commit to user
29
sekali. ‖
5. Declarations
deklarasi. Tindak tutur yang menuntut
adanya kesesuaian antara isi ujaran dan realitas yang
terjadi. Contohnya, memberikan hukuman,
memberi nama, membaptis.
Contoh: BSu:
“We find the defendant guilty”
BSa: ―Terdakwa kami nyatakan bersalah‖
Deklarasi Tindak tutur yang apabila diujarkan memiliki
pengaruh yang besar. Siapa pemuturnya menjadi penentu keefektifan suatu deklarasi.
Contoh, tuturan wali hakim ketika menikahkan pasangan suami istri. Pengaruh
dari tuturan tersebut adalah bagaimana selanjutnya sang suami bertanggung jawab
terhadap istrinya. Bahkan, hubungan suami istri yang sebelumnya dilarang menjadi boleh
setelah tuturan dari wali hakim tersebut. Contoh lain, wasit yang menghukum seorang
pemain sepakbola, tuturan hakim ketika memutuskan suatu perkara.
Contoh: BSu:
“I now pronounce you husband and wife”
BSa: ―Sekarang saya nyatakan kalian suami- istri‖
3. Pragmatik dan penerjemahan
Penerjemahan tidak hanya mengalihkan bentuk-bentuk bahasanya saja, tetapi juga makna, pesan dan amanat yang ada dalam BSu ke dalam BSa.
Pragmatik mengkaji makna, yaitu makna dalam penggunaan bahasa berdasarkan konteks yang melingkupinya. Kajian makna kontekstual pada suatu ujaran
dilakukan dengan mendalami penggunaan bahasa lebih pada fungsinya sebagai alat komunikasi. Keduanya berada pada ranah makna atau pesan. Hal tersebut
yang menghubungkan penerjemahan dan pragmatik.
commit to user
30
Ujaran atau tuturan berkaitan dengan penggunaan bahasa oleh seorang penutur terhadap mitra tutur. Suatu ujaran terkadang memiliki makna lain, tidak
hanya sekedar makna harfiah yang dituturkan. Pemahaman pragmatik mampu menggali lebih dalam makna dari suatu ujaran tertentu. Dalam penerjemahan
suatu ujaran, penerjemah dituntut untuk memiliki kompetensi pragmatik. Sesuai kesepakatan penerjemahan, bahwa yang dialihkan adalah pesan atau maknanya,
tidak sekedar bentuk bahasanya, sehingga suatu ujaran yang memiliki makna implisit dapat dialihkan dengan baik, yaitu dengan menggali dimensi non literal
dari sebuah komunikasi verbal. Lebih lanjut, telah dijelaskan sebelumnya dalam setiap ujaran terkait tiga
aspek, yaitu lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Lokusi adalah makna yang disampaikan secara literal dari sebuah ujaran. Dalam setiap lokusi ada suatu
fungsi komunikasi yang diinginkan oleh penutur, yaitu ilokusi. Ilokusi berisi maksud dari penutur
speaker intention
. Kombinasi dari lokusi dan ilokusi akan menghasilkan perlokusi yaitu tindakan yang diakibatkan dari ujaran tersebut.
Setiap penerjemahan tindak tutur perlu mendalami 2 fase yaitu perlokusi dan ilokusi.
Pertama penerjemah harus mencermati lokusi terlebih dahulu, kemudian mengenali ilokusinya. Dalam penerjemahan, ilokusi pada BSu harus sama dengan
hasil terjemahan BSa. Pengalihan pesan sampai pada maksud di balik ujaran tersebut. ―
Meaning means intentions
‖ Newmark 1981:7, pemahaman pragmatik
commit to user
31
dapat membantu penerjemah untuk melihat maksud dari sebuah teks berdasarkan konteks situasinya.
Tuturan ilokusi adalah bagian dari teks yang berupa kalimat yang menempati posisi kutipan
quotation
. Ditandai dengan penanda tanda petik ―. Tuturan ini diucapkan untuk menjalin hubungan dengan mitra tutur. Biasanya
berupa kalimat ujaran yang proposisi, yaitu adanya pemahaman bahasa yang sama antara penutur dan mitra tutur disertai kesepakatan-kesepakatan tertentu. Maksud
dari seorang penutur memegang peranan penting pada tuturan ilokusi. Ujaran yang sama bisa memiliki makna yang berbeda sesuai dengan maksud si penutur.
Contoh uja ran ―
I am tired
‖, berdasarkan maksud penutur, tuturan tersebut mungkin mengandung maksud sebagai berikut,
1 Penutur merasa lelah, misalnya selesai berolah raga kemudian bertemu
teman yang menanyakan keadaan. Dalam konteks ini, tuturan tersebut bermakna ―I‟m
fatigued.
‖ 2
Menolak suatu ajakan dengan maksud lebih sopan. Dalam situasi tersebut, tuturan tersebut bisa menjadi bermakna ―I‟d rather not.‖
3 Dalam konteks sedang menyaksikan TV, ujaran tercebut bermaksud
menyatakan kebosanan akan TV dan hendak mencari suatu kegiatan yang lain. Dalam hal ini, uturan tersebut bisa menjadi bermakna ―
Could we turn this TV off
?‖
Jadi, tuturan ilokusi sangat bergantung pada konteks situasi yang melingkupi dan maksud dari penutur
speaker‟s intention. Penerjemahan tuturan
commit to user
32
ilokusi harus mendahulukan makna yang terbentuk dari suatu konteks situasi daripada aspek bahasa dan estetika pada BSu. Seperti pada contoh di atas, kalimat
I‟m tired tidak serta-merta diterjemahkan menjadi ‗Saya lelah‘, tetapi perlu dikaji lebih dalam dalam lagi bagaimana makna kontekstual yang melatari suatu ujaran
I‟m tired tersebut.
4. Sekilas novel