Faktor Imitasi Faktor Sugesti

bahwa pada mulanya proses identifikasi diawali oleh imitasi dan sugesti. Menurut Polak, identifikasi berjalan lebih jauh dari pada simpati. Dengan demikian dimaksudkan bahwa orang dapat ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Tetapi identifikasi seolah- olah diri kita sendiri yang menjadi dia. Seseorang yang mengidentifikasikan diri dengan orang lain biasanya akan menirunya, merasa simpati dengannya dan terkena sugestinya. Tetapi sebaliknya, imitasi, simpati dan sugesti tidak perlu disertai dengan identifikasi. 41

4. Faktor Simpati

Proses simpati sebenarnya merupakan proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Inilah perbedaan utamanya dengan identifikasi yang didorong oleh keinginan-keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati karena mempunyai kelebihan-kelebihan atau kemampuan- kemampuan tertentu yang patut dijadikan contoh. Proses simpati akan dapat berkembang didalam suatu keadaan dimana faktor saling mengerti dan terjamin. Hal-hal tersebut di atas merupakan faktor-faktor minimal yang menjadi dasar bagi berlangsungnya proses interaksi sosial, walaupun 41 Polak Mayor, Sosiologi Suatu Buku Pengantar Ringkas, Jakarta: PT. Ikhtiar, 1979, h.68. didalam kenyataannya proses tadi memang sangat kompleks, sehingga kadang-kadang sulit mengadakan pembeda tegas antara faktor-faktor tersebut. Akan tetapi dapatlah dikatakan bahwa imitasi dan sugesti terjadi lebih cepat, walau pengaruhnya kurang mendalam bila dibandingkan dengan identifikasi dan simpati yang secara relatif agak lebih lambat proses berlangsungnya. 42

B. Pasien NAPZA

1. NAPZA Narkotika, Psikotropika dan Zat Adikitif Lainnya

a. Pengertian Narkotika

Narkotika berasal dari bahasa inggris “narcitics” yang berarti obat yang menidurkan atau obat bius. 43 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Narkotika adalah obat untuk menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, menimbulkan rasa ngantuk atau rangsangan opium, ganja, dsb. 44 Kemudian Departemen Agama RI, Mengungkapkan bahwa Narkotika adalah bahan atau zat aktif yang bekerja pada sistem syaraf, dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dan rasa sakit, dan dapat pula menyebabkan ketergantungan atau adiksi. Jenis-jenisnya adalah putaw, ganja, kokain, morfin, hasish dan opium. 45 42 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002, h. 64. 43 S. Warjowarsito dan Tito W, Kamus Lengkap Bahasa Inggris-Indonesia, Indonesia- Inggris, Bandung: 1998, h.122. 44 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998, h.609. 45 Departemen Agama RI, Penyalahgunaan Narkoba Oleh Masyarakat Sekolah, Jakarta: 2003, h.4.