peneliti membandingkan
hasil wawancara
subyek penelitian dengan hasil temuan pengamatan lapangan. b
membandingkan keadaan dan persepektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain. c
membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Wawancara
tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
21
2. Kriterium Kepastian
Mengutip pendapat Scriven, yang menyatakan bahwa masih ada unsur ‘kualitas’ yang melekat pada konsep objektivitas.
Hal ini dapat digali, dari pengertian bahwa jika sesuatu objektif, berarti dapat dipercaya, faktual dan dapat dipastikan. Dari sini
peneliti dapat membuktikan bahwa data-data yang diperoleh dari hasil rekaman wawancara informan dan observasi terhadap
subyek penelitian. Kepastian dengan teknik pemeriksaan audit, kepastian
auditor dalam hal ini ialah objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan
penemuan seseorang. Dapatlah dikatakan bahwa pengalaman seseorang itu subjektif, sedangkan jika disepakati oleh beberapa
orang barulah dapat dikatakan objektif.
21
Lexy J. Moelong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2006, h.331.
9. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini sebelum peneliti mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi sebuah karya
ilmiah, maka langkah-langkah awal yang peneliti akan lakukan adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu.
Setelah peneliti melakukan suatu kajian kepustakaan, peneliti akhirnya menemukan beberapa hasil penelitian yang membahas tentang narkotika.
Di antaranya adalah hasil penelitian karya Mohammad Khafid Rossid
104052001988 mahasiswa jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
dengan judul “Efektifitas Konseling pada Rehabilitasi NAPZA di Rumah Sakit Khusus Darma Graha BSD”. Dalam karya tersebut
menjelaskan bagaimana efektifitas dari konseling untuk korban NAPZA, namun dalam karya tersebut tidak menjelaskan kegiatan apa saja yang
dilakukan untuk melihat efektifitas atau tidak layanan konseling di Rumah Sakit tersebut. Dan yang menjadi pembeda antara skripsi ini
dengan skripsi peneliti adalah peneliti hanya terfokus kepada interaksi sosial yang dilakukan antar pasien NAPZA pada program therapeutic
community dan bukan berpusat kepada konselingnya atau bukan melihat bagaimana penanganan pengguna NAPZA seperti penelitian-penelitian
sebelumnya. Selanjutnya penulis juga dapat membandingkan pada judul skripsi
“Gambaran Interaksi Sosial Pada Anak dengan Kesulitan Belajar Studi Deskriptif Pada 3 Siswa dengan Kesulitan Belajar di SD
Pantara”. Yang disusun oleh Sabrina Alya Paramitha 0606096534
mahasiswi jurusan Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia. Dalam skripsi tersebut berisi tentang gambaran mengenai interaksi sosial pada
anak dengan kesulitan belajar dan juga berisi tentang hambatan apa saja yang terjadi dalam berkomunikasi pada anak dengan kesulitan belajar.
Sedangkan yang menjadi pembeda antar skripsi tersebut dengan penulis adalah penulis membahas tentang bentuk-bentuk interaksi sosial antar
pasien NAPZA pada program theraputic community tetapi dalam hal ini skripsi tersebut juga dijadikan penulis untuk menjadi referensi pada
pembuatan pedoman wawancara bagi informan. Selanjutnya tinjauan pustaka lain yang peneliti gunakan adalah
skripsi karya Nina Riyanti Januarita 108052000014 Mahasiswa
jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2013 dengan jdul skripsi “Interaksi Sosial Para Pengguna NAPZA Dalam Mengikuti Metode Therapeutic Community Di Panti
Sosial Pamardi Putra PSPP, Galih Pakuan Putat Nutug-Bogor”
dalam karya tersebut menjelsakan bagaimana interaksi sosial para pengguna NAPZA dalam mengikuti metode therapeutic community dan
juga menjelaskan tentang faktor penghambat dan pendukung pada metode tersebut. Dan yang menjadi pembeda dalam karya tersebut
dengan karya penulis adalah dalam skripsi ini penulis menjelaskan bagaimana bentuk-bentuk interaksi sosial antar pasien NAPZA pada
program TC yang di dalamnya mencangkup kerja sama, persaingan, pertentanganpertikaian, dan juga akomodasi.
Dan terakhir adalah hasil penelitian karya Tino Hapsoro Tertanto
dengan judul “Gambaran Status Depresi Pada Pecandu Narkoba Yang Berada Dalam Pusat Rehabilitasi 12 Step dan
Therapeutic Community”. Dalam karya mahasiswa jurusan Psikologi
Universitas Indonesia ini fokus pembahasannya mengenai status depresi pecandu narkoba di pusat rehabilitasi dan yang menjadi pembeda antara
skripsi ini dengan skripsi peneliti adalah peneliti hanya terfokus kepada interaksi sosial yang terjadi antar pasien napza pada program therapeutic
community.
10. Pedoman Penulisan Skripsi
Untuk tujuan mempermudah, tehnik penulisan yang dilakukan dalam skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan kaya ilmiah
Skripsi, Tesis dan Disertasi yang diterbitkan CeQDA Center For Quality Development and Assurance Universitas Islam Negeri UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pedoman penulisan skripsi ini.
E. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahsan dalam skripsi ini penulis menguraikan dalam beberapa BAB, yaitu:
BAB I, Pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan peumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian.
Metode penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II, Menguraikan landasan teori, yang mencangkup pengertian interaksi
sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial, pengertian NAPZA, pasien