Prospek Ekonomi dan Arah Kebijakan Tahun 2008

Bab 12: Prospek Ekonomi dan Arah Kebijakan Tahun 2008

Di tengah gejolak yang mewarnai perekonomian global, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008 diprakirakan mencapai 6,2% atau melambat dibandingkan dengan tahun 2007. Di satu sisi, permintaan domestik berupa konsumsi rumah tangga dan investasi akan semakin berperan dalam menggerakkan roda perekonomian. Di sisi lain, peranan ekspor akan berkurang sebagai konsekuensi dari kondisi global yang kurang kondusif. Nuansa gejolak eksternal juga tercermin pada menurunnya surplus transaksi berjalan dan keseluruhan neraca pembayaran. Tantangan eksternal akan memberikan tekanan berat pada stabilitas makroekonomi dalam negeri. Tekanan tersebut diprakirakan akan terjadi pada sisi inflasi, sementara pergerakan nilai tukar rupiah diprakirakan tetap bergerak stabil. Peranan sinergi kebijakan moneter dan fiskal akan menjadi semakin penting dalam memitigasi dampak negatif gejolak eksternal terhadap prospek perekonomian. Bank Indonesia akan tetap konsisten mengarahkan kebijakan moneternya untuk mencapai sasaran inflasi guna mendukung kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Pemerintah akan tetap menjaga kesinambungan fiskal sembari berupaya memberikan stimulus fiskal. Selain itu, dalam upaya meningkatkan daya saing perekonomian, Pemerintah terus memperbaiki iklim investasi dan mendorong percepatan pembangunan infrastruktur. Langkah-langkah itu diharapkan tidak hanya memfasilitasi perekonomian untuk tumbuh lebih tinggi dan sehat, tetapi juga akan meningkatkan sisi penawaran dari perekonomian sehingga mendukung upaya pengendalian inflasi dalam jangka menengah-panjang. Di bidang perbankan, upaya peningkatan fungsi intermediasi perbankan dan penguatan kelembagaan perbankan tetap menjadi perhatian utama Bank Indonesia. Kebijakan itu akan disertai oleh kebijakan di bidang sistem pembayaran untuk mendukung peningkatan aktivitas perekonomian, efektivitas kebijakan moneter dan perbankan, serta menjaga stabilitas sistem keuangan.

Kinerja perekonomian pada tahun 2008 tidak terlepas dari beli masyarakat yang masih cukup tinggi. Dari sisi fiskal, prakiraan perkembangan ekonomi global yang kurang

pelaksanaan kebijakan tetap konsisten dalam koridor kondusif. Perekonomian global diwarnai oleh harga

utama, yaitu pengendalian defisit anggaran dan tetap komoditas dunia yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi

memberikan ruang bagi stimulus fiskal.

dunia diprakirakan melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebagai dampak dari krisis subprime

Dengan perkembangan global dan domestik tersebut, mortgage di AS. Meskipun dibayangi oleh tekanan

pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 diprakirakan inflasi yang meningkat sejalan dengan tingginya harga

sedikit lebih rendah yakni 6,2%. Dari sisi permintaan, komoditas, kebijakan moneter global cenderung longgar

perekonomian didukung oleh konsumsi swasta. sebagai upaya untuk mengatasi pelemahan ekspansi

Implementasi berbagai paket kebijakan investasi dan ekonomi dunia. Sejalan dengan hal itu, aliran modal asing

berjalannya proyek-proyek infrastruktur akan mendorong ke emerging markets, termasuk ke kawasan Asia Pasifik,

laju pertumbuhan investasi yang lebih tinggi. Optimalisasi pada tahun 2008 diprakirakan masih tetap tinggi. Di sisi

pengeluaran anggaran juga turut mendukung kegiatan domestik, pertumbuhan ekonomi didukung oleh nilai

investasi oleh Pemerintah. Di sisi lain, prakiraan tukar yang stabil, ketersediaan pembiayaan, serta daya

pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat akan

membaik. Sejalan dengan prospek ekonomi yang cukup meningkat pada tahun 2008 sejalan dengan meningkatnya

baik serta didukung oleh stabilitas sistem keuangan, permintaan domestik. Dari sisi sektoral, aktivitas

penyaluran kredit perbankan diprakirakan akan perekonomian diprakirakan meningkat pada sektor-

menunjukkan peningkatan. Kredit diprakirakan tumbuh sektor yang terutama terkait dengan kegiatan konsumsi.

sebesar 22%-24%, dengan dukungan penghimpunan Sektor industri pengolahan, sektor perdagangan,

dana masyarakat (DPK) yang meningkat sebesar 16%- hotel dan restoran, serta sektor pengangkutan dan

18% dari tahun sebelumnya. Kondisi dimaksud disertai komunikasi diprakirakan tetap menjadi kontributor utama

dengan perbaikan kualitas kredit, sebagaimana tercermin pertumbuhan ekonomi.

pada menurunnya NPL.

NPI tahun 2008 diprakirakan mencatat surplus yang Aktivitas perekonomian pada tahun 2008 masih cukup tinggi, meskipun menurun dibandingkan dengan

dihadapkan pada sejumlah risiko. Risiko terbesar terutama tahun 2007. Penurunan kinerja neraca pembayaran

bersumber dari eksternal berupa perlambatan ekonomi tercermin di neraca transaksi berjalan, dan transaksi

dunia yang lebih dalam, harga komoditas internasional modal dan finansial. Menurunnya surplus transaksi

yang lebih tinggi dari perkiraan, dan berlanjutnya gejolak berjalan disebabkan oleh menurunnya kinerja ekspor

di pasar keuangan dunia. Berbagai faktor tersebut nonmigas seiring prospek ekonomi global yang melambat.

berpotensi memberi tekanan pada anggaran Pemerintah, Sementara itu, penurunan surplus di transaksi finansial

kondisi neraca pembayaran, dan perekonomian secara terkait dengan menurunnya arus modal portofolio.

keseluruhan. Dari sisi domestik, tantangan perekonomian bersumber dari lifting minyak yang lebih rendah dari

Nilai tukar rupiah diprakirakan terjaga stabil. Sejalan prakiraan dan masalah-masalah di level mikro yang dengan kinerja neraca pembayaran yang masih cukup

menghambat perbaikan iklim investasi serta menahan solid, dan didukung oleh konsistensi, kehati-hatian,

percepatan proyek infrastruktur. Belum optimalnya dan keselarasan pengelolaan kebijakan makroekonomi,

respons kebijakan berpotensi menurunkan pertumbuhan nilai tukar rupiah selama tahun 2008 diprakirakan tetap

ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Berbagai kondisi bergerak stabil. Imbal hasil investasi dalam rupiah yang

tersebut ditambah dengan kondisi infrastruktur yang tetap menarik dibandingkan dengan negara-negara di

belum memadai, terganggunya pasokan barang dan kawasan mendorong aliran masuk modal asing. Terkait

distribusi kebutuhan pokok berpotensi meningkatkan dengan hal tersebut, keseimbangan antara pasokan dan

inflasi. Apabila risiko tersebut tidak tertangani dengan permintaan di pasar valas diprakirakan tetap terjaga.

baik, pertumbuhan ekonomi akan lebih rendah dari yang diprakirakan. Sementara inflasi berpotensi lebih tinggi

Inflasi IHK pada tahun 2008 diprakirakan mengalami

dari prakiraan.

tekanan berat yang terutama berasal dari faktor eksternal. Gejolak eksternal diprakirakan mendorong meningkatnya

Sinergi kebijakan antara Pemerintah dan Bank Indonesia tekanan imported inflation. Selain itu, tekanan inflasi

akan lebih diintensifkan untuk menjawab tantangan di diprakirakan juga bersumber dari meningkatnya

atas. Kebijakan fiskal secara konsisten akan diarahkan ekspektasi inflasi. Namun, peningkatan tekanan inflasi

untuk menjaga kesinambungan fiskal dengan tetap tersebut diprakirakan dapat diredam oleh stabilnya

memberikan stimulus bagi perekonomian. Kebijakan nilai tukar. Di kelompok administered, tekanan inflasi

moneter secara konsisten akan diarahkan pada upaya diprakirakan tetap rendah sejalan dengan komitmen

untuk mencapai sasaran inflasi jangka menengah. Sinergi Pemerintah untuk tidak menaikkan harga kelompok

kebijakan tersebut akan menumbuhkan kepercayaan administered yang strategis. Sementara itu, tekanan inflasi

pelaku ekonomi pada terjaganya kestabilan makroekonomi di kelompok volatile food diprakirakan masih cukup tinggi

yang menjadi modal utama untuk mencapai pertumbuhan walaupun cenderung menurun. Secara keseluruhan,

ekonomi berkelanjutan. Di bidang perbankan, Bank pencapaian sasaran inflasi tahun 2008 diprakirakan akan

Indonesia akan terus melanjutkan program konsolidasi menghadapi sejumlah tantangan, terutama dari faktor

untuk mewujudkan perbankan yang sehat, kuat dan eksternal. Inflasi diprakirakan mencapai 6,0%-6,5%

kompetitif, seraya berupaya untuk terus meningkatkan dengan kecenderungan mencapai batas atas prakiraan.

fungsi intermediasi perbankan. Di bidang sistem Hal ini sejalan dengan usulan Pemerintah pada RAPBN-P

pembayaran, kebijakan sistem pembayaran baik tunai 2008 untuk menggunakan asumsi inflasi 6,5% atau lebih

maupun nontunai, diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tinggi dari target inflasi yang ditetapkan pemerintah.

masyarakat, mendukung efektivitas kebijakan moneter dan perbankan, serta menjaga stabilitas sistem keuangan.

181

182

Beberapa Asumsi Dasar