Jenis-Jenis Terapi Kelompok Terapi Kelompok

Bagi klien, tujuan bergabungnya dengan kelompok ini ialah untuk menemukan pendekatan yang dapat digunakan sebagai sumber- sumber baru dalam memenuhi kebutuhan baru, sedangkan bagi para pemberi pelayanan, kelompok ini dijadikan sarana untuk mengembangkan rencana penyembuhan bagi klien atau sekelompok klien merumuskan keputusan. f. Kelompok Mandiri Kelompok mandiri menekankan kepada para anggotannya terhadap kelompok bahwa mereka memiliki masalah, pernyataan para anggotanya kepada kelompok mengenai pengalamannya di masa lalu, dan rencana pemecahan masalah di masa depan, serta apabila salah seorang anggota kelompok berada pada krisis, anggota kelompok tersebut disarankan untuk menghubungi anggota lain yang kemudian mendapinginya sampai krisis tersebut berkurang. Kelompok mandiri banyak mengalami keberhasilan dalam memecahkan masalah anggotanya, adalah karena para anggotanya memiliki pemahaman diri mengenai masalahnya yang membantu dia dalam membantu orang lain. Pengalaman mereka merasakan penderitaan dan akibat-akibat dari permasalahannya, membuat para anggota termotivasi untuk mencarikan jalan baik bagi dirinya maupun bagi anggota lain yang sependeritaan. Para anggota juga mendapat manfaat berdasarkan prinsip terapi tolong menolong, para penolong mendapat kepuasan psikologis dengan menolong orang lain. g. Kelompok Sosialisasi Tujuan dibentuknya kelompok ini adalah untuk mengembangkan atau merubah sikap-sikap dan prilaku para anggota kelompok agar lebih dapat diterima secara sosial. Kelompok sosialisasi biasanya memfokuskan pada pengembangan keterampilan sosial, peningkatan kepercayaan diri, dan perencanaan masa depan. h. Kelompok Penyembuhan Kelompok penyembuhan ini umumnya beranggotakan orang-orang yang mengalami masalah personal dan emosional yang berat atau serius. Tujuan dari kelompok ini ialah mengupayakan agar para anggota kelompok mampu menggali masalahnya secara mendalam dan kemudian mengembangkan satu atau lebih strategi dalam pemecahan masalah. i. Kelompok Sensitivitas Kelompok ini dikenal dengan nama kelompok pertemuan atau kelompok pelatihan. Dalam kelompok ini setiap anggota berinteraksi satu sama lain secara mendalam dan saling mengungkapkan masalahnya sendiri secara terbuka. 56

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Latar Belakang Berdirinya RSKO Jakarta

Rumah Sakit Ketergantungan Obat RSKO Jakarta digagas pada tahun 1971 oleh Bapak Ali Sadikin. Pada waktu itu, Bapak Ali Sadikin menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Beliau menggagas berdirinya RSKO tidak sendirian tetapi bekerjasama dengan dr. Herman Susilo, MPH sebagai kepala dinas kesehatan DKI Jakarta, Prof. Dr. Kusumanto Setyonegoro sebagai kepala DITKESWA DepKes, dan bagian psikiatri FKUI. Masa kepemimpinan RSKO yang pertama dipimpin oleh Direktur Utama Alm dr. Erwin Widjono, SpKJ pada tahun 1972 sampai dengan tahun 1987. Kemudian pada tanggal 06 November 1971 terbentuklah nama Drug Dependence Unit DDU yang terletak di kompleks Rumah Sakit Fatmawati dan diresmikan pada tanggal 12 April 1972 oleh Bapak Ali Sadikin. Pasien pertama yang berobat berjenis kelamin perempuan dengan ketergantungan morphine morphine addict. Pasien tersebut dirawat pada tanggal 03 Juli 1972 dan selanjutnya ditetapkan sebagai tanggal beroperasinya RSKO. Pada tahun 1974, DDU berubah menjadi Lembaga Ketergantungan Obat LKO dengan tujuan utama adalah usaha penanganan NAPZA yang bersifat komperhensif dan jangka panjang, meliputi bidang preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Narkotika menarik dan unik karena selalu berkembang baik dari segi jenisnya, pemulihannya, cara penanggulangannya, dan lain sebagainya. Maka dari itu, RSKO penanganannya bersifat komperhensif yakni penanganan penyalahgunaan NAPZA dengan berbagai macam disiplin keilmuan, antara lain: Dokter, Perawat, Pekerja Sosial, Psikolog atau Psikiater, Ahli fisioterapi, dan lain-lain. 74 Masa kepemimpinan RSKO yang kedua dipimpin oleh dr. Al Bachri Husin, SpKJ pada tahun 1987 sampai dengan tahun 1997. Beliau seorang figur yang luar biasa. Beliau mau turun langsung sewaktu-waktu, artinya beliau bersedia dihubungi kapan saja walaupun jabatan beliau adalah seorang Direktur Utama. Dahulu pada masa kepemimpinan beliau, perawat dan tenaga medis sangat terbatas atau sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut, pihak RSKO melatih tenaga medis bagi para dokter, psikolog, pekerja sosial dan perawat untuk melaksanakan pelatihan dasar NAPZA. Pada tahun 1990, RSKO mendapatkan bantuan dari masyarakat Eropa berupa seperangkat alat laboratorium urinalisis. Alat ini sangat canggih dan hanya satu-satunya yang memiliki alat yaitu RSKO pada tahun 1990. Masa kepemimpinan yang ketiga dipimpin oleh Direktur utama Alm dr. Sudirman, MA, SpKJ pada tahun 1997 sampai dengan tahun 2005. Beliau sangat berjasa dalam menangani pemindahan RSKO Fatmawati ke Cibubur. Beliau sangat lihai dalam menangani pemimdahan dan mengusahakan lahan pinjaman bagi RSKO Cibubur, Jakarta Timur. RSKO dibawah pimpinan Alm dr. Sudriman, MA, SpKJ berhasil memperjuangkan pengakuan akreditasi melalui SK Dirjen YanMedik DepKes RI Nomor YM. 00.03.2.2.1.951 pada tanggal 23 Mei 2000 yang meliputi bidang Administrasi Manajemen, pelayanan Medik, Gawat Darurat, dan Keperawatan. Perubahan kelembagaan dari tipe C menjadi tipe B 74 Buku Kilas Balik 30 Tahun Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta, h.7. Non Pendidikan diperoleh pada tanggal 14 Juni 2002 melalui SK MenKes RI Nomor 732MenKesSKVI2002. Tanah seluas 15.204 m2 diperoleh berdasarkan izin prinsip Gubernur DKI Jakarta No. 37971.771.5 pada tanggal 11 November 1999. Upaya merealisasikan gedung RSKO Cibubur, Jakarta Timur diperoleh dari pembuatan Master Plan berdasarkan surat-surat Ditjen YanMedik No. PR. 02.01.6.1.6620. pada tanggal 15 Oktober 2002 dilakukan saat opening RSKO Cibubur yang menandai dimulainya operasional RSKO Cibubur. Masa kepemimpinan yang keempat dipimpin oleh dr. Ratna Mardianti. S, SpKJ pada tahun 2005 sampai dengan tahun 2008. Sejak masa jabatan beliau berakhir sebagai Direktur, RSKO sempat mengalami kekosongan selama beberapa tahun. Jadi tidak ada Direkturnya semenjak dr. Ratna lengser. RSKO mulai ada Direktur Utama kembali pada tanggal 1 Februari 2007 dan sejak saat itu, RSKO sudah beroperasi secara penuh di Cibubur, yaitu di jalan Lapangan tembak Nomor 75 Cibubur-Jakarta Timur. Telp. 021 87711968-69 Fax. 021 87711970, Website: www.rsko-jakarta.com. Masa kepemimpinan yang kelima dipimpin oleh DR. dr. Fidiansjah, SpKJ pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2010. Beliau mempunyai masa bakti yang lama. Sebelum beliau menjadi seorang Direktur Utama, beliau berprofesi sebagai seorang dokter di RSKO Cibubur. Masa kepemimpinan yang keenam dipimpin oleh Direktur Utama dr. Diah Setia Utami, SpKJ, MARS pada tahun 2010 sampai dengan 2012. Beliau menjabat di RSKO Cibubur, Jakarta Timur selama 2 tahun. Beliau merupakan teman dr.