75
BAB IV HASIL TEMUAN DAN ANALISIS
Berdasarkan hasil temuan penulis dapat diperoleh suatu informasi mengenai interaksi sosial antar pasien NAPZA pada program therapeutic
community di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta. Pada bab ini, hasil temuan penulis dijelaskan melalui teori interaksi sosial yang
dikemukakan oleh Soerjono Soekanto. Adapun sub bab yang akan dibahas diantaranya ialah mengenai bentuk-bentuk interaksi sosial antar pasien
NAPZA pada program therapeutic community.
A. Hasil Temuan
1. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Antar Paisen NAPZA pada Program TC Tahap Fase Primary
a. Kerja Sama
Kerja sama merupakan salah satu bentuk interaksi sosial yang terjadi antar pasien NAPZA pada program TC. Tahapan primary
merupakan program awal bagi pasien NAPZA dalam mengikuti therapeutic community. Dalam tahapan ini bertujuan untuk mengarahkan
pasien menerima dan menyadari bahwa dirinya adalah seorang pecandu yang membutuhkan pertolongan. Motivasi dari dalam diri, serta menyadari
bahwasannya disamping masalah penyalahgunaan narkoba, ada masalah yang jauh lebih penting yaitu masalah prilaku, dan bagaimana cara
merubahnya. Memperkenalkan program TC serta filosofi dan prinsip yang dipakai dalam masa pemulihan pasien di Halmahera House. Seperti yang
di ungkapkan oleh Broh Okto selaku kepala konselor di unit Rehabilitasi Halmahera House:
“tahapan program primary merupakan tahapan awal dimana pasien akan menyadari bahwa dirinya membutuhkan
pertolongan tidak hanya dalam ketergantungan terhadap narkoba tetapi juga masalah lain yakni masalah prilaku.”
87
Pernyataan tersebut juga didukung oleh pemaparan dari Pekerja Sosial di RSKO, Bapak Agus Darmawan:
“tahapan primary merupakan tahap awal pengenalan program TC serta pengenalan kultur dan peraturan-peraturan
yang ada di Halmahera House.”
88
Dari pemaparan kedua informan diatas dapat terlihat bahwa program primary berfungsi untuk membantu menyadarkan pasien bahwa
dirinya adalah seorang pecandu yang membutuhkan pertolongan baik dalam hal ketergantungan terhadap NAPZA, serta masalah prilaku yang
ada di dalam diri pasien. Pemberitahuan kepada pasien akan masalah yang di deritanya. Dalam tahapan ini interaksi sosial sangat diperlukan karena
pasien akan mendapatkan nasihat, pengarahan serta pembelajaran dari pasien lainnya, hal tersebut dapat dilihat dari kutipan wawancara yang
penulis lakukan dengan Broh Okto, selaku kepala konselor di Halmahera House:
“dalam hal ini interaksi sosial sangat diperlukan antara pasien satu dengan pasien lainnya seperti mendapat nasihat,
pengarahan serta pembelajaran dari pasien lainnya agar proses pemulihan yang dijalankan bisa berjalan dengan baik.”
89
87
Wawancara pribadi dengan Broh Okto selaku Kepala Konselor di Unit Rehabilitasi Halmahera House. Jakarta, 18 Agustus 2014.
88
Wawancara pribadi dengan Bapak Agus Darmawan selaku Pekerja Sosial di RSKO. Jakarta, 17 Juli 2014.
89
Wawancara pribadi dengan Broh Okto selaku Kepala Konselor di Unit Rehabilitasi Halmahera House. Jakarta, 18 Agustus 2014.
peran dari konselor sangat lah penting karena agar dapat memperkenalkan pasien terhadap program serta norma-norma yang
berlaku serta membantu pasien untuk bertanggung jawab dengan bekerja secara team. Tidak hanya peran konselor yang sangat penting tetapi juga
peran ketua kelompok dalam tahapan ini sangat lah penting karena agar pasien baru bisa menyadari bahwa mereka adalah sebuah team yang
tujuannya adalah pemulihan dari ketergantungannya terhadap NAPZA. Di dalam membangun sebuah team harus ada kerja sama satu sama
lain agar tujuan yang ingin dicapai bisa terlaksana dengan baik. Kerja sama yang di bangun pada tahap ini awalnya cukup sulit biasa nya terjadi
di dalam fase induction karena pasien baru yang belum bisa menerima keberadaannya di dalam tempat rehabilitasi. Dibutuhkan peran dari
konselor dan juga ketua kelompok terhadap pasien yang baru demi tujuan pemulihan bersama. Peran konselor dalam hal ini adalah membantu
mereka agar dapat berpikir positif dan juga membantu mereka untuk menyadari bahwa disini adalah keluarga mereka atau sebuah team yang
tujuannya adalah sama-sama ingin sembuh dari ketergantungan dengan begitu mereka bisa dengan baik menjalankan pemulihannya di berbagai
kegiatan yang ada di dalam program TC. Hal tersebut dibenarkan oleh kepala konselor di unit rehabilitasi
Halmahera House dari kutipan berikut, Broh Okto: “pada tahap primary terdapat fase induction yang dalam hal
ini awalnya cukup sulit untuk membangun kerja sama untuk