c. Pengertian Zat adiktif Lainnya
Hari Sasangka menjelaskan bahwa “zat-zat adiktif lainnya yaitu selain narkotika dan selain psikotropika. Penggunaannya dapat
menimbulkan ketergantungan, contohnya adalah rokok, kelompok alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan
ketagihan, cafein pada kopi dan jamur pada tahi sapi”.
50
2. Penyebab Penyalahgunaan Narkotika
Ketika seseorang memutuskan untuk mengkonsumsi NAPZA terdapat beberapa penyebab yang ditemukan sehingga seseorang sering
mengkonsumsinya. Menurut Dadang Hawari yang terdapat didalam bukunya, terdapat tiga faktor penyebab penyalahgunaan NAPZA ditinjau
dari sudut pandang psikodinamik, yaitu: faktor predisposisi, faktor kontribusi dan faktor pencetus.
a. Faktor predisposisi
Merupakan gangguan kepribadian anti sosial, kecemasan dan depresi. Seseorang dengan gangguan kepribadian tidak mampu
untuk berfungsi secara wajar dan efektif dalam menjalani kehidupan sehari-hari atau bergaul dengan lingkungan sosial.
Untuk mengatasi ketidakmampuan berfungsi secara wajar dan untuk menghilangkan kecemasan dan depresinya itu maka orang
cenderung menyalahgunakan NAPZA. Upaya ini dimaksudkan untuk mencoba mengobati dirinya sendiri atau sebagai bentuk
pelarian.
50
Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, Jakarta: Mandar Maju, 2003, cet. Ke-1, h.43.
b. Faktor kontribusi
Merupakan kondisi keluarga yang terdiri dari tiga komponen, yaitu keutuhan keluarga, kesibukan keluarga dan
hubungan interpersonal antar keluarga. Seseorang yang berada dalam kondisi keluarga yang tidak baik akan merasa tertekan dan
ketertekanan itu dapat menjadi faktor penyerta bagi dirinya sendiri terlibat dalam penyalahgunaan NAPZA.
Kondisi keluarga yang tidak baik atau disfungsi keluarga yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Keluarga tidak utuh.
2. Kesibukan orang tua.
3. Hubungan interpersonal yang tidak baik.
c. Faktor pencetus
Merupakan pengaruh teman kelompok sebaya dan NAPZA itu sendiri. Penelitian yang dilakukan oleh Hawari menyebutkan
bahwa pengaruh kelompok teman sebaya mempunyai andi sebesar 81,3 bagi seseorang yang terlibat penyalahgunaan NAPZA.
Sedangkan tersedianya dan mudahnya NAPZA diperoleh mempunyai
andil 88
bagi seseorang
yang terlibat
penyalahgunaan NAPZA.
51
Ditinjau dari pendekatan kesehatan jiwa, pemakai zat dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu:
51
Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA : Narkotika, Alkohol dan Zat adikitif lain, Jakarta: FKUI, 2006, h. 24-29.
a. Experimental Use, yaitu pemakaian zat yang tujuannya
ingin mencoba, sekedar memenuhi rasa ingin tahu. b.
Sosial Use, disebut juga recreational use yaitu penggunaan zat-zat tertentu pada waktu resepsi minum wishky atau
untuk mengisi waktu senggang merokok atau pada waktu pesta ulang tahun atau waktu berkemah menghisap ganja
bersama teman-teman. c.
Situasional Use, yaitu penggunaan zat pada saat mengalami ketegangan, kekecewaan, kesedihan dan sebaginya dengan
maksud menghilangkan perasaan-perasaan tersebut. d.
Abuse atau penyalahgunaan, yaitu suatu pola penggunaan yang bersifat patologik, paling sedikit satu bulan lamanya
sehingga menimbulkan gangguan fungsi sosial. e.
Dependent Use, yaitu bila sudah dijumpai toleransi dan gejala putus zat bila pemakaian zat dihentikan atau
dikurangi dosisnya.
52
3. Dampak Penggunaan NAPZA
Pemakaian NAPZA dapat mengakibatkan dampak yang negatif terhadap
penggunanya, terutama
bila dilakukan
dengan cara
disalahgunakan. Selain merusak kesehatan dampak lain adalah kecanduan. Kecanduan menyebabkan prilaku obsesif komplusif, artinya pengguna
harus terus menerus menggunakan NAPZA untuk menghindari rasa sakit. Kemudian terhadap ekonomi dampak penggunaan NAPZA semakin besar.
52
Satya Joewana, Gangguan Penggunaan Zat : Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif Lain, Jakarta: PT. Gramedia, 1989, h. 13-14.