melalui upaya-upaya surveilans epidemiologi, pencegahan dan penanggulangan bencana secara terpadu dan dengan peran aktif masyarakat; dikembangkannya pelayanan rehabilitasi bagi kelompok yang memerlukan pelayanan khusus; dan meningkatnya pelayanan kesehatan bagi kelompok lanjut usia. Sasaran dari Program Pokok Upaya Kesehatan adalah: a. Menurunnya angka kesakitan demam berdarah dengue dan malaria, prevalensi HIV, angka kematian pneumonia balita, angka kematian diare balita, meningkatnya angka kesembuhan tuberculosis, tereliminasinya kusta, dicapainya universal child immunization, tercapainya eradikasi polio, serta tercegah masuknya penyakit- penyakit baru seperti ebola dan radang otak. b. Menurunnya kejadian penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, gangguan mental, dan kematian akibat kecelakaan. 18 c. Meningkatnya rasio tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan terhadap jumlah penduduk, serta terjangkaunya masyarakat di daerah rawan kesehatan oleh pelayanan kesehatan. d. Meningkatnya persentase fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang memenuhi standar baku mutu dan meningkatnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. e. Meningkatnya penggunaan obat secara rasional. f. Meningkatnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, cakupan penanganan komplikasi kasus obstetric, cakupan pembinaan kesehatan anak balita dan anak usia pra-sekolah, cakupan pelayanan antenatal, postnatal dan neonatal. g. Menurunnya angka kematian akibat perubahan kondisi matra seperti angka kematian jemaah haji dan pengungsi. h. Berkembangnya pelaksanaan sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa, pence- gahan dan penanggulangan bencana secara terpadu dan melibatkan peran aktif masyarakat. i. Berkembangnya pelayanan kesehatan rehabilitasi medik bagi kelompok penderita kecacatan dan pelayanan kesehatan bagi kelompok lanjut usia.

3. Program Pokok Perbaikan Gizi Masyarakat

Program pokok ini bertujuan meningkatnya kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi, meningkatnya pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yang baik dengan menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih, serta meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan bermutu untuk memantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga. Sasaran Program Pokok Perbaikan Gizi adalah: a. Menurunnya prevalensi bayi dengan berat lahir rendah BBLR, gizi kurang di kalangan balita, prevalensi gangguan akibat kurang yodium GAKY pada anak, anemia gizi besi di kalangan ibu hamil, dan kurang energi kronis KEK di kalangan ibu hamil. b. Tidak ditemukannya kekurangan vitamin A klinis di kalangan balita dan ibu hamil. c. Dapat dicegahnya peningkatan prevalensi gizi lebih. d. Meningkatnya persentase rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium, pemberian air susu ibu ASI eksklusif, dan pemberian makanan pendamping ASI MP-ASI.