Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)

Perkembangan BPRS sebagai lembaga keuangan yang menyediakan jasa keuangan untuk segmentasi masyarakat kecil juga meningkat cukup pesat. Secara kelembagaan, jaringan pelayanan bertambah luas sejalan dengan bertambahnya jumlah BPRS sebanyak 9 BPRS menjadi 114 BPRS. Peningkatan jaringan tersebut meningkatkan volume usaha BPRS sebesar Rp300,9 miliar (33,2%) menjadi Rp1.207,2 miliar sehingga memperbesar pangsa BPRS dalam industri BPR nasional menjadi 4,2%. Penghimpunan dana meningkat menjadi sebesar Rp711,3 miliar, sedangkan ekspansi pembiayaan yang disalurkan (PYD) meningkat menjadi sebesar Rp879,7 miliar (Tabel 9.10). Kondisi tersebut meningkatkan FDR BPRS yang mencapai 123,7%.

Tabel 9.10 Indikator Kinerja BPRS

Indikator Kinerja

2005

2006 2007

∆ 2007 Total Asset (miliar Rp)

605,0

906,3 1,207,2 33,2% DPK (miliar Rp)

353,6

530,2 711,3 34,2% PYD (miliar Rp)

435,9

636,3 879,7 38,3% Indikator Rasio: LDR (%)

123,3

120,0 123,7 3,67 NPF Gross (%)

10,6

8,3 8,0 -0,31 NPF Net (%)

9,5

7,1 6,6 -0,47

Tabel 9.11 Perkembangan Pembiayaan BPRS

Jenis Pembiayaan (miliar Rp)

a. Piutang Murabahah

355,9 524,0 717,30 36,9%

b. Pembiayaan Mudharabah

24,5 26,8 42,17 57,1%

c. Pembiayaan Musyarakah

40,1 65,3 96,48 47,8%

d. Lainnya

15,4 19,6 38,49 96,8%

Golongan Pembiayaan (miliar Rp)

a. Mikro (Rp0-Rp50 juta)

297,6 418,0 583,80 39,7%

b. Kecil (Rp50 juta-Rp500 juta)

121,7 178,8 263,10 47,1%

c. Lainnya

16,4 39,5 47,53 20,4%

Jenis Penggunaan (miliar Rp)

a. Modal Kerja

252,6 378,8 506,49 33,7%

b. Investasi

50,2 78,6 126,80 61,4%

c. Konsumsi

132,9 178,8 261,14 46,1%

Sektor Ekonomi (miliar Rp)

a. Pertanian, Kehutanan, dan Sarana Pertanian

12,1 41,0 26,45 -35,5%

b. Pertambangan

0,1 0,5 1,18 142,7%

c. Industri Pengolahan

9,4 12,5 13,61 9,2%

d. Listrik, Gas dan Air

0,1 0,7 0,56 -25,5%

e. Konstruksi

3,5 6,6 18,59 182,9%

f. Perdagangan, Restoran dan

Hotel

195,8 254,2 322,63 26,9%

g. Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi

3,6 8,7 8,71 0,0%

h. Jasa-jasa Dunia Usaha

49,5 72,2 114,14 58,2%

i. Jasa-jasa sosial/ masyarakat

5,2 5,6 10,81 91,9%

j. Lain-lain

156,2 233,7 377,77 61,6%

perbankan syariah yang sejalan dengan Cetak Biru akademisi, maupun masyarakat umum. Pada tahun Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia (Boks:

2007 telah dimulai sosialisasi industri perbankan Grand Strategy Pengembangan Perbankan Syariah

syariah melalui media-media informasi seperti televisi, sebagai Bagian dari Program Akselerasi Pengembangan

radio, koran, dan media promosi lainnya. Perbankan Syariah). Adapun tujuan peningkatan kapasitas pelayanan tersebut diselaraskan dengan

b. Melakukan linkage program sebagai bagian dari target percepatan pertumbuhan perbankan syariah

pengembangan industri perbankan syariah. Sasaran untuk mencapai pangsa sebesar 5% dari total volume

dari linkage program adalah untuk memperkuat pola perbankan nasional pada akhir tahun 2008. Program

hubungan antara pelaku perbankan syariah dengan percepatan pertumbuhan industri perbankan syariah pada

sektor usaha. Pada tahun 2007 telah dilakukan prinsipnya ditujukan pada sisi penawaran dan permintaan

replikasi linkage program berupa pelatihan pembinaan secara serentak.

UMKM bagi pengurus bank syariah, pegawai Pemda, dan LSM terkait di kota Cilegon dan Yogyakarta.

Program Penguatan Sisi Penawaran

Untuk meningkatkan keahlian SDM, baik dalam aspek

c. Menghimbau Pemerintah untuk terlibat aktif dalam syariah maupun aspek keahlian teknis lainnya, langkah

pengembangan industri perbankan syariah nasional. yang dilakukan adalah memberikan bantuan teknis berupa

Salah satu imbauan yang telah disampaikan kepada program sertifikasi direksi BPRS, upgrading pengurus

Pemerintah adalah agar memberikan kepercayaan bank syariah, dan penyusunan textbook Ekonomi Islam.

kepada bank-bank syariah untuk terlibat dalam Sepanjang tahun 2007 telah dilakukan program sertifikasi

pembiayaan proyek-proyek Pemerintah dan dalam direktur BPRS sebanyak 2 angkatan dengan total peserta

pengelolaan sumber-sumber dana Pemerintah di sebanyak 53 direktur serta program upgrading pengurus

perbankan syariah.

bank syariah dalam rangka memenuhi kebutuhan SDM office channeling. Di samping itu, untuk meningkatkan

d. Menyempurnakan ketentuan dan perundang- kualitas lulusan perguruan tinggi yang menjadi resource

undangan yang kondusif bagi perkembangan SDM bank syariah, telah selesai disusun textbook

perbankan syariah. Pada tahun laporan dilakukan Ekonomi Islam yang ditujukan untuk mendukung proses

pembahasan penyempurnaan ketentuan pajak pengajaran ekonomi, keuangan, dan perbankan syariah.

termasuk pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap produk yang berdasarkan prinsip jual

Untuk meningkatkan jaringan pelayanan perbankan beli. Selain itu, diupayakan pula penyelesaian RUU syariah, langkah yang dilakukan adalah mendorong

Perbankan Syariah dan RUU Surat Berharga Syariah pembukaan office channeling. Pada tahun 2007,

Negara (SBSN) yang merupakan langkah strategis pelayanan office channeling diperluas, bukan hanya

bagi perkembangan industri perbankan syariah di melayani kebutuhan masyarakat pada sisi pendanaan

masa depan.

tetapi juga sisi pembiayaan.

e. Mendorong pelaksanaan program voluntary sector. Untuk memperkaya produk jasa keuangan perbankan

Program tersebut dilakukan untuk meningkatkan syariah bagi masyarakat, langkah yang dilakukan adalah

potensi peran industri perbankan syariah dalam sektor menyusun buku kodifikasi produk perbankan syariah.

sosial melalui program Perbankan Syariah Peduli Terkait dengan upaya pengayaan produk tersebut, pada

Umat (PSPU) bekerja sama dengan lembaga-lembaga tahun 2007 telah disusun buku kodifikasi yang memuat

pengelola ZISWaf (Zakat, Infaq, Sadaqah dan Waqaf) informasi berbagai produk bank syariah yang telah

yang telah ada. Melalui program tersebut diharapkan tersedia di pasar domestik agar dapat menjadi referensi

keberadaan industri perbankan syariah akan lebih bagi bank-bank syariah dalam melengkapi produk-produk

diakui oleh masyarakat karena kemanfaatannya bagi jasa keuangannya.

masyarakat, khususnya bagi kelompok masyarakat ekonomi lemah. Pada tahun 2007 pengelolaan

Program Penguatan Sisi Permintaan

dana-dana sosial tersebut secara total meningkat Program ini dilakukan dengan upaya sebagai berikut.

Rp12,6 miliar menjadi Rp40,1 miliar, yang terdiri dari pengelolaan dana sosial berbasis ZIS sebesar

a. Menggalakkan program sosialisasi perbankan syariah. Rp33,3 miliar dan berbasis qardh (pinjaman) sebesar Program sosialisasi dilaksanakan melalui berbagai

Rp6,8 miliar.

forum dengan melibatkan berbagai pihak, baik praktisi,

138

139

indikator makroekonomi, seperti inflasi yang terkendali dan cenderung menurun, cadangan devisa yang cukup kuat dan pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Di sisi mikro, kinerja emiten juga membaik yang ditunjukkan oleh peningkatan keuntungan yang cukup besar terutama pada triwulan III–2007. Ekspektasi peningkatan keuntungan terus berlanjut, khususnya untuk emiten tambang dan pertanian, sehubungan dengan meningkatnya harga komoditas tersebut di pasar internasional. Membaiknya faktor makro dan mikro tersebut berhasil meningkatkan optimisme para pelaku pasar sehingga likuiditas pasar modal meningkat dari Rp1,8 triliun menjadi Rp4,3 triliun per hari.

Dari sisi eksternal, peningkatan kinerja pasar modal Indonesia dipengaruhi oleh sentimen positif di bursa saham internasional dan regional yang membaik. Walaupun pasar saham global pada tahun 2007 sempat digoncang oleh dampak subprime mortgage di AS, pecahnya bubble di China, dan peningkatan harga minyak dunia, namun langkah otoritas global dalam menangani krisis tersebut mampu mengembalikan optimisme para pelaku pasar sehingga indeks harga saham kembali meningkat. Penguatan indeks di bursa Amerika dan China yang turut mendorong peningkatan indeks regional seperti Hangseng dan Strait Times mampu memberikan angin segar kepada para pelaku pasar saham di Bursa Efek Indonesia sehingga IHSG kembali menguat dan mencapai level tertingginya (Grafik 9.9). Penguatan indeks juga didorong oleh Price Earning Ratio (PER) Indonesia yang masih menarik dibandingkan dengan beberapa negara emerging market di Asia.

Perkembangan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Lainnya